01

530 76 14
                                    

Seoul, 2021.

Sinar terang yang menyala, menghangatkan bumi dengan lembut. Menyentuh hati akan sebuah mimpi. Bunga saling berdiskusi untuk mengharumkan kehidupan. Dengan suatu harapan yang akan terwujud nantinya.

"Selamat pagi, Sir," sapa seorang pria paruh baya yang mengenakan seragam pelayan.

Yang disapa hanya diam tak menjawab. Menikmati perubahan suasana yang berubah drastis. Segar dan hangat. Sudah lama ia tidak merasakan hal itu.

"Mr. Minhyung."

"Ya?"

"Ah, perkenalkan." Pria muda itu mengulurkan tangannya kepada Minhyung. Tetapi ia hanya fokus dengan membenarkan bentuk dasinya. "Ekhm."

Pria itu dengan cepat menarik tangannya kembali. "Namaku Huang Renjun. Dipanggil akrab Renjun."

"Kita tidak akrab. Tidak akan pernah akrab."

"Ah, iya." Renjun menertawakan dirinya sendiri. "Aku disini di perintah oleh Na Jaemin, selaku bawahannya. Untuk menemani tuan semasa bertugas di dunia."

"Baik."

"Ada beberapa peraturan yang harus tu—."

"Ya, aku sudah tahu," potongnya sambil berjalan meninggalkan Renjun.

Dasar iblis, batinnya.

"Aku dengar!" Di saat itu juga Renjun ingin mengutuk dirinya sendiri. Bagaimana bisa ia merutuk seperti itu dengan iblis sejenis Minhyung.

 Bagaimana bisa ia merutuk seperti itu dengan iblis sejenis Minhyung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ruangan yang gelap kembali menyeruak netra Minhyung. Menghirup aroma yang sudah lama ingin ia rasakan. Merasakan kehadiran merpati masuk ke dalam jiwanya. Terbang mengitari hati yang perlahan pulih dari kesakitan.

Pintu terketuk. Meminta sebuah izin kepada pemiliknya untuk mendatangkan tamu. Minhyung melirik malas ke arah pintu. Kemudian ia menarik sebuah tali yang berada di atas kepalanya.

Dengan seizinnya, pintu terbuka. Menampakkan Huang Renjun dengan tatapan gemerlap. Terpukau melihat ruangan milik Minhyung. Megah dengan interior yang mewah. Berbanding terbalik dengan ruangan yang tersedia untuknya.

"Wah, mengapa Na Jaemin tidak memberikanku ruangan yang seperti ini," akunya.

Minhyung menatapnya dengan tatapan tidak suka. "Ada apa kau kemari? Menganggu saja."

Renjun memperlihatkan senyuman canggung. Seyogianya ia tidak ada disini. Karena si Na Jaemin— sialan —yang membuatnya kemari menemui Minhyung.

"Diriku di perintah oleh Na Jaemin untuk membawakan mu ini." Renjun meletakkan sebuah kotak hitam besar diatas ranjang.

"Apa ini?"

"Lihat sajalah."

Minhyung memandang penasaran dengan kotak itu. Membukanya dengan perlahan. Memastikan tidak ada sesuatu yang membahayakan dirinya.

Dancing In The Dark | MARKHYUCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang