"Jieun...". Panggil Jay ketika Jay dan Jieun berada di pantry. kafe baru saja buka. Jadi belum banyak pelanggan yang mengunjungi kafe mereka. Jieun seketika menoleh ke arah pria jangkung itu.
"Kenapa Jay?". Tanya Jieun lembut. Seketika gadis itu menghentikan aktifitas nya memilah bahan masakan.
"Aku dengar kemarin kau pergi bersama Tuan Yoongi?". Tanya Jay lirih memastikan Jieun agar tidak tersinggung dengan pertanyaannya.
"Ah, iya. Dari mana kau tahu?". Tanya Jieun sambil melanjutkan aktifitasnya lagi dengan sesekali menoleh kearah Jay.
"Mina memberitahuku". Singkat Jay. Tangannya sambil membantu Jieun memilah bahan masakan yang akan mereka butuhkan.
"Ah... Iya. Aku menemani keponakan Yoongi bermain". Jelas Jieun. Tangannya yang mungil membawa banyak bahan masakan untuk ia bawa ke kitchen. Dengan sigap Jay membantu Jieun membawa beberapanya.
"Kau dekat dengan keponakan Tuan Yoongi?". Jay penasaran. Entah kenapa segala hal tentang gadis mungil didepannya itu membuatnya ingin tahu. Apalagi setahunya Jieun baru sekali bertemu dengan keponakan Yoongi. Itupun secara tidak sengaja. Sangat aneh jika Jieun bisa mengajaknya bermain hanya dengan sekali bertemu mengingat respon Yoongi sendiri yang tidak ramah pada Jieun.
"Emm... Ya begitulah". Jawab Jieun kikuk. Pasalnya gadis itu juga bingung harus menjawab bagaimana. Ia pun bingung Hans bisa dekat dengannya secepat ini.
"Apa Tuan Yoongi yang memintamu bermain dengan Hans kemarin? Dia merepotkanmu lagi?". Terdengar rentetan pertanyaan dari Jay. Jieun semakin gelagapan dibuatnya.
"Ahh.. tidak Jay. Bukan Yoongi. Dia hanya menemani. Hans yang memintanya". Jawab Jieun menjelaskan. Banyak hal yang susah untuk ia ungkapkan pada Jay, termasuk perihal sosok Min Yoongi.
"Bagaimanapun Tuan Yoongi pasti ikut andil bukan? Kalau bukan karena dia kau tak seharusnya serepot dan sesibuk ini. Kenapa dia selalu mengusikmu?". Jay terlihat khawatir. Jieun paham akan hal itu. Jieun sudah lama berteman dengan Jay. Dan dia paham benar bahwa Jay sangat perduli dengannya.
"Biarlah Jay. Yoongi memang orang seperti itu. Aku yakin dia akan segera melepaskan ku ketika dia puas". Jawab Jieun pasrah. Sedikit ngilu juga mengingat kisahnya sendiri dimana dia harus terjerat dengan CEO konyol nan gila itu. Tapi terkadang Jieun juga menghargai kebaikan Yoongi padanya. Entahlah, sosok yang susah untuk ditebak.
"Kau sepertinya sudah mengenal pribadi Yoongi dengan baik". Tutur Jay. Jieun menoleh ke arah pria itu. Matanya mengerjap beberapa kali mencoba menelan perkataan Jay.
"Ah... Tidak juga. Aku hanya berfikir begitu". Jawab Jieun terbata bata. Bahkan Yoongi masih terlihat misterius baginya. Lalu bagaimana bisa ia mengenalnya dengan baik?.
"Ya, aku harap begitu". Jawab Jay sekenanya. Jieun menatap bingung pada pria disampingnya. Pasalnya sedari tadi rentetan pertanyaan pria itu membingungkannya.
"Jieun!". Suara itu mengagetkan Jieun dan bahkan Jay. Mina berjalan kearah mereka.
"Jieun, keluarlah sebentar. Pelanggan pertama kita menanti". Ujar Mina. Jieun segera bergegas kedepan. Sedikit tak enak pada Mina karena dirinya terlalu lama di pantry hingga tak memperhatikan jika ada pembeli masuk.
"Ah, baiklah Mina". Jawabnya sambil bergegas. Gadis itu segera menuju meja pemesanan untuk menyapa pembeli yang masuk.
"Selamat pagi, mau pesan apa?". Tanya Jieun ramah. Perempuan paruh baya itu menatap Jieun intens sebelum akhirnya tersenyum ramah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Americano Ice
Fanfiction"Seperti halnya Americano Ice di tanganmu, Pahit tapi sedikit glukosa, kelam tapi sarat akan arti, Candu tapi menenangkan, juga dentuman balok es yang menuntutmu untuk meleleh" -Lee Jieun "Semakin kelam dan pahit, semakin kau menyesapnya dalam dala...