Khahlil gibran pernah berkata "orang yang paling kita sayangi itu berada dalam posisi yang tepat untuk menyakiti hati kita" dan itu adalah yang dirasakan Rey saat ini. meski Rey menahan apapun yang ada dipikirannya. Rey merasa heran kenapa selama ini dia tidak pernah berani nembak Shella dan malah menunda nunda, itu kesalahan terbesar Rey, sehingga Rey membiarkan air hujan menimpa dirinya, bagaikan hukuman atas keraguan yang tinggi
efeknya sekarang Rey pun terkena demam, seharian dia cuman tiduran dikamarnya. Rey bermimpi. mimpi yang sangat jauh dia bermimpi berdiri disebuah lapangan dalam kondisi yang lemah dan kebingungan
lalu seseorang datang mendekatinya. awalnya Rey tidak menyadari siapa dia, tapi semakin lama wajahnya tampak semakin jelas. itu Rasyid.... dengan senyum menyeringai, meledek Rey. dia merasa menang dan lebih layak jadi pacar Shella. Rey cuma terdiam, menyadari posisinya
"mulai sekarang, lupain Shella karena apa yang kamu pertahankan semuanya percuma..."
"justru apa yang kamu punya saat ini semuanya percuma, karena ini bukan akhir" bantah Rey
Rasyid yang selalu merasa dirinya sempurna dan tidak terkalahklan tersulut emosinya, ia merasa tersinggung dengan ucapan Rey yang menurut Rasyid, Rey tidak ada apa apannya dibanding dia.
sebuah pukulan mendarat di wajah Rey, membuat Rey jatuh tersungkur. belum sempat Rey bangkit Rasyid sudah kembali menendang tubuh Rey. Rasa sakit dirasakan Rey. dalam tidurnya Rey mengerang lalu menatap bayangan yang Rasyid semakin memudar
semakin lama bayangan Rasyid semakin memudar dan menghilang berganti dengan sosok wajah Shella yang selalu Rey rindukan. sosok itu tersenyum memberi kekuatan baru pada Rey
lalu Rey berkata "berhentilah mencari dan mulailah menunggu. biar aku yang akan menemukan mu"
Rey tersentak dan kemudian ia merasakan dirinya tersedot kedalam gumpalan putih yang perlahan mengembalikan kesadarannya. Rey terbangun, hal yang pertama kali Rey lihat saat membuka matanya adalah mamahnya
"udah bangun?" ucapnya sambil mengusap kepala Rey, demamnya sudah mulai turun "tadi ada dua orang temen perempuan kamu dateng kesini, namanya Chaca sama Ines. tapi kamu lagi tidur. dia cuma nitip surat aja" ucap mamah Rey sambil memberikan secarik kertas pada Rey yang langsung dibaca oleh Rey
"kita udah denger dari Nizar dan Iyas. jangan terus terpuruk Rey, masih banyak warung mie yamin yang perlu kamu coba...dan soal Shella cinta itu ga harus memiliki mungkin Shella pacaran sama Rasyid tapi kita berdua sebagai temennya tau kalo perasaannya buat kamu. masih ada kesempatan Rey"
ga disangka kata kata itu biki hatinya sejuk, dan Rey punya semangat baru
***
keesokan paginya Rey gamau memulai harinya dengan kesedihan. sedih ataupun senang kan cuma beda kaitannya aja. maka pagi itu ketika semilir angin pagi mengelus wajahnya dengan sejuk, Rey tampak berangkat sekolah dengan motornya. senyumnya penuh harapan. Rey bersyukur merasakan semuanya dalam usia produktifnya. dia berusaha menerima bahwa sekarang Shella sudah berpacaran dengan Rasyid
ya..Rasyid memang lebih keren. lebih tegap dan jadi idola ciwi ciwi, tapi Rey ga peduli. pagi itu Rey malah membawa pot bunga buat Shella. Shella masih tetap menjadi kecengan abadinya dan Rey tau bnar Shella suka banget sama tumbuhan.
Rey tau Shella sudah menjadi milik Rasyid, tapi Rey tetep sayang sama Shella. cintannya sama Shella hidup terus, hijau terus, tumbuh terus, seperti tumbuhan yang dibawanya
'mencintai pacar orangkan boleh boleh saja. ngga dosa, ga ada yang ngelarang. soal ngelarang orang mencintai orang lain itukan sama saja melanggar hak asasi manusia, sama saja dengan pelanggaran HAM. tanpa terasa Rey sudah sampai disekolahan
Rey menemui Shella di kelasnya dengan wajah penuh senyum lalu meneyerahkan pot yang dibawanya pada Shella, Shella yang lagi sibuk nulis jadi kaget tiba tiba ada pot di depannya
"buat kamu Shell"
"ohh makasih Rey" Shella bangkit lalu membawa pot itu ke meja guru. Rey buru buru menahannya
"Eh Shell jangan ditaro disitu, itu khusus buat kamu, jadi simpen di rumah kamu aja. jadi nanti tiap nyiram pohon itu kamu selalu inget sama aku" ujar Rey sok puitis
Shella tertawa renyah "gausah nyiram bunga juga aku selalu inget kamu kok..."
Senyum Rey langsung mekar ia langsung kegeeran. tapi ternyata omongan Shella belum selesai "....inget kalo kamu suka ingkar janji" senyum Rey mendadak kuncup. semangatnya langsung lemes
***
siang itu ketika bel sekolah. Rasyid sedang celingukan mencari Shella di koridor sekolah, ga salah lagi banyak banget mata cewek cewek yang mandangin Rasyid. ketika dilihatnya Shella berjalan pulang sendiri, Rasyid langsung nyusul Shella dan menarik tangannya dengan keras
"Shell mau kemana? tungguin dong. kitakan pacaran, ayok pulangnya aku anterin"
tarikan tangan Rasyid bikin pot yang di pegang Shella jatuh dan pecah. Shella kaget dan menjerit, Rey yang sejak tadi memperhatikan Shella langsung menoleh kearah mereka dan langsung ikut kaget ngeliat potnya pecah.
"ups sorry Shell" ujar Rasyid ga enak. Shella membungkuk memungut tanaman itu dari pot yang pecah "gapapa masih bisa dibawa pake kantong plastik kok"
"ngapain repot repot? bikin kotor aja. entar aja aku beliin. mau yang kaya gimana sih?" ujar Rasyid sambil memungut sisa pot yang berserakan. dan dengan kasarnya langsung membuang pot itu ke tong sampah. setelah itu Rasyid menepuk nepuk tangannya yang kotor. lalu menggandeng Shella pulang
Shella masih menoleh melihat tanamannya yang di buang ke tong sampah dengan rasa bersalah. tapi Rasyid keburu menarik tangannya keluar dari situ.
setelah Shella pergi, Rey mendekat ke tong sampah dan melongok kedalamnya. tanaman yang dibawanya dengan penuh cinta kini hancur lebur tak berbentuk
Setelahnya Rey langsung mengejar Shella dan Rasyid
"Shella pot bunga nya" seru Rey
Shella dan Rasyid menghentikan langkahnya lalu berbalik ke arah Rey, dengan gelagapan Shella berkata "eung...pot bunga nya tadi di titipin sama Chaca. Soal aku ada perlu dlu" Shella pun berbohong
Rey jadi ga tahan, melihat cewek cantik itu berbohong
"Shell, kenapa sih kamu harus boong?" Shella diam. Kaget. Ternyata Rey tau juga, pot nya hancur.
Saat itu Rasyid langsung mengajak Shella pulang. Shella langsung buru buru pamit sama Rey, dan segera pergi bersama Rasyid
"Entar aku kasih lagi yaaa!!" Teriak Rey
Shella berbalik melihat Rey. Rey tersenyum lebar dan melambaikan tangannya pada Shella dan Rasyid
Mudah mudahan Chaca dan Ines benar. Bisa saja Shella pacaran sama Rasyid tapi Rey yakin di dalam hati Shella masih tersimpan satu perasaan untuk Rey
KAMU SEDANG MEMBACA
The memories?
Fiksi Remaja"tempat dimana kita akan bertemu kembali adalah tempat dimana kita pertama kali bertemu" -Mreyharinur "ditempat ini... mari kita kenang masa silam dimana kita pernah menulis cerita pada lembar lembar buku yang masih kosong. saat kita menulis cerita...