22. Soto

286 36 8
                                    

Melati mengusap wajah anaknya yang banyak belepotan ice krim di sekitar mulutnya. Bibirnya menyunggingkan senyum ketika anak perempuannya itu tersenyum lebar menampilkan gigi putih kecil kecilnya. Dia membawa tangan kecil itu kembali untuk melangkah di sekitaran jalan ramai di tengah hiruk pikuk pasar malam. Sesuai janjinya 2 hari yang lalu, melati akan mengajak sara ke pasar malam jika gadis kecil itu menurut dan tidak banyak mengeluh untuk pergi ke Playground setiap hari. Kebetulan juga kemarin adalah hari gajiannya jadi melati bisa membelikan apapun untuk putrinya malam ini.

" Mama sara mau itu". Melati mengikuti arah tunjuk jari kecil itu pada jajaran bonekah anak anak. Dia mengikuti tarikan kecil dari sara yang begitu riang menuju kesana. " Itu ituu ma sara yang itu".

Melati tersenyum pada penjual bonekah yang tersipu melihatnya. Penjual itu seperti masih muda dan mendapat senyum dari ibu cantik itu dia menjadi agak gugup. " Yang itu ya mas".

Dengan senang hati penjual itu mengambilkan boneka yang dipilih sara. Setelah membayar dan mengucapkan terimakasih melati membawa sara untuk pergi menjauh. " Sudah sara? Ayo kita pulang".

Gadis kecil yang sibuk melihat boneka barunya dengan senyum mengembang itu mendongak melihat ibunya. " Pulang mama? Kenapa pulang ma? Besok kan libur".

" Loo sara mau beli apa lagi nak? Ada yang mau dibeli sara? Atau mau naik sesuatu lagi?".

Sudah banyak jajaran wahana dipasar malam itu yang sudah sara naiki. Makanan ringanpun sudah banyak dibeli. Malam ini melati benar benar menuruti apa yang putrinya itu inginkan. " Sudah tidak ada mama".

" Kalau sudah tidak ada kita pulang ya. Sebelum semakin malam". Ucap melati sambil membenarkan bandana cantik di rambut tergerai putrinya. Akhir akhir ini putrinya itu benar benar menggilai berbagai bandana. Malam ini pun dia banyak membelikan bandana cantik untuk sara. Sara yang di tanyai ibunya seperti itu pun mengannguk riang. Dia mengenggam tangan ibunya sambil melangkah dengan hati yang senang.

Melati memasangkan helm kecil di kepala sara. Dia sendiri memposisikan di belakang sara yang duduk di depan sepeda motor meticnya. Jarak pasar malam dengan kontrakannya tidak jauh hanya beberapa menit perjalanan jika menggunakan sepeda motor. " Sudah mama, ayo pulang".

Melati menjalankan sepeda motornya santai. Mendengarkan nyanyian sara di sepanjang perjalanan. Sesekali dirinya ikut bernyanyi dengan sara. Sekitar 10 menit perjalanan melati dan sara sampai di kontrakan kecilnya. Dia menyapa sebentar winda dan suami beserta anak anaknya yang hendak keluar dengan sepeda motornya. Yang ternyata baru saja ingin berangkat di pasar malam sepertinya. Sedikit berbicara sebentar dia memasukkan sepeda motornya di dalam kontrakannya. Melihat sara yang sudah membongkar segala mainan dan aksesoris yang dibeli di pasar malam. " Wahh sara cantik ya ma pakai ini".

Melati tersenyum dan mengangguk. " Cantik dong anaknya mama". Melati ikut duduk di lantai melihat barang barang yang dibelinya. Kebanyakan semua barang dibeli untuk putrinya. Jepitan, bandana, pita rambut, dan beberapa potong pakaian lucu yang didapatkan dengan harga terjangkau yang di jual di pasar malam. Beberapa mainan juga dibelinya di sana. Harga yang terjangkau baginya. 

" Yaudah sara sekarang cuci kaki, cuci tangan, gosok gigi terus bobok". Melati bergerak merapikan segala mainan dan barang yang berserak dilantai. " Besok habis mandi melati mau di kucir terus pakai ini ya ma".

" Iya sayang. Tapi bajunya belom bileh dipakai dulu. Nanti habis mama cuci baru boleh dipakai sara.oke".

" Oke mama". Seru sara senang. Sara merentangkan tangannya minta untuk di gendong. " Aduhh.. anak mama sudah besar masih mau di gendong". Keluhnya mengangkat tubuh sara dalam gendongannya menuju kamar mandi di belakang. Melakukan rutinitas sebelum mengistirahatkan tubuh yang lelah.

MelatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang