CLBK?

144 2 0
                                    

Malam semakin pekat, suasana balkon tampak gelap dan berantakan. Tapi Rey masih duduk disana. Menatap meja yg dari tadi ia hias, namun sekarang berantakan. Bahkan lilin lilin yg tadi ia tata, padam tertiup angin. beberapa lilin dan bunga penghias meja, tampak jatuh menimpa makanan yg tersaji di meja....

Suasana hati rey semakin tidak karuan. Tatapannya kosong. Sedih bercampur marah. Sesekali ditatapnya pintu yg menjadi jalan shella pergi...
Beberapa saat yang lalu, gadis itu masih disini. Bahkan wangi parfumnya pun masih tertinggal. Masih bisa Rey hirup bersama oksigen yg masuk ke paru parunya...
Mengingat hal itu, hati Rey sakit...jantungnya seakan di remas. Shella sudah pergi...

"Rey...." Sebuah tangan halus menyentuh bahunya, menyadarkan Rey dari lamunannya. Rey menoleh, tampak mamahnya berdiri disampingnya.

" Mamah denger semuanya...." seru mamahnya Rey sambil duduk di hadapan Rey. Rey cuma diam.

"Mamah tau kamu kecewa..." Lanjut mamah Rey "tapi sebelum kamu marah, harusnya kamu denger dulu penjelasan shella. Karena bisa aja itu semua kesalah fahaman."

Rey yg dari tadi diam, mulai berkata... "Salah faham dari mananya mah..?"

Mamah Rey tersenyum lembut, lalu digenggamnya tangan anak kesayangannya

"Mungkin Shella berbohong karena dia ga mau nyakitin kamu..."

"Kok mamah malah belain Shella sih mah...?" Potong Rey cepat. Lagi lagi mamah Rey tersenyum

"Mamah ga bela siapapun disini. Tapi kalau kalian saling mempertahankan ego...ya ga bakalan ada titik temu...." Bantah mamahnya "coba kamu fikirin Rey, dulu kamu juga sering ngecewain Shella, yg akibatnya ada Rasyid diantara kalian....dan sekarang, saat kalian nemu jalan buat sama sama...justru malah kamu yg kecewa sama shella....sampe kapan kalian mau egois...?"

Rey diam. Mencoba mencerna apa yg dibilang mamahnya.

"Mamah tadi denger kamu bilang 'tanpa shella, kamu masih tetep bisa hidup'. Kamu bener Rey...tanpa shella kamu juga bisa hidup. Tapi apa hidup kamu bakalan sama dengan kalau ada shella disamping kamu...?"

Rey tercekat. Diam diam membenarkan mamahnya.

"Kamu yakin, bisa suatu saat ketemu shella, tapi seolah kaya orang yg ga saling kenal...? Atau gimana perasaan kamu kalau suatu saat kamu liat Shella pacaran lagi sama orang lain...? Mungkin kamu tetep bisa hidup, tapi apa kabar dengan hati kamu...???"

Mamahnya benar, Rey ga akan sanggup kalau hal itu terjadi lagi. Ngebayanginnya aja, sudah cukup bikin hati Rey sakit seolah diremas remas.

" Ayo kejar Shella, Rey! Kalian masih punya kesempatan buat mulai semuanya dari awal...."

Tanpa nunggu lama, Rey langsung bangkit. Dan setengah berlari meninggalkan mamahnya yg tersenyum melihat tingkah anaknya...
Sampe di pintu balkon, Rey berbalik sambil tersenyum...
"Mah...doain Rey yaaaaa "

*****

Motor Rey berputar putar di jalanan. Menembus angin malam yg dingin.
Tadi Rey ke rumah Shella, tapi Shella ga ada di rumah. Dia masih belum pulang. Terus...pergi kemana dia...?

Rey semakin cemas. Dia tau, tadi Shella pergi dengan sedih. Rey terus berfikir, dimana tempat yg mungkin bisa shella datangi....

Itu Shella ....pekik Rey dalam hati, ketika melihat gadis itu sendirian, duduk di atas ayunan disebuah taman bermain yg terletak di depan basecamp IPK. Setelah memarkirkan motornya.

Sementara Shella....gadis itu diam diam masih menangis. Shella ga nyangka banget, beberapa menit yg lalu, Rey bikin Shella ngerasa jadi perempuan paling bahagia di dunia. Tapi semua itu hancur dalam sekejap...

The memories?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang