Company

1.5K 206 6
                                    

Disclaimer: Kishimoto
Mood: Sorai by Nadin Amizah

.
.
.

Sudah beberapa minggu Sasuke dan Hinata tak saling berbicara. Di sekolah pun sebisa mungkin saling menghindari kontak mata. Tentu saja, mereka berdua masih canggung dengan kejadian waktu itu.

Bagi Hinata, masalah tersebut sebenarnya sudah selesai, namun untuk memulai berbincang dengan Sasuke masih ada yang keraguan.

Hinata malu, karena ia sadar bahwa saat itu memang Sasuke berniat untuk menolongnya. Gadis itu menyadarinya dari alat perekam yang ia pasang. Bukan CCTV. Hanya kamera biasa yang diletakkan diantara ruang tengah dan dapur.

Hinata memang kadang memiliki hobi merekam dirinya sendiri ketika sedang beraktivitas. Saat itu memasak, yang kemudian kamera tersebut dihadapkan di ruang tengah untuk merekam dirinya sedang menyantap masakannya sendiri. Hal-hal seperti ini memang sedang tren, bukan?

Sebuah ungkapan untuk mengapresiasi diri sendiri. Akan tetapi tidak diunggah di akun media sosial. Disimpan pribadi hanya untuk kesenangan dan kepuasan tersendiri. Termasuk foto-foto dirinya yang seakan-akan seperti model video dewasa.

Lain halnya dengan Sasuke. Lelaki itu benar-benar malu bukan kepalang. Sulit untuk menjelaskan, terlebih lagi dirinya bukanlah tipe yang suka berbicara. Menurutnya, harga dirinya sudah jatuh. Pertama di hadapan Sakura, kemudian Hinata. Walau memang sebenarnya jelas beda kasus. Yang satu disengaja, dan yang satu lagi tidak.

Pulang sekolah nanti Sasuke sudah berniat untuk meminta maaf. Masih ada hal yang sangat penting. Semua ini demi kelancaran proyek yang diberikan oleh Kakashi-sensei. Ya, sejauh ini Sasuke masih bersifat egois karena meyakini bahwa kejadian memalukan itu bukan salahnya, setelah dipikir-pikir kembali.

.

"Hyuuga dan Uchiha. Kalian dipanggil wali kelas nanti sepulang sekolah," ujar salah seorang teman satu kelas mereka.

Tak ada salah satu di antara mereka yang menanggapi. Sasuke hanya melirik, berhenti sejenak dari menarikan jari-jarinya berselancar di dunia maya. Hinata menunduk seperti biasanya, diam tanpa kata, tahu sesuatu tidak beres. Teman sekelas sudah hafal bahwa mereka adalah manusia irit bicara.

.
.
.

Apes.

Kakashi-sensei begitu jeli menilai tugas yang dikumpulkan pada bulan pertama. Ia suka sekali hal-hal yang berbau acak. Maka pada saat hari pengumpulan tugas, ia pun hanya mengandalkan sebuah aplikasi pengacak untuk memilih salah satu nama siswa yang telah diinput datanya.

Sialnya lagi, aplikasi tersebut mengeluarkan nama Hinata.

Tak perlu pikir panjang. Kakashi kemudian mengecek sebuah pesan elektronik yang telah gadis itu kirimkan. Berisi sebuah file tugas untuk bulan pertama. Dilanjutkan dengan menilik tugas milik rekan tim gadis itu, milik Sasuke.

"Kedua laporan yang kalian berikan tidak sinkron. Bisa kalian jelaskan?"

Sasuke sedikit menoleh ke arah Hinata dan mendapati gadis itu lagi-lagi menunduk tanpa kata.

"Maaf, sensei. Bagian mana yang kurang jelas?" tutur Sasuke.

"Laporan kalian jelas. Cukup jelas. Bagus dan rapi. Yang ingin kuketahui, mengapa tidak sinkron? Aku tak akan mengetahuinya jika tugas kalian berdua tidak aku bandingkan," lanjut Kakashi.

HislerimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang