Unsolvable

1K 167 46
                                    

The song "in my mind" depict what Hinata really feels right now.

Characters? Not mine.

.
.
.

"Hinata, kau yakin?"

Lelaki itu bertanya dengan lembut, tak ada nada memaksa atau bahkan mengemis untuk dikasihani.

"Aku menghargai niat baikmu, Toneri. Terima kasih atas segala perhatian dan bantuan yang kau berikan selama ini. Tapi maaf, aku tak bisa... Untuk saat ini aku hanya ingin fokus untuk keluargaku, terutama Itachi," jawab Hinata.

"Aku mengerti..."

"Maafkan aku..."

"Tidak, kau tentu lebih tahu apa yang terbaik untukmu. Namun jika kau berubah pikiran... aku selalu di sini..."

Tautan tangan tak terlepas. Di luar sebuah kedai kopi sederhana. Lelaki terdekat dengannya selalu dapat bersikap dewasa. Naruto, Shisui, kini Toneri. Harusnya ia jatuh cinta dengan karakter seperti itu. Penuh perhatian, lembut, tidak egois seperti...

"Dokter Otsutsuki. Tak kusangka bahwa kita akan bertemu di sini," ucap seseorang di belakang Hinata.

Tautan tangan seketika terlepas. Terkesan seperti pasangan selingkuh yang tiba-tiba kepergok menyeleweng. Hinata memejamkan mata erat, menghela napas panjang. Sama sekali tak menengok ke belakang karena malas. Sasuke terlalu berada dimana-mana. Ditambah ia tak suka dengan ekspresi terkejut Toneri saat ini ketika melihat Sasuke. Seakan dibenarkan bahwa mereka sedang berselingkuh, padahal tidak sama sekali. Hinata adalah wanita single tak terikat hubungan suci dengan siapapun.

"Anda ada urusan dengan istri saya? Urusan penting yang membuatnya hingga tega meninggalkan putra kami yang baru lahir?" ucap Sasuke dengan nada tak suka. Tak tanggung berkomentar pedas terhadap apa yang baru saja ia saksikan.

Toneri mengernyit geli. "Mohon maaf Dokter Uchiha. Kita semua tahu bahwa nona Hyuuga Hinata adalah wanita bebas dan tak terikat oleh siapapun."

Toneri menekankan nama belakang Hinata untuk memperjelas bahwa apa yang dilakukannya tak salah.

Memang tak salah. Nyata dan benar, dan Sasuke amat membenci fakta itu. Bahwa Hinata sudah tak terikat dengannya sehingga bebas menjalin hubungan dengan siapapun tanpa persetujuannya.

"Dan saya rasa kurang bijak, secara tak langsung menyebut bahwa Nona Hinata adalah wanita tak bertanggung jawab terhadap putranya. Padahal beliau hanya pergi sebentar untuk membeli kebutuhan. Menyelesaikan urusan pekerjaan sebentar, dan nanti juga akan segera kembali ke rumah. Beliau wanita hebat, bukan? Wanita mandiri, padahal sebenarnya ada lelaki yang bisa bertanggung jawab penuh terhadap beliau," Toneri berucap panjang lebar.

Tak kuasa menahan emosi, Sasuke beranjak, meremas kerah baju Toneri sehingga terangkat dari posisi duduknya. Harga diri merasa dicoreng, sumbu pendek mendominasi.

Membuat Hinata reflek berdiri, hendak melerai mereka berdua.

"Kau menyindirku?! Kau secara tak langsung menyindirku karena lari dari tanggung jawab?!"

"Sasuke jangan buat aku malu!"

Hinata berusaha menarik tangan Sasuke dari Toneri namun cukup sulit.

"Mengapa anda tersinggung? Padahal saya membicarakan diri saya sendiri. Saya bisa dan sanggup bertanggung jawab terhadap wanita ini, putranya bahkan keluarganya. Namun sayangnya ditolak," ucap Toneri. Benar-benar membuat Sasuke merasa malu. "Maaf, sekali lagi bukan tentang anda, Dokter Uchiha."

HislerimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang