Part 17

2.3K 174 23
                                    

"Astaga iya, ehh bukannya itu... "

"Oikawa senpai?"

Naruto segera menyisi dan memberhentikan mobilnya, melirik kembali ke arah dimana Oikawa diseret oleh beberapa orang kemudian menatap Akeno di sampingnya.

"Aku harus nolongin dia." Ujar Naruto seraya melepas safety belt yang dipakainya.

"Ihh ngapain, gak usah." Akeno menahan jas almamater bagian depan Naruto.

Naruto mendecak, "kamu gak liat, itu Oikawa senpai lagi mau di keroyok."

"Ya karna itu jangan, itu mereka ada berapa orang coba. Kamu mau ngelawan mereka semua sendirian?"

Akeno tentu khawatir, dari sini saja sudah terlihat ada enam orang yang sedang menyeret Oikawa ke gang sempit. Belum lagi bisa saja di dalam gang sempit sana masih ada beberapa orang teman mereka yang menunggu.

Naruto tak langsung menjawab, bimbang sesaat namun tak lama karna pikiran bagaimana Oikawa di siksa habis-habisan oleh orang-orang tadi terbersit di kepalanya.

"Tapi aku juga tidak bisa menutup mata dari ini, Akeno." Naruto melepas cengkraman tangan Akeno pada almamaternya kemudian turun dari mobil dengan tergesa-gesa.

"Tunggu disini, jangan pernah berfikir untuk menyusul, ngerti?"

Naruto memberi peringatan dan Akeno menangguk dengan perasaan penuh khawatir.

"Hati-hati, kalau misal emang gak bisa di tolong kamu harus lari."

Naruto tak mengubris ucapan Akeno, ia langsung pergi berlari menuju gang sempit tadi dengan tergesa.

Sampai disana, Naruto dapat melihat Oikawa terkapar di atas tanah basah, nafasnya terengah dengan badan sedikit bergetar karna menahan sakit. Wajahnya penuh luka, bibirnya atasnya sobek dan dialiri segar. Disekelilingnya ada anak anak SMA yang sudah pasti sang pelaku pengeroyokan, nasib baiknya tidak ada orang tambahan selain enam orang tadi. Tapi sialnya, keenam orang itu memiliki bada besar dan setinggi Oikawa, dua dari mereka juga memegang tongkat baseball yang pastinya sangat tidak menguntungkan Naruto yang tidak membawa apapun.

"Oyy ada yang kemari." Satu diantara keenam orang tadi berujar saat melihat kedatangan Naruto, membuat kelima sisanya ikut memandang Naruto yang baru sampai.

"Kau siapa dan mau apa kemari hah!?"

"Naruto, dan bisakah kalian hentikan ini."

Keenam orang tadi saling pandang sebentar dan tertawa mendengar pernyataan Naruto yang sangat lucu bagi mereka.

"Kau kira dengan siapa kau bicara hahh!, mau mati?" Orang berbadan paling besar sedikit berjalan ke arah Naruto, berteriak sembari mengacungkan tongkat baseball yang dipegangnya.

Pria lain yang masih berada di dekat Oikawa menendang kepala remaja yang sudah tak berdaya itu, "Oyy Oikawa, kau kenal anak ini?"

Dengan matanya yang sudah perih karna keringat melirik, cukup kaget namun ia tetap menjawab dengan acuh. "Entalah, mungkin dia adik kelasku."

"Hah?, aku kira dia salah satu anak buahmu."

"Oyy bocah, sebaiknya kau pergi jika tidak mau berakhir seperti orang ini." Pria itu menginjak kepala Oikawa, menekannya cukup keras hingga dapat Naruto dengar samar suara rintihan seniornya yang merasa kesakitan.

"Brengsek..." Naruto marah, namun tentu ia menahan dirinya agar tak langsung menyerang tanpa pikir panjang. Berbeda dengan anak buah Oikawa yang di lawannya tadi pagi di sekolah, orang-orang ini jelas cukup kuat. Belum lagi jumlah mereka yang banyak juga menjadi alasan lain untuk Naruto tak bisa bersikap sembrono.

Naruto-Harem Love lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang