"Cwit, cwit, ada gosip."
Jamal mengangkat kepalanya, mengerutkan alis memandang pemuda yang entah sejak kapan sudah ada di depannya. Dua detik kemudian ia tertawa, "cosplay jadi Satria lo?" ejeknya.
Sidiq menyengir lebar. Ia kemudian sedikit memajukan diri, "katanya ada yang sekelas sama mantannya dan ada bau-bau cinta lama bersemi kembali, soalnya sering kelihatan bareng akhir-akhir ini. Terus katanya lagi, si cowok bertepuk sebelah tangan karena si cewek udah punya pacar." ocehnya panjang lebar.
"Wah, kek cerita novel ya?" sahut Jamal ringan.
Sidiq jadi berdecak kecil. Ia memandang Jamal malas, "itu lo kan? Sama siapa dah itu, em.... Ning... eh Ning apa deh?"
"Nang ning ning nang eu,"
Sebuah suara terdengar membuat Sidiq dan Jamal menoleh.
Ada Wawan —adik kelas mereka— yang baru saja datang, duduk di sebelah Sidiq kemudian menaruh sepiring nasi goreng dan segelas es teh ke atas meja.
"Istirahat bukannya makan malah ngegosip, ckck." ucap Wawan menggeleng kecil kemudian mulai menyendokkan nasi ke dalam mulutnya.
"Tumben lo sendirian?" tanya Sidiq menoleh pada Wawan.
"Geng lo mana?" tanya Jamal menopang dagu dengan tangan menyiku di meja.
Wawan menelan makanannya sejenak kemudian menyahut, "Jihan sama Jeje gak tau ke mana, Hartono sibuk sama pacarnya, Didin ya gitu tebar pesona ke adkel." ceritanya mencurahkan isi hati ditinggal sendirian.
Sidiq dan Jamal kompak ber-oh ria. Sidiq kemudian menepuk pelan punggung Wawan. "Yaudah lo makan aja biar nanti di kelas gak gigitin gantungan donat lo." ucapnya yang disambut anggukkan setuju Jamal.
Wawan jadi mencibir, "gak gitu juga." prosesnya tidak terima. "Lanjut ngobrol aja, gue ke sini biar gak kelihatan ngenes amat." ucapnya tenang sambil kembali mengambil sesuap nasi goreng lagi, kemudian mengunyah sambil menatap dua pemuda itu dengan polos.
Sidiq kembali menoleh pada Jamal, "jadi Ning apa?"
Jamal menggerakkan kepala pada Sidiq kemudian menipiskan bibir, "Ningsih, susah banget keknya namanya?"
"Nah iya, Ningsih!" seru Sidiq menjentikkan jari nya, "Bener clbk?"
"Hoax," jawab Jamal tenang masih menopang dagu, "Denger dari siapa? Pasti Satria."
Sidiq menggeleng, "Bukan."
"Jihan?" sahut Wawan ikut menebak.
"Bukan juga. Pokoknya ada deh yang ngasih tau," ucap Sidiq melihat kedua tangan di atas meja, "beneran hoax atau lo yang boong?" tanyanya memicingkan mata pada Jamal.
"Aelah, bang Jamal kan masih belum bisa move on dari bang Satria." ledek Wawan membuat Jamal melirik malas.
"Cari cewek dong, Mal. Lo tuh keseringan bareng Satria, gak pernah deket sama cewek sampe dikira belok tau gak?" ucap Sidiq kemudian menggeleng kecil.
Jamal mendengus, "males. Tunggu Satria putus aja,"
Uhuk!
Wawan langsung tersedak. Buru-buru Sidiq menyodorkan gelas es teh yang dengan cepat Wawan terima dan diteguk hingga setengah.
"Gobs, bisa-bisa nya lo ngomong gitu depan sepupu ceweknya Satria!" kata Sidiq melotot.
Jamal mengangkat bahu, sama sekali tak merasa berdosa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall Back ✔
FanfictionTentang pertemuan dengan seseorang yang tau banyak dengan masa lalunya. Pertemuan yang membuat mereka kembali berteman, lama-kelamaan berubah ke arah yang berbeda. 12.5.23 - 1.6.23