Jamal duduk di pinggir lapangan. Mata nya sedari tadi masih memandang ke arah koridor, dengan bahu yang sedikit menurun.
Pemuda itu jadi menghela nafas berat.
"Itu kan cewek barunya Satria?"
Jamal terperanjat kecil, langsung menoleh dengan mata melebar kaget melihat Ningsih entah sejak kapan sudah duduk di sebelahnya.
"Udah putus toh sama Della? Kapan putusnya?" tanya Ningsih menoleh pada Jamal dengan mata berbinar kepo.
Jamal melengos pelan, kembali memandang ke koridor. "Tahun lalu." jawabnya singkat.
Ningsih jadi manggut-manggut kecil, "terus kapan pacaran sama yang baru?"
"Tahun lalu."
"Eh buset cepet banget dia udah pacaran sama yang baru?" seru Ningsih refleks, "kasihan ya lo gak ada kesempatan sama sekali."
Jamal hampir saja mengumpat. Sudah ia duga Ningsih akan menyambungkan ke arah itu. "Capek deh, kenapa pada suka bahas itu sama gue?" ucapnya malas.
Gadis dengan rambut merah terang itu jadi tertawa kecil, "serius lo nanya gitu? Banyak yang nebak lo tuh belok karena bareng Satria terus. Gak tau aja mereka kalo itu fakta."
"Berisik Ningsih."
Ningsih tertawa lagi, telapak tangan kanannya terangkat menutupi mulutnya. "Kok bisa deh lo setia banget? Dari SMP pula." tanyanya tak habis pikir.
"Gue juga gak tau, jangan tanya gue." jawab Jamal malas-malasan.
Ningsih terkekeh melihat reaksi Jamal. Gadis itu kemudian menggeleng kecil, "Gue lihat Satria sama pacarnya itu serasi. Cocok aja gitu,"
"Iya iya gue juga tau, gak usah diperjelas." balas Jamal agak sewot.
Gadis berambut merah itu tersenyum kecil, menyikut pelan lengan Jamal. "Santai elah sensi amat," godanya.
Jamal mendengus, tak banyak merespon.
"Jamal."
Jamal dan Ningsih kompak menoleh ke belakang. Jamal melebarkan mata, langsung berdiri membuat Ningsih menipiskan bibir menahan tawa.
"Kenapa?" tanya Jamal pada Satria yang barusan memanggilnya.
Satria agak memiringkan kepala melirik Ningsih, kemudian kembali memandang Jamal. "Dipanggil bu Siska." Ujarnya singkat.
Jamal mengangkat sebelah alisnya, "Ngapain?"
Satria mengangkat bahu, tanda tidak tau.
Jamal agak memajukan bibirnya sambil mengangguk kecil. Ia kemudian menoleh pada Ningsih, "Duluan." pamitnya.
Ningsih menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Ia memandangi Jamal dan Satria yang berjalan berdampingan, kemudian menggeleng kecil.
"Terjebak cinta terlarang..."
Walau sebenarnya Ningsih tau perasaan Jamal yang sesungguhnya. Perasaan Jamal pada Satria bukanlah perasaan 'suka' yang romantis, melainkan ke arah persahabatan.
Hanya karena dulu Satria satu-satunya orang yang bersama dan membantunya di saat pemuda itu sedang kesulitan, Satria jadi punya tempat tersendiri bagi Jamal.
Sayangnya, Jamal salah mengartikan perasaan itu. Karena itu jugalah hubungan Jamal dan Ningsih berakhir putus dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall Back ✔
Fiksi PenggemarTentang pertemuan dengan seseorang yang tau banyak dengan masa lalunya. Pertemuan yang membuat mereka kembali berteman, lama-kelamaan berubah ke arah yang berbeda. 12.5.23 - 1.6.23