05

308 50 14
                                    

Human:
Sebuah Sapaan Hangat

Sebuah salam aku curahkan kepadamu dengan seizin Dewa. Dewa yang agung, menciptakan bumi, langit, dan seisinya. Bolehkah diriku bertegur sapa kepada dirimu yang tengah membaca?

Salam hangat teruntukmu. Sang pujaan hati yang tidak pernah hilang dari jiwaku. Yang suci, tidak menahu apapun tentang misteri dunia. Pemuda hangat nan lugu mengira dunia adalah neraka.

Sepatutnya dunia adalah rumahmu, kasih. Tetapi para penghuni dengan hampa perasaan menjadikan kau sebagai tumbal.

Wahai kasih, dengarkanlah aku. Bacalah kata hatiku. Pahamilah pikiranku. Jiwa kita satu. Jangan takut apapun dan jangan sedih karenaku. Karena itu membuat diri ini sakit.

Wahai kasih, dengarkanlah aku. Ikutilah suaraku. Banyak rahasia yang tidak engkau ketahui. Kasih, berjanjilah kepadaku. Setelah kau mengetahui sebuah rahasia, tetaplah menggenggam tanganku.

Salam hangat. Pujaan hatiku yang indah.

Kini Minhyung tengah menidurkan kepalanya di atas meja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kini Minhyung tengah menidurkan kepalanya di atas meja. Dengan mata yang masih setia memperhatikan gerak-gerik Haechan. Kelas begitu sepi karena telah memasuki waktu istirahat. Setelah bel berbunyi, para siswa maupun siswa segera berkelompok menuju kantin untuk mengisi perutnya, begitu pun dengan Renjun. Di kelas, hanya ada dirinya dan juga Haechan yang masih lanjut mencatat materi di buku catatan.

Merasa bosan, sebab sejak tadi Haechan tidak melakukan kegiatan apapun selain menulis. Ia pun mengeluarkan buku yang berada di kolong meja. Ia membaca buku yang berjudul Human lagi. Tetapi dirinya tidak fokus untuk membaca, netranya meminta Minhyung untuk melihat Haechan seorang saja.

Sepertinya Haechan sudah selesai mencatat materi. Terlihat ia yang tengah merapihkan alat tulis yang berantakan. Kemudian meneguk setengah botol air mineral yang terletak di sampingnya. Haechan menoleh ke belakang, tepatnya menatap Minhyung yang sedang memperhatikannya.

Minhyung menegakkan badannya ketika Haechan mendekat ke arahnya. Lalu duduk di bangku kosong yang berada di hadapannya. Posisinya, kini Haechan duduk menghadap Minhyung dengan pipinya yang ia sangga di sandaran bangku. Netranya memperhatikan buku yang tengah Minhyung baca.

"Ah, ini buku yang ada di pojokan itu bukan sih?"

Minhyung menaikkan satu alisnya. "Bagaimana kamu tahu? Kamu sudah selesai membacanya?"

"Um, belum. Waktu itu cuman menemukannya saja. Ingin aku baca tetapi tidak mempunyai waktu luang yang lama."

"Bolehkah aku membacanya sekilas?" tanyanya dengan sebuah senyuman yang timbul. Memperlihatkan susunan gigi yang rapih.

Minhyung menyodorkan buku tersebut. "Ya, silahkan."

Haechan dengan bersemangat membaca kata-kata yang tertera disana. Tidak lama dari itu, raut wajahnya berubah menjadi masam. Minhyung melihat akan perubahan itu pun mengernyitkan dahinya dan berkata, "Kenapa?"

Dancing In The Dark | MARKHYUCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang