9. Ikan kering ✨

32 10 0
                                    

“Gue mohon seburuk dan sejelek apapun sikap gue, lo tetap bisa bertahan dengan segala kekurangan yang gue miliki.”

~RANIA CALLISTA SURENDRA~


Assalamualaikum guys, hari aku update lagi. Jangan lupa buat komen di setiap paragraf yah, makasih...sayang kalian banyak-banyak.


✨•••✨

“BAPA!” papahnya Rania menolehkan kepalanya kearah pintu kamarnya. Ia tersenyum melihat kedatangan anak semata wayangnya.

Rania memeluk Papahnya dengan erat, ia sangat rindu dengan Papahnya. Sudah hampir 4 bulan ia tak bertemu dengan Papahnya, dan sekalinya bertemu Papanya malah terkena penyakit.

“Pa, bapak sakit apa? Ko gak ngasi tau Rania sih kalau bapak sakit?” khawatir Rania dan menyudahi memeluk Papahnya.

“Bapak cuma sakit biasa ko na, kamu gak usah khawatir,” jawab  Papahnya Rania.

“Tapi yah tetap aja, bapak harus kabarin Rania!”

Mama Risa hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah putrinya ini. “sudah, gak usah alay kamu.”

Rania menatap sinis kearah mamanya. “dihhh siapa lo? Selebgram?”

Akhtar terkejut dengan perkataan Rania, berani-beraninya ia mengetai mamanya seperti itu. Sungguh Rania adalah definisi anak yang kelewatan durhaka. “Rania, mulut lo!”

“Durhaka kamu sama orang tua!” ucap mama Risa tak kalah sinis.

Rania mencibirkan bibirnya, memang orang tuanya yang satu ini selalu membuat moodnya berantakan.

“Sampai kapan kamu mau disini? Kamu gak mau pulang? Pintu keluar ada di sebelah sana kalau kamu lupa,” ucap mama Risa sambil menunjuk kearah pintu.

Rania membelalakkan matanya, berani sekali mamanya mengusir nya, emang dia siapa?

“Ehm, gini yah Ma. Rania itu kesini mau jengukin Bapak Adira tercinta. Bukan mau ada bacot sama Mama Risa,” ucap Rania selembut mungkin.

“Emang mama ajakin kamu adu bacot?” tanya mama Risa.

Akhtar menghela nafasnya, kenapa anak sama mama ini tidak bisa akur untuk sebentar saja?

“Mah, maafin Rania yah. Rania memang kaya gitu mulutnya.” Akhtar meminta maaf kepada mama Risa.

Rania memutar bola matanya malas. “Yaudah, Rania mau pulang aja. Disini panas soalnya, banyak setannya.”

“Oh iya Pa, Rania pulang yah. Bapak Jaga diri baik-baik disini,” Rania mencium punggung tangan Papahnya dan disusul oleh Akhtar.

Rania melihat mamahnya lalu memeluknya. “Mah, Rania pamit pulang. Mama jangan nakal disini, harus nurut apa kata suami!”

“Maunya mama yang bilang seperti itu ke kamu, bukan kamu yang bilangin mama. Aneh kamu!” kata mama Risa dan menyudahi memeluk putrinya yang kurang ajar.

AKHTAR [ On Going ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang