Part 15

2.4K 177 34
                                    


"Siapa diantara kalian yang bernama Naruto? "

Semua orang yang ada di dalam kelas hanya diam tak bersuara. Beberapa dari mereka yang masih memiliki sedikit nyali hanya berani melirik Naruto dan Oikawa bergantian.

Merasa tidak enak dengan teman-teman kelasnya, Naruto akhirnya menunjukkan diri. Mengabaikan rengekan Kiba yang terus menahan agar tidak pergi. Naruto berjalan tanpa ragu ke arah dimana Oikawa berdiri.

"Aku Namikaze Naruto." Serunya setengah berteriak.

"Kau?" Oikawa menoleh, mendekatkan diri dengan Naruto hingga saling berhadapan kemudian menatapnya tajam.

"Senpai ada perlu sesuatu denganku?"

Tinggi Naruto itu 173cm, terhitung tinggi untuk ukuran anak SMA. Tapi saat berhadapan dengan senior di hadapannya ini, ia sampai harus mendongkapkan kepalanya ke atas agar bisa menatap mata sang lawan bicara.

Dalam hatinya Naruto meringis, "orang ini tingginya dua meter atau gimana, sial."

"Kudengar, katanya kau mencari masalah dengan anak buahku." Oikawa berujar dengan suara beratnya.

"Mereka duluan yang mulai."

"Hah?, hahaha"

Oikawa tertawa sarkas, menyugar rambut coklatnya sekali kemudian meraih kerah kemeja Naruto untuk ia tarik dengan kasar.

"Sepertinya kau tidak tau sedang berurusan dengan siapa yah?"

Disaat Oikawa menyeruakan ancamannya pada Naruto, semua anak buah yang ikut bersamanya termasuk Gaara sudah berdiri dengan formasi mengelilingi mereka berdua.

Naruto perlahan menatap sekeliling, melirik tiap siswa yang terlihat sangat menunggu perintah dari Oikawa untuk menghajarnya habis-habisan.

"Pengganggu."

Anak buah Oikawa mungkin banyak, tapi mereka tak lebih dari preman-preman SMA yang hanya bermodal tampang sangar. Naruto yakin bisa mengurus mereka dalam waktu kurang dari sepuluh menit dengan mudah.

Yang menjadi masalah disini yaitu Oikawanya sendiri. Naruto memang tidak pernah melihat langsung bagaimana hebatnya kemampuan bertarung seorang Oikawa Tooru, tapi menurut firasatnya pribadi, orang yang ia hadapi ini memang tidak bisa di anggap remeh.

Bugghh!

Disaat Naruto masih tenggelam dengan alam pikirannya, Oikawa sendiri sudah melayangkan sebuah tinju keras ke wajah Naruto.

Naruto tersungkur, bersamaan dengan suara jeritan histeris para siswi kelasnya. Bibir bawah Naruto robek dan dialiri darah segar, namun ia tak punya waktu untuk meringis karna Oikawa sudah kembali melayangkan serangan kedua.

Naruto tercekat, buru-buru menyatukan  kedua tangannya di depan dada yang bertujuan untuk menahan tendangan sang senior. Naruto kira pukulan yang sebelumnya itu sudah kekuatan penuh, namun ia tak sangka jika tendangan yang ia tahan sekarang ternyata jauh lebih keras.

Naruto yang ditendang dengan posisi setengah duduk terlempar mundur walau kedua tangannya sudah berusaha keras menahan tendangan sadist pria bertubuh semampai itu.

"Arghhh... " Naruto meringis saat merasakan punggung lebarnya menghantam tembok kelas dengan cukup keras.

Di tempatnya berdiri Oikawa menatapnya rendah dengan berhias senyum sarkas.

Naruto mendengus tak terima, bangkit berdiri dengan perlahan kemudian menyeka bibir bawahnya yang berdarah.

"Senpai yang memulai duluan, anggap saja aku sedang membela diri."

Naruto-Harem Love lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang