Group Chat - JJJJ (4)
Jinan : Jeje stop jadi pebinor
Jihan : SIAPA BINI SIAPA
Jamal : gapapa Je gue dukung
Jeje : hadeh susah banget jadi cowok ganteng
Jeje : bang Ajun napa sensi banget deh?
Jeje : diputusin baru tau
Jamal : mantap kali ini gue di tim lo Je
Jihan : tau tuh
Jinan : JEJE YA GUE BILANGIN GAK USAH MAIN API TERUS LO TUH SUKA BANGET RUSAK HUBUNGAN ORANG ANJIR
Jamal : weis santai
Jinan : lo gak usah jadi pendukung Jeje terus Mal
Jeje : lo gak usah belain Ajun terus bang
Jeje : temen lo itu agak gob—
Jihan : HEH
Jeje : ampun
Jamal : oh ternyata Jihan masih nganggep Ajun pacar
Jinan : mpus
Jamal : ah gak asik
Jamal : coba lo iyain Han kalo bang Ajun emang gobl
"BA!"
Jamal yang sedang bersandar di pilar jadi terloncat kaget dengan ponsel yang hampir melayang, untung saja berhasil ia tahan.
Masih dengan wajah terkejutnya, pemuda itu menoleh ke belakang kemudian melebarkan mata.
Garis wajah pemuda itu mengendor dengan bahu yang menurun, "Astaga Ningsih..." ucapnya menelan kembali umpatan yang hampir lolos dari mulutnya.
Gadis itu membekap mulutnya dengan telapak tangan. Bahu gadis itu bergetar karena menahan tawa.
"Gila... ekspresi lo.... lucu banget, pft—"
Jamal berdecih, kemudian mengantongkan ponselnya ke saku celana, "Coba kasih aba-aba kalo datang?" ujarnya kesal sambil mengusap-usap dada nya.
Ningsih terkikik, "Ya maaf, tapi tadi beneran lucu banget," ledeknya kemudian kembali tertawa geli.
Jamal mendengus, melirik sebal Ningsih. Samar ujung bibir pemuda itu sedikit tertarik ke atas. "Lo ke sini cuman mau ngetawain gue?" tanyanya tak tahan.
Gadis berambut merah itu mengibaskan tangan di depan wajah, mencoba menenangkan diri. "Nggak, gue mau nanya sesuatu," kata Ningsih agak terbata, masih merasa geli.
"Tanya apa?"
Ningsih mengambil ponselnya, menyalakannya kemudian menunjukkannya pada Jamal. "Lo tau gak ini siapa?"
Jamal menatap foto yang muncul di layar ponsel Ningsih, garis wajah perlahan mengendor berubah menjadi datar.
"Sengaja banget nunjukin foto itu ke gue?" ucap Jamal datar.
Ningsih jadi mengernyit, "Loh kenapa? Gue beneran gak tau ini siapa." katanya membela diri. "Di sini kan ada Satria, jadi gue kira lo tau. Lagian lo juga ada di foto kan?"
Jamal menghela nafas pelan, "itu Alena pacarnya Satria." jawabnya dengan nada malas.
Kenapa ia harus diperlihatkan foto itu? Foto di mana Satria menatap Alena dengan penuh kehangatan, Alena yang tersenyum lebar menunjukkan sesuatu pada Satria, dan Jamal di depan Satria yang memandang keduanya dengan tawa palsu.
Jamal jadi teringat kembali kejadian hari itu.
"Ohhhh pacarnya Satria?" kata Ningsih ber-oh ria sambil menarik kembali ponselnya. Gadis itu jadi mengangguk-angguk kecil, "Kok muka nya berubah-ubah terus sih?"
Jamal menipiskan bibir, mencoba menguasai diri. "Ingatan lo aja yang payah." ledeknya berubah menyebalkan.
Ningsih menoleh kemudian mencibir, "Nggak ya?" elaknya melotot sebal pada Jamal.
Jamal tertawa jemudian mengusap kasar wajah Ningsih, membuat gadis itu termundur. "Udahkan? Gue mau ke perpus,"
"Wih, tumben?" tanya Ningsih tak percaya dan di saat bersamaan juga kagum pemuda itu tiba-tiba ingin pergi ke perpustakaan.
"Yoi, kan udah mau ujian." ucap Jamal tenang, "Duluan ya." pamitnya kemudian berjalan melalui Ningsih.
Ningsih memutar tubuh kemudian tersenyum, "Semangat belajarnya kak Jamal!" teriaknya mengejek.
Jamal sedikit menengok ke belakang kemudian memasang ekspresi jelek mengejek, membuat Ningsih tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall Back ✔
Fiksi PenggemarTentang pertemuan dengan seseorang yang tau banyak dengan masa lalunya. Pertemuan yang membuat mereka kembali berteman, lama-kelamaan berubah ke arah yang berbeda. 12.5.23 - 1.6.23