17. 4 tahun kedepan

347 16 2
                                    

4 tahun kemudian

" Besok kalau ga salah si taufik bakalan bawa ajeng". Pemuda tampan itu berbicara dengan membereskan perlengkapannya. Pemuda lain yang merokok itu menaikkan sebelah alisnya. Memandang pemuda yang merapikan barang barang di meja itu aneh.
" Bukannya sama si amel tu anak".

Pemuda yang merapikan perlengkapan di meja itu menaikkan bahunya. " Emang si taik ga ada kapok".

"Genta!!". Suara teriakan itu membuat pemuda yang tengah merokok itu menoleh dari posisi duduknya. Melihat seorang pemuda dengan tas gendong sambil mengandeng tangan gadis yang berjalan di sebelahnya. " Gimana ujian prakteknya. Apa gue bilang, dosen satu tu pasti ta-".

" Apaan lulus gue ya". Pemuda yang merokok itu menyahut sambil membuang separuh rokoknya di tanah. " Apa??!! Lulus lo bilang. Kok bisa, gua ga dikasih tuu. Emang ajing tu orang tua".

" Dahlah. Disini bukan masalah di dosennya. Tapi di elonya yang emang dasar bodoh". Pemuda yang merapikan barang itu menyahut setelah barang barangnya tertata dalam kotak peralatannya. " Gue ga suka ya begini. Ini namanya pilih kasih".

Gadis yang berdiri diam di samping pemuda yang terus menggurutu itu diam diam melirik genta. Genta yang hari ini terlihat begitu keren dengan kaos hitam dipadukan kemeja coklat sebagai outer. Anak teknik industri satu itu memang tampannya tiada tandingan. Bahkan pacarnyapun tak ada apa apanya. Dia mau berpacaranpun karena ingin dekat dengan genta. Secara pacarnya ini sahabat karib genta semenjak masuk perkuliahan.

" Malam keakraban mau ajak siapa? Sayang dong ga ajak cewek". Tanya pemuda yang duduk di sebelah genta.

" Taulah, si genta ni ga keliatan punya gebetan cewek thar dari awal masuk kuliah pun". Gadis disebelah pemuda itu semakin bersemu. Niatnya untuk mendekati genta semakin mudah saja.

Gebta yang mendengar hanya tersenyum tipis. " Cariin dia cewelah don. Tau ni anak, punya muka ganteng tapi ga bisa manfaatin".

" Beb kenalin si genta beb sama temenmu yang jomblo". Pemuda bernama doni itu berbicara dengan laras pacarnya yang ada di sebelahnya. " Eh.. a aku. Temenku udah punya pacar semua. Iyaa udah pada teken". Ucap laras salah tingkah.

" Athar ya?". Suara dari arah belakang membuat seluruh kepala yang ada disana menoleh. Mendapati seorang gadis berkucir kuda dan berponi itu berdiri di belakang pemuda disamping genta.

" Iya kak saya". Ucap teman genta bernama athar itu. Gadis berkaos hitam dengan celana jeans itu memberikan kotak yang dibawanya kepada athar. " Kamu temennya genta kan, tolong kasih ini ke tu anak. Bilang aja ini dari si atta".

" Ehm.. saya genta disini". Gadis itu terlihat kaget dan kemudian menatap genta sekilas.
" Yaudah tu sekalian". Ucap gadis itu sebelum melenggang pergi.

" Dihh..siapa tu anak. Blagu amat".

" Eh.. jangan kenceng kenceng nanti denger di ajak duel lo. Itu tu kak dara atlet karate kamous kita. Kebetulan juga satu jurusan juga sama kita".

" Hah? Masa iya. Kok ga pernah liat". Ucap genta." Yaa.. dia suka ke luar negri lo tau. Buat turnamen turnamen gitulah".

" Wihh cantik atlit juga pulak. Keren cuy, ehh gue sama ayang bebeb mau cabut dulu".

" Kemana loo.. jangan keseringan ceking aja lo berdua". Genta ikut tertawa mendengar perkataan dari athar. Doni menendang kaki athar sekilas dan meninggalkan athar dan juga genta yang masih menertawakan doni disana.

Dan mulai dari situ awal ketertarikan genta dengan atlit cantik itu tumbuh. Tidak mudah untuk mendekati si atlet cantik kakak tingkatnya itu. Butuh perjuangan bagi genta untuk bisa meresmikan hubungan mereka. Genta yang sebelumnya tak pernah berpacaran membuat heboh seluruh kampus karena begitu mengejar ngejar si atlet cantik. Hampir 4 bulan masa pdkt dan pengejaran yang di lakukan genta, akhirnya dia berhasil membuat atlet cantik itu menjadi kekasihnya.

*******

Malam minggu, seperti biasa genta mengajak jalan dara berkeliling kota dengan sepeda motornya. Menghabiskan waktu berdua untuk bermalam mingguan entah itu nonton bioskop,  makan di warung tenda angkringan, dan nongkrong dengan teman kampus di caffe terkini. Malam minggu kali ini genta ingin mengajak dara untuk menonton sebuah konser musik di alun alun kota.

" Mampir dulu makan lah kita". Kata dara yang duduk di boncengan sepeda motor genta. " Oke siap melaju bu bos".

Genta menghentikan sepeda motornya di sebuah tenda makan seafood yang menjadi pilihan dara. " Bu pesan udang saus padangnya  satu sama, kamu apa gen".

" Nasi goreng biasa aja ya bu. Jangan di kasih seafood".

"Looo ke warung seafood kok ga makan seafood". Ucap ibu bertumbuh gempal dengan kerudung coklatnya itu. " Iya bu, pacar saya mau makan seafood soalnya".

" Mas nya ga doyan tapi demi pacar jadi ngalah. Aduh aduh anak jaman sekarang".

" Iya dong buu... Demi pacar apa sih yang enggak. Yakan yang". Dara yang melihat itu hanya tersenyum." Apaan sih kamu".

Mereka saling bercengkraman sambil menunggu makan malam tiba. Saling bercerita dan mendengar cerita masing masing. Dara yang mulanya seorang gadis kaku menjadi mulai mencair saat bersama dengan genta. Genta tak hentinya memangdang penuh cinta kepada dara saat dara mulai menceritakan hati harinya. Menggengam tangan dara untuk menghangatkan dinginnya tangan genta.

Selesai dengan makan malamnya, mereka berdua bergegas menuju konser musik di alun alun. Konser musik yabg diadakan adalah seorang penyanyi yang terkenal dengan lagu lagu romantisnya. Sambil melihat penyanyi menyangikan lagu romantis, genta memeluk dara yang ada dibelakangnya. Bernyanyi bersama saat dirasa lagu yang dinyanyikan terasa sangat sesuai dengan kisah mereka. Dara menengok kebelakang, mendongak melihat genta yang bernyanyi sambil menatapnya. Dara tersentum lembut dan mengecup pipi genta.

" Yaudah sana kamu pulang". Dara berdiri di depan gerbang kosanya dan melihat genta yang masih duduk diatas motor. Genta menggeleng." Kamu masuk dulu baru aku pulang".

" Ya ampun genta, sana pulang dulu kamu".

"Kamu dulu masuk baru aku pergi".

" Yaudah yaudah. Ribet kamu".

Dara melangkah masuk kedalam gerbang kosnya." Yaudah sana pulang. Hati hati".

Genta melihat itu tersenyum sambil melambaikan tangannya. Dia menghembuskan nafas berat. Dalam hati dia merutuki dirinya sendiri. Jujur saja dia belum sepenuhnya berdebar jika berhubungan dengan dara. Dia dengan dara tak sepenuhnya mencintai atau istilahnya jatuh cinta. Dia hanya. Hanya penasaran. Kenapa hatinya seperti kosong tak terisi. Selalu seperti ini.

Dia merasa ragu dan berakhir menyendiri lagi. Seperti ada hati lain yang ada dalam hatinya. Tapi siapa?

Siapa orang yang sudah membuatnya tak bisa jatuh cinta lagi . Dia benar benar ingin tahu itu.

Selama menjalin hubungan dengan dara sebisa mungkin dia melakukan hal yang bisa membuat orang jatuh cinta. Mengejarnya, menyatakan rasa sukanya dan melakukan kontak fisik dengannya. Tapi semuanya terasa biasa. Tak mampu membuatnya berbunga bunga atau apapun itu yang bisa jatuh cinta.

Dia sangat merasa bersalah pada dara jika akan terus seperti ini. Setelah tragedi kecelakaan dan membuat dirinya tak ingat apapun membuatnya frustasi.

Karena dalam dirinya, dia mememiliki sesuatu yang sangat penting. Tapi apapun itu, dia benar benar tak bisa mengingatnya.

MelatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang