#LANGIT CERAH

28 10 1
                                    

07.28

Jamal melirik jam di ponselnya, menoleh ke belakang kemudian beralih ke pintu kelas.

Pemuda itu menipiskan bibir, masih tidak ada tanda kedatangan orang yang ia tunggu-tunggu itu. Ia kemudian membuka aplikasi chat dan mencari satu kontak.

Room Chat - Ningsih

Jamal : udah mau bel lo di mana?

Jamal : Ningsihhh

Jamal menghela nafas pelan melihat chatnya hanya mendapat centang satu. Ia kamudian menutup roomchat, berganti ke roomchat lain.




08.33

Room Chat - Ningsih

Ningsih : mampus gue kesiangan aaaaaaa

Ningsih : kasih tau kalo gue sakit ya jangan alpha T^T

Jamal : yeu gue kirain kenapa gak masuk

Jamal : lagi jamkos nih

Jamal : guru-guru pada lagi males ngajar kali

Ningsih : eh beneran?

Ningsih : yaudah gue siap-siap ke sekolah

Ningsih : eh tapi sampai kapan ini jamkosnya?

Jamal : sampai istirahat pertama 

Ningsih : oke masih keburu!

Jamal : mau gue jemput gak?

Ningsih : hah

Ningsih : lo kan di sekolah?

Jamal : bisa ijin keluar

Jamal : gimana?

Ningsih : boleh banget woi

Jamal : yaudah cepet siap-siap

Ningsih : yes sir!

***

Satria : jmks smp jm 11 jd snt j

Jamal mengernyitkan keningnya. Ia kemudian menggerakkan jari mengetikkan chat bertanya kenapa tiba-tiba waktu jamkos diperpanjang.

"Jamal!"

Pemuda tampan itu mengangkat kepala, kemudian mendapati Ningsih yang berlari kecil ke arahnya.

"Ayo, bentar lagi udah mau jam istirahat!" seru Ningsih menepuk-nepuk punggung Jamal.

Jamal memasukkan ponsel ke saku celana abu-abunya, kemudian tertawa kecil melihat Ningsih yang tampak sangat tergesa-gesa.

"Santai aja, Ningsih. Jamkos sampai jam 11," ucap Jamal tenang sambil menyalakan mesin motornya.

"Eh? Kata lo tadi sampai jam istirahat pertama selesai?" tanya Ningsih mengernyit.

"Awalnya gitu, tapi barusan Satria ngabarin kalo jamkos sampai jam 11." kata Jamal menjelaskan singkat. Ia kemudian menoleh pada Ningsih, "Ayo naik."

Ningsih mengerjap pelan kemudian jadi manggut-manggut kecil. Berikutnya ia naik ke atas motor Jamal.

"Pegangan." ucap Jamal sebelum menjalankan motornya.

Ningsih mengangguk kecil kemudian berpegangan pada ujung seragam Jamal.

"Lo pasti belum sarapan kan?" tanya Jamal.

"Iya, belum!" jawab Ningsih agak mengeraskan suara supaya Jamal bisa mendengarnya.

"Mau mampir dulu gak?"

"Gak usah, makan di kantin aja nanti kalo masih ada waktu," balas Ningsih.

"Beneran?" tanya Jamal memastikan.

"Iya," ucap Ningsih yakin.

"Yaudah."

Hening untuk beberapa saat sampai akhirnya Ningsih teringat sesuatu.

Ningsih agak mendekatkan kepalanya ke arah Jamal, "Kita gak dikasih tugas?" tanyanya mengingat guru biasanya memberikan tugaa jika jamkos. Apalagi jamkos se-lama ini.

"Untungnya nggak," sahut Jamal.

Ningsih langsung ber-oh ria juga merasa lega. "Tumben banget? Biasa bu Dina kan paling suka ngasih tugas." ucapnya tak percaya.

"Iya kan? Tapi beneran gak ada kabar tugas sama sekali." sahut Jamal juga tak menyangka, "Ini jamkos juga gak tau dalam rangka apa, tiba-tiba aja jamkos."

Gadis berambut merah itu mengangguk kecil mengerti, "Tapi berkat itu gue jadi gak alpha." katanya menyengir kecil.

Jamal tertawa pelan, "Iya, lo beruntung."

Ningsih sedikit mengangkat wajah, memandang ke langit yang cerah. Gadis itu kemudian tersenyum kecil.

Walau paginya sedikit buruk, ia harap hari ini harinya akan se-cerah langit pagi ini.

Fall Back ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang