Let's Pretend

1.5K 187 16
                                    

Disclaimer: Kishimoto

Mood: Friend in You by CHLOE X

.
.
.

"Aw... Aduh..."

Hinata meringis kesakitan ketika sebongkah batu es berlapis handuk tipis itu menyeka sisian bibirnya.

"Padahal hanya memar ringan. Apakah sesakit itu?" tanya Sasuke yang masih berusaha mengompres luka memar Hinata.

"U-um..."

Sasuke memperhatikan dengan sangat detil. Separah-parahnya keadaan wajah Hinata saat ini, tak mengurangi kadar manis parasnya.

Tangan Sasuke mulai turun ke dagu Hinata. Dua-duanya tak menyadari dengan hal apa yang akan terjadi selanjutnya.

Cup!

Ya, menempel begitu saja tanpa tahu siapa yang menginisiasi. Sukarela sepertinya.

Hinata dengan perasaan dari awal yang merasa terlindungi oleh kehadiran, perhatian Sasuke dan sebagainya serasa terhipnotis tatkala gumpalan daging sensual milik seorang Adam menyentuh benda yang sama dengan miliknya.

Sasuke dengan hormon masa mudanya sebagai remaja laki-laki. Tentu saja merasa penasaran dengan akumulasi pengalamannya mengenal Hinata lebih dalam. Dari yang tadinya ia mengenal sebagai gadis cupu yang ternyata tidak cupu. Galeri ponsel dengan koleksi mantab dalam pandangan para pejantan. Tragedi napas buatan saat Hinata pingsan. Berimpitan badan di dalam kereta. Dan belum terhitung hal-hal kecil lain yang belum tersampaikan dalam cerita ini.

Hal-hal semacam ini mengarahkan gravitasi tak terduga itu. Bibir-bibir yang saling menempel. Terlalu dini untuk disebut sebagai cinta. Hinata dengan rasa kekaguman, dan Sasuke yang penasaran.

Pendorongnya? Jelas nafsu.

Sesaat setelah pejaman mata mereka terbuka dan mendapati obsidian dan ametis ternyata saling menatap, seketika itu mereka melepaskan tautan tanpa rencana itu.

"Ma-maaf," ujar Sasuke kikuk.

Hinata tak menjawab. Tak perlu Sasuke meminta maaf di saat dirinya sendiri juga merasa penasaran dengan yang orang-orang bilang rasa ciuman itu seperti apa. Hanya heran, dirinya tak pernah membiarkan lelaki lain menyentuhnya, sedangkan dengan Sasuke rasanya seperti kehilangan pertahanan, runtuh seketika.

"B-bagaimana dengan Ha-Haruno-san?" ragu Hinata bertanya, tak lupa bahwa lelaki di depannya ini menaruh hati dengan Haruno Sakura. Hinata merasa berdosa, seperti sedang menghianati hati perempuan lain. Padahal dirinya tau jelas bahwa cinta Sasuke bertepuk sebelah tangan kepada si gadis musim semi.

Tentu saja Sasuke terkejut bukan main mendengar pertanyaan Hinata. Rasanya seperti dikasihani ketika semua orang mengetahui cintanya tak terbalas. Bahkan ternyata orang seperti Hinata juga memperhatikan.

Tak menjawab apapun. Sasuke meremas dadanya sendiri dan menjawab setelah sekian lama diam. "Masih sama. Hanya saja aku tak tahu lagi bagaimana cara untuk memperjuangkannya."

"Kau pasti bisa. Aku akan berusaha membantu," ucap Hinata, spontan jemarinya menggenggam tangan Sasuke.

Sasuke hanya diam. Tak berani menghempas genggaman tangan Hinata, takut gadis itu merasa tertolak kebaikannya. Sasuke sadar bahwa Hinata mau melakukannya sebagai ucapan terima kasih.

"Anggap saja sebagai ucapan terima kasihku padamu. Maaf, aku tak mungkin mampu menggantinya dengan hal apapun... Mungkin dengan ini.. aku... aku..."

HislerimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang