Setelah Aisa berhasil menyusup 3 hari & mendapatkan informasi di dalam gedung, Kami bersiap-siap untuk mengeksekusi hari ini. Tepat hari Jum'at pukul 21.00, aku mulai bersiap-siap. Roni dan aku mengenakan Armor anti peluru yang tipis dan menyelimutinya dengan jaket sehingga tidak akan terlihat oleh mereka. Hal ini untuk berjaga-jaga jika mereka menggunakan senjata api atau semacamnya.
Sedangkan aku melihat, Rehan dengan suit serba hitam terlihat seperti kostum di game Assasin Creed lengkap dengan tutup kepala, kacamata Gyro dan Masker yang cukup tebal. Terlihat dia juga membawa banyak bola-bola hitam berlapis stainless yang dia simpan di bagian dalam jubahnya , kemungkinan itu adalah bom atau sejenisnya.
Ini diluar dugaanku, Rehan sepertinya bukan orang sembarangan terlihat dari teknologi yang dia gunakan dia adalah orang yang cukup unik. Dia juga memasang sebuah Parasut dan Wings di bagian pundaknya. Aku benar-benar takjub melihat alat-alat aneh ini.
"Apa kau tidak pernah melihat ini sebelumnya ?" ucap Rehan setelah melihatku dan Roni terlihat terdiam dengan apa yang dilakukannya.
"Apa yang akan kau rencanakan dengan ini semua ?" Tanyaku dengan sangat kepo.
"Kalian akan melihatnya nanti, ini adalah bagianku jadi kalian tidak perlu tau, fokuslah ke bagian kalian" ucap dia dengan santai.
Rehan adalah tipe orang yang cukup santai & serius, terkadang aku sampai bingung membedakannya, tapi dia cukup cerdas dalam hal Negosiasi & Strategi.
"Apa yang kita lakukan jika salah satu dari kita mati atau tertangkap" Roni bertanya pada Rehan.
"Tinggalkan dan jika terpojok kita akan gunakan rencana B secepatnya" ucap Rehan.
Aku sempat bimbang dengan ucapan Rehan, tapi mengingat kita kalah jumlah jadi itu adalah hal yang menurutku wajar untuk dilakukan daripada mengambil resiko.
"Oh iya aku lupa sesuatu, Aku adalah orang yang anti hukum karena aku adalah Intel, jika kalian bekerja sama dalam misiku maka kalian boleh membunuh, jadi jangan ragu jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan kalian mengertikan !" ucap Rehan yang membuatku benar-benar heran, Aku merasa Rehan bukan orang sembarangan.
"Okeh semua siap, ayo kita berangkat" ucap Rehan sambil memngambil kunci mobil.
Kami tiba di posisi kami masing-masing, Aku dan Roni kini didalam mobil bersiap untuk menyerang bagian depan gerbang Gedung. Lalu di atap gedung sebelah sudah terlihat Rehan yang serba hitam yang sedang bersiap.
Waktu sudah menunjukkan pukul 24.00 yang artinya itu adalah aba-aba untuk menyerang. Aku dan Roni menancapkan Gas dan menabrak gerbang mereka. Sontak para mafia itu kaget dan segera mengepungku dan Roni.
"Hei kalian semua lawan aku sini tangan kosong kalau berani" ucap Roni dengan bahasa Thailand karena hanya dia yang bisa berbahasa itu dengan fasih.
Mafia itu sepertinya tertawa dan terlihat terhibur oleh kelakuan Roni yang sok jagoan. Roni pun mulai bertarung dengan mereka. Sejenak aku melihat di atas gedung yang terlihat sebuah Asap hitam dan terlihat Rehan sedang meluncur dengan Wings (Sayap) yang dia pakai terlihat ada kaca yang berjatuhan yang artinya dia berhasil menembus kaca di gedung itu. Entah bagaimana dia melakukannya. Sepertinya ini adalah awal yang bagus menurutku.
Setelah lama aku dan Roni mengacau tiba-tiba alarm berbunyi yang menandakan Gedung itu sedang ada penyusup. Aku dan Roni akhirnya mulai melakukan serangan Frontal agar mereka tidak bergegas masuk ke dalam gedung. Aku dan Roni juga mulai sudah menembus di bagian depan Pintu gedung dan masih belum terlihat senjata api mereka hanya ada beberapa oisau dan benda tajam lainnya yang mereka gunakan.
Tiba-tiba ledakan besar terjadi di gedung tersebut, terdengar sinyal dari HP kami yang berbunyi yang artinya kami harus segera pergi dari sana. Aku segera mengaktifkan dan melemparkan Bom Asap yang diberikan oleh Rehan. Kami pun bergegas pergi dengan mobil tadi dan segera menuju ke titik pertemuan.
Namun tiba-tiba suara tembakan terdengar, dan peluru mulai melesat dan memekikkan telinga. Untungnya asap ini berhasil kita aktifkan sehingga tidak ada peluru yang berhasil mengenaiku tapi tidak dengan Roni.
Kami berhasil masuk ke dalam mobil, mereka sempat meluncurkan temabakan berkali-kali namun gagal mengenai kami. Aku langsung bergegas menuju ke tempat pertemuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pendekar : Fight or Die (Aksi, Laga & Drama)
ActionDeny Agus adalah anak yang suka berbuat onar, dia sangat terobsesi dengan Pencak Silat. Karena kata-kata motivasi dari Bapaknya dia pun akhinya terpanggil untuk meraih cita-citanya sejak kecil yaitu menjadi TNI Angkatan Darat, Tentu dia berusaha unt...