chapter tujuh belas

2.9K 284 10
                                    

Chanyeol masih belum bisa menutup matanya untuk tidur. Sial, perutnya terasa begitu perih saat ini. Baekhyun tidak memasak makan malam, hanya Taeyeon yang memasak, jadi saat makan malam tadi Chanyeol membual jika ia sudah makan, padahal ia hanya sarapan pagi saja, itupun hanya roti.

Baekhyun telah terlelap disisinya. Setelah pasca mengamuk tadi, ia bertambah kesal dan marah pada Chanyeol.

Chanyeol menghela nafas panjang, akhirnya ia beranjak dari sana, keluar menuju dapur untuk membuat apapun untuk mengganjal perutnya.

"Sial, tidak ada roti?"

Chanyeol berdecak kesal, apa yang harus ia makan jika bukan roti? Ia sangat pandai hingga terlewat jika urusan masak-memasak.

"Telur? Apa aku harus menggoreng telur?"

Chanyeol menimbang apakah ia akan menggoreng telur atau kembali tidur. Ia hanya takut jika rumah ini akan terbakar jika melakukan opsi pertama.

"Ck, bukankah menggoreng telur sangat mudah? Ya sangat mudah,"

Akhirnya Chanyeol mengambil penggorengan dan telur. Seperti ada yang tertinggal? Entahlah.

Menyalakan kompor tanam itu dengan penggorengan yang telah ada diatasnya.

Kening Chanyeol mengerut, "bagaimana cara mengecilkan apinya?"

"Ah, bodoh. Lupakan apinya,"

Dengan itu Chanyeol meremas telur diatas penggorengan. Ingat meremas, bukan membelahnya menjadi dua.

"Sial, kenapa kulit nya ikut terjun,"

Dengan kesal yang telah mencapai ubun-ubun Chanyeol pun satu persatu menyingkirkan kulit telur dengan spatula.

Setelah selesai dan tak ada kulit telur lagi, Chanyeol baru menyadari sesuatu.

"Astaga," Chanyeol mendesah frustasi dengan mengacak rambut nya hingga tak beraturan.

Akhirnya Chanyeol kembali mematikan kompor itu dan mengerang kesal. Ia melupakan minyak dan dia tidak menyadari saat memilah kulit telur jika api masih sangat besar dan ya, telur itu gosong tak layak makan.

Menghela nafas panjang, Chanyeol berniat kembali menuju kamarnya dengan perut yang masih terasa sangat perih.

Tubuhnya berjengit ketika dia baru saja berbalik.

Ada Baekhyun yang bersender pada kulkas besar.

"Siapa yang berkata jika dia sudah makan?" Tanya Baekhyun wajah yang ia buat sinis.

Chanyeol tak menjawab, ia hanya bisa menggaruk lehernya yang tak gatal.

"Kalau lapar kenapa tidak membangunkan Bunda saja?! Bagaimana jika dapur ini terbakar?" Ucapnya kesal dengan kaki yang melangkah menuju tempat penyimpanan telur.

Dengan telaten Baekhyun memberikan bumbu pada telur yang tengah ia goreng, dan menyajikan nya pada piring yang telah terdapat nasi untuk sang suami.

Karena masih kesal sekaligus malu, Baekhyun berniat kembali ke kamar setelah menyajikan makan Chanyeol tapi sayangnya sang suami yang sama sekali tak merasa bersalah itu mencegahnya.

"Temani aku hingga selesai,"

Baekhyun mendengus walaupun tetap menurut. Ia malu sebenarnya, sial bagaimana bisa suaminya itu memberikan hadiah baju yang sangat ah, Baekhyun tidak bisa berkata-kata!

Jika ia seorang wanita mungkin ia akan senang, tapi hei di adalah seorang laki-laki walaupun bisa mengandung!

"Jika sudah, piringnya taruh saja di tempat cuci. Bunda akan mencucinya,"

𝐓𝐡𝐞 𝐑𝐮𝐥𝐞𝐬 𝐌𝐚𝐫𝐫𝐢𝐚𝐠𝐞✓  【ᴄʜᴀɴʙᴀᴇᴋ】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang