Human: 01
Tak TergantikanAku melepaskan diri dari rumahku. Mencari keberadaan seseorang yang membuat jiwaku tertarik. Menolak seluruh perintah saudara-saudaraku sebab menghampiri dirimu yang hampa.
Menangis, takut, pasrah. Itu dirimu, kasih. Kau sungguh mencerminkan manusia yang fana. Jika aku menyenggol tubuhmu sedikit, kau sudah kembali ke tangan Dewa. Bersyukurlah engkau telah bertemu denganku.
Aku tak henti memikirkan betapa kau sangat menggambarkan sosok manusia. Rapuh dan pasrah dengan keadaan. Bersyukurlah engkau telah bertemu denganku.
Dan bersyukurlah aku telah menemukan dirimu.
Di petang hari, air membasahi permukaan tanah. Mereka berlomba-lomba untuk jatuh ke tanah, kemudian menyerap ke dalamnya. Hujan, kata yang sering diucapkan oleh manusia ketika tanah kering membentuk genangan kecil. Suara yang menenangkan membuat Minhyung yang tengah menatap maneken larut dibawa arusnya.
Setelah membaca sebuah buku, ia menjadi lebih fokus untuk memandangi maneken itu. Melihat wajah bersinar berasal dari sana membuatnya merasa tenang. Begitu tenang sampai ia ingin menggapai mimpi. Berharap yang ia cintai datang untuk sekadar bertegur sapa dengannya.
Namun, ia tidak bisa untuk menggapainya. Disaat pintu terbuka dengan keras membuyarkan pikirannya. Renjun mendatangi dirinya. Merusak semua yang telah ia rencanakan.
"Ada apa?"
"Mengapa kau tergesa-gesa, Huang Renjun?" tanyanya dengan penasaran.
"Jelaskan mengenai sebuah surat dan setangkai bunga mawar."
"Apa maksudmu?" Ia tak mengerti apa yang sedang dibicarakan oleh Renjun.
"Haechan menerima sebuah amplop berwarna hitam yang berisikan surat dengan setangkai bunga mawar. Tuan bukan yang memberikannya?"
Minhyung justru terkejut. Bukan ia. Ia tidak memberikan apapun kepada Haechan. Minhyung beranjak dari tempat duduknya. Kemudian, ia mengambil beberapa foto yang berada di genggaman Renjun. Melihatnya satu persatu sambil mengamati kedua barang yang tercetak di sana.
"Dari mana kau mendapatkannya?"
"Itu tidak penting. Yang penting saat ini adalah Tuan, kan, yang memberikannya?" Minhyung mencengkram erat tangannya, membuat beberapa foto yang berada di genggamannya hancur berkeping-keping.
"Bukan aku yang memberikannya."
"Terus siapa kalau bukan Tuan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dancing In The Dark | MARKHYUCK
FantasyPerasaan kegelapan yang hadir di tengah-tengah langit yang sedang marah. Menghujamkan malapetaka dengan beribu kata sumpah. Satu, dua, burung merpati berterbangan dengan berani, mendekati Dewa mengadu belas kasih. Minhyung, seorang manusia yang diku...