Hurting Souls

1.6K 203 29
                                    

Disclaimer: Kishimoto

.
.
.

Putri kecil Hinata yang masih berusia lebih dari satu tahun, dengan lucunya tak mau lepas dari Naruto.

".... ya... Yah... Yayah...." balita mungil itu dalam fase belajar berbicara dan merambat. Dengan kemampuannya yang masih terbatas, si gadis kecil berusaha memanjat kaki ayahnya untuk mencari perhatian.

"Kau mau susu, tuan puteri?" Naruto mengangkat putri kecilnya dan sedikit mengayun. Kebahagiaan sederhana, melihat putrinya bisa tersenyum hanya karena ditimang merupakan sesuatu yang tak berharga.

"Hari ini ayah libur, jadi bibi Minori tidak datang untuk mengasuhmu. Apa kau mau ikut belanja dengan ayah?" tanya Naruto masih menimang dan memberi candaan kepada balita pada umumnya. Senang bukan main. Ia sudah paham ketika ayahnya mengambil sebuah hipseat, tandanya mereka mau jalan-jalan.

"Auu...lan...auu..." teriak si balita dengan semangat. Mengiyakan Naruto bahwa ia mau diajak untuk jalan-jalan.

"Baiklah! Kita jalan-jalan... Yeaaay!!!" Tak mau kalah semangat, Naruto segera membereskan beberapa barang yang perlu dibawa. Popok, susu, pakaian ganti, dan sebagainya. Hari ini akan menjadi perjalanan panjang bagi mereka, seperti biasanya pada akhir pekan.

.
.
.

"Kenia-chan, mau camilan?" Naruto melihat putrinya tertarik dengan sesuatu karena berusaha menggapai makanan di deretan etalase makanan. Saat ini mereka tengah berada di sebuah pusat perbelanjaan. Naruto mengajak Kenia untuk berbelanja kebutuhan mereka untuk satu bulan ke depan.

Rutinitas yang sudah sering dilakukan setiap minggunya saat Naruto libur dari pekerjaannya sebagai polisi berpangkat lumayan. Hasil dari lulusan terbaik, attitude dan cara kerja yang profesional membuat karirnya cepat menanjak dalam waktu yang tidak lama.

"Kau mau ini?" heran Naruto karena yang dipilih adalah cokelat. "Besok ya, kalau sudah besar. Bagaimana jika makan yang ini saja? Ini tak kalah enak, lho... Dan juga berbentuk kelinci. Imutnya!" Naruto berusaha berkomunikasi sumringah untuk mengalihkan perhatian Kenia pada sebuah boks camilan khusus balita.

Tak masalah, Kenia masih dalam tahap girang dengan sesuatu yang baru, jadi gadis kecil itu menerimanya begitu saja.

Begitulah keseharian Naruto. Hari-hari biasa disibukkan oleh pekerjaan. Jika libur pasti ia meluangkan banyak waktu untuk putrinya. Mengurus sendiri segala kebutuhan anak itu, Naruto sudah puas.

Mengantri di kasir. Naruto dengan badan tegap dan lumayan seksi menyita perhatian sendiri dari orang-orang di sekitarnya. Papa muda keren yang sedang mengurus bayi terlihat sangat macho dan enak dipandang. Kadang Naruto tersipu malu jika menyadari ia menjadi pusat perhatian.

Di sela menunggu antrian, Kenia mengantuk. Naruto yang menyadari hal itu menyamankan dengan menimangnya sampai tertidur dalam posisi saling berpelukan. Bagi Kenia, ini adalah posisi ternyaman untuk tidur karena dekapan Naruto begitu hangat. Ditambah dengan suara denyut jantung yang seakan-akan meninabobokannya.

"Setelah ini kita jenguk mama. Kau mau bermain dengannya bukan?" senyum sendu Naruto mengingat tentang apa yang telah mereka lalui selama ini. Bagi Naruto, menjadi orang tua tunggal tidaklah mudah. Ia memiliki peran ganda sekarang. Sebuah tanggung jawab besar yang wajib ia emban.

.

Sebuah fasilitas mobil dinas ia pergunakan ketika mengajak Kenia. Menggunakan kendaraan umum akan sangat merepotkan jika barang kebutuhan Kenia yang dibawa cukup banyak.

HislerimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang