Numb

1.5K 196 63
                                    

Disclaimer: Kishimoto

.
.
.

Semua mata tertuju ke arah mereka. Hinata terjatuh perlahan tapi cukup keras di bagian punggung. Untung saja ia sempat menahan dengan kedua siku sehingga kepalanya tak terbentur. Lagi, Sasuke hanya berdiam diri dari kejauhan menunggu seseorang membantu Hinata untuk bangun.

Maito-sensei segera menghampiri dan memastikan keadaan Hinata. "Kau tidak apa-apa?"

"Saya baik-baik saja, sensei," ucap Hinata berusaha untuk bangun.

"Ya sudah, kau istirahat saja. Tak usah mengikuti kelasku terlebih dahulu," ucap guru itu memberi dispensasi.

Dari kejauhan, Chocho berlarian menghampiri Hinata. Terengah-engah karena ukuran badannya yang cukup gempal. "Kau baik-baik saja?" tanya gadis itu yang langsung dibalas anggukan oleh Hinata. "Aku bantu kau berdiri..."

Chocho menatap keheranan bagian depan dada Hinata yang sudah basah kuyup sehingga menimbulkan kesan transparan yang menyoroti pakaian dalam Hinata.

"Keringatmu banyak sekali," tunjuk Chocho di bagian kedua payudara Hinata. Gadis gempal itu kemudian memberikan handuknya untuk menutupi baju Hinata yang basah.

"O-ooh... Terima kasih, Chocho-san," seketika Hinata menutupinya dengan handuk yang diberikan oleh Chocho.

Ini aneh, tak biasanya ia berkeringat sebanyak ini. Keringatnya terasa sangat lengket dan terus mengalir. Ditambah pula payudaranya yang terasa sangat kencang. Untuk memeriksa lebih lanjut, Hinata segera beranjak untuk pergi ke toilet. Tapi sebelum itu....

"Hi-Hinata? Kau sedang datang bulan?" kali ini Chocho menunjuk ke bagian belakang celana yang dikenakan Hinata.

Tidak, Hinata tidak sedang datang bulan. Baru beberapa beberapa minggu yang lalu ia selesai masa nifas. Ternyata benar, hentakan menyakitkan karena kegiatan yang baru saja dilakukan tersebut menandakan sesuatu yang tidak beres pada area kewanitaannya.

"Eh?" sedikit menengok ke bagian belakang, Hinata menemukan terdapat noda darah. Terkejut, ia kemudian segera beranjak dan menuju ruang ganti siswa perempuan.

.

Hinata membuka pakaiannya. Sedikit mengelus kedua payudaranya yang bengkak. Bukan keringat, cukup kaget ternyata yang keluar adalah cairan yang ia duga ASI. Pantas saja terasa penuh dan kencang. Sedangkan celananya yang bernoda darah... tampaknya setelah pulang sekolah ia perlu berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter Shisui. Takut jika nantinya akan terjadi infeksi.

.

Di sisi lain, Sasuke juga tengah membersihkan tubuhnya di ruang ganti siswa laki-laki. Beberapa anak mengingatkannya bahwa bagian belakang kaos yang dikenakannya tadi terkena bercak darah. Ya, bagi Sasuke itu sangat memalukan.

Sasuke melepas kaos yang ia pakai. Ia dapati noda merah di bagian bawah belakang kaosnya. Darah Hinata yang sampai mengalir mengenai pakaiannya. Sekilas ia mengira bahwa gadis tersebut tengah datang bulan. Namun mengingat bahwa Hinata sempat berteriak kesakitan sampai terjatuh, pasti alasannya lebih dari itu.

Keanehan selanjutnya, Sasuke menelisik pakaian bagian belakang atas. Mengendus sedikit, ia merasakan bau amis seperti susu.

Seketika hal tersebut mengingatkannya bahwa Hinata memang pernah mengandung. Jadi wajar, tubuh gadis itu bereaksi pasca janin telah luruh dari rahim.

HislerimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang