NL - 12

3.6K 340 45
                                    

Maaf, aku beneran sempat lupa alurnyaಥ‿ಥ
Untung nggak frustasi terus aku un-publish, soalnya aku kalau udah mentok gabisa mikir suka begitu wkwk
Tapi, jangan sampe lah yaa.. kasihan yang udah nungguin lama😭👍

Happy Reading ❤️
Jangan lupa Vommentnya ❤️



***




Prraakkk?!

Ponsel Doyoung di banting ke lantai oleh Jeno.

"Apa yang kamu lakukan?" Doyoung terbelalak sempurna tidak percaya dengan apa yang di lakukan oleh Jeno itu.

"Maaf, tapi biar aku sendiri yang jujur pada mama. Anda tidak berhak ikut campur atas masalah ini," sahut Jeno dengan tegas, namun tenang.

Doyoung mengepalkan tangannya kuat-kuat dan berusaha untuk menetralkan nafasnya yang memburu. "Baiklah, aku tidak akan ikut campur lagi dalam urusan mu ini!" sahutnya menggebu-gebu.

Tidak berpikir panjang, wanita cantik itu beranjak mengambil ponselnya yang tergeletak dengan naas di lantai. Kemudian ia segera menarik tangan putra semata wayangnya itu untuk pergi dari sana.

"Ayo, Jaemin. Kita pulang sekarang juga," ajak Doyoung.

"T-tapi, Renj--"

"Mama bilang, pulang. Sekarang!" potong Doyoung sedikit berteriak.

Akhirnya Jaemin pun mengalah dan menyadari bagaimana perasaan mamanya saat ini. Pasti sangat kesal pada Jeno, dan ia juga tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Jaemin hanya bisa meminta Haechan untuk mengawasi Jeno, dan mengabari bagaimana keadaan Renjun nantinya.

Sementara Jeno menatap Haechan dengan tatapan nyalang. Sepertinya Jeno juga di penuhi amarah dan tidak tau apa yang menjadi penyebabnya.

"Gue heran, sebenarnya hati lo itu terbuat dari apa sih? Kenapa lo bisa sejahat ini sama Renjun? Dia punya salah apa sama lo? Hah? Sialan ya lo," umpat Haechan yang sudah tidak bisa menahan lagi rasa gondoknya.

"Bukan urusan lo. Lebih baik, Lo diem atau nggak pergi aja sekalian dari sini. Nggak guna juga lo di sini," sahut Jeno dengan santai.

Haechan langsung menggeram rendah, ia benar-benar tidak habis pikir dengan Jeno yang seperti ini.

"Aish, sialan ya lo. Kesalahan apa sih yang di buat Renjun di masa lalu sampe harus cinta mati sama orang modelan kayak lo? Kalau gue bisa milih, lebih baik reinkarnasi jadi pohon tauge daripada harus di hukum buat cinta atau punya perasaan sama cowok modelan lo!" sarkas Haechan.

"Mulut lo di jaga ya. Mau gue lempar lo dari atas gedung rumah sakit ini?" ancam Jeno.

"Sebelum lo lempar gue, gue duluan yang bakalan lempar lo ke matahari!" timpal Haechan tak mau kalah.

"L-lo--"

Belum sempat Jeno memaki Haechan kembali, ia sudah di kejutkan oleh Winwin yang keluar dari ruangan Renjun. Winwin tampak sangat marah dan kesal pada Jeno, tapi ia juga tidak bisa berbuat apa-apa karena bagaimanapun juga Jeno adalah ayah kandung dari keponakannya yang saat ini masih ada di dalam kandungan Renjun.

Wanita muda itu menatap Jeno dengan intens, kemudian berjalan secara perlahan menghampiri remaja laki-laki itu. Jeno tidak bergerak 1cm pun, ia justru sudah pasrah dengan keadaan, dan mungkin ini adalah akhir bagi dirinya.

"Bukannya seharusnya kamu mengatakan sesuatu padaku?" tanya Winwin dingin.

"Soal apa?" sahut Jeno santai.

"Kamu benar-benar membuatku marah. Apa yang udah kamu lakukan sama adikku? Kenapa kamu tega mau membunuh anakmu sendiri? Sejahat itu kah kamu sebenarnya?" ucap Winwin sembari menangis detik itu juga.

No Longer - Noren Gs✓ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang