2. Pondok

405 19 0
                                    

Pagi itu suasana di desa sangat dingin karena sejak subuh hujan gerimis mengguyur bumi. Seperti biasa melati berangkat sekolah jam 6.30 berjalan kaki melintasi jalanan desa yang menanjak dan berbatu. Melati mengenggam erat payung di tangannya untuk melindungi tubuhnya dari air hujan. Tangannya memeluk tubuhnya yang fi balut jaket lusuh saat angin fingin berhembus melewati tubuhnya yang menginggil kedinginan.

Suara motor berhenti di dekatnya membuat wajah ayu melati mendongak. Pemuda jakung bersweter abu abu yang menaiki sepeda motor berhenti menutup jalan melati.

" Melati ayok".
Ucap genta, si pemuda yang naik di sepeda motor itu.

Melati menggelengkan kepalanya sambil akan kembali melangkah.

"Melati, ga aku kebasahan ni. Ayo bareng sambil aku numpang payungmu".

Melati melihat genta diam. Sebagian tubuhnya memang terlihat sudah mulai basah, jika di teruskan sampai sekolah pasti semua pakaian yang di pakai pemuda itu akan basah kuyup.

" Udah tahu ujan malah ga pakek mantel". Ucap melati sambil menaiki motor genta.

Genta tersenyum lebar, melihat gadis cantik yang dikenalnya sejak kecil itu memposisikan tubuhnya di motornya.

Kurang dari 10 menit, kedua remaja itu sampai di halaman parkir sekolahnya.

" Makasih melati atas payungnya" . Ucap genta menatap gadis itu yang sibuk merapikan payung dan keranjang kue yang di bawanya.

Pagi ini melati terlihat semakin cantik dan anggun. Rambut panjang kecoklatannya di gerai dengan jepit usang yang di pakainya untuk menghalau rambut rambut nakal menghalangi wajah cantiknya.

Meskipun wajahnya terlihat pucat karena kedinginan, tapi tak memgurangi aura cantik yang ada pada melati.

Genta menghela nafas kasar.

" Udah sana ke kelas, jangan colut. Aku duluan". Ucap melati sambil beranjak dari area parkiran.

Ah..rencananya kali ini genta memang mau colut saat melati pergi. Hujan hujan di pagi hari lebih baik untuk tidur berselimut hangat dari pada duduk gabut pusing mikirin masalah hidup.

Aelah,, apaan sih masalah hidupmu gen. Paling mikirin gimana nikahin melati.

******

Melati duduk di kursi semen panjang di bawah pohon mangga di jam istirahat. Sambil memangku kotak bekal isi bolu coklat sisa buatannya tadi pagi, melati melihat pertandingan volly di lapangan yang tengah riuh suporter dadakan itu.

Jam 9 pagi hujan gerimis susah reda di ganti suasana mendung tanpa sinar matahari.

Di bangku itu, melati sendirian melihat bagaimana tingkah temannya genta itu bermain volly. Sesekali dia memekik ketika bola itu keluar atau masuk di area lawan.

" Ga enak banget anak ips tu, kalau dorong suka brutal.benci deh".ucap danis yang baru mendudukan tubuhnya di dekat melati sambil membawa makanan di platik kresek dan segelas minuman dingin yang di tau itu es coklat kesukaan danis.

" Siapa yang menang melati?".ucap danis sambil mengeluarkan makanannya dari kantong kresek.

"10-9 masih menangan tim genta sih". Ujar melati sambil menggigit bolunya.

Pekik an dari anak perempuan memenuhi seluruh penjuru lapangan. Pasalnya idola mereka si jakung genta saat bermain volly terlihat semakin sexy di mata anak anak jablay di sekolahannya. Yaa... Genta ini seleranya anak anak jablay.

Dari arah belakangnya, koridor kelas 12 terdengar semakin ricuh.
Melati menoleh melihat fans genta dari arah belakang. Saat matanya menangkap laki laki putih tinggi yang sedang berjalan, diapun sadar bukan genta temannya yang di jadikan bahan teriakan anak anak perempuan di belakangnya. Tapi taehyung versi lokal yang membuat mereka kelabakan kayak lele di garemi.

MelatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang