Part 5

7.3K 324 51
                                    

Selama perjalanan menuju klinik, Naruto dan Ino menjadi pusat perhatian. Ino yang sadar akan tatapan beragam dari setiap siswi yang mereka lewati merasa semakin malu sekaligus risih. Gadis berambut ponytail itu semakin menenggelamkan wajahnya di leher Naruto, membuat si pria merasa geli karna gesekan wajah dan rambut Ino pada lehernya.

"Ino diam, kau membuatku geli." Ujar Naruto dengan sedikit terkekeh.

"Ya mau gimana lagi, kita menjadi pusat perhatian tau!" Sahutnya setengah kesal.

Naruto mengedarkan pandangan nya, ternyata benar hampir semua murid menyorotkan pandangannya pada mereka. Naruto ikut menundukkan wajah dengan sedikit semburan rona merah di pipinya.

"Maaf, aku baru sadar." Cicitnya.

"Baka!, sudahlah cepat. Dah terlanjur malu."

"Iya iya." Naruto sedikit mempercepat langkahnya.

.
.
.

Akhirnya mereka berdua telah sampai di depan pintu ruang klinik. "Ino, bisa berdiri kan?" Tanya Naruto yang di jawab anggukan kecil oleh Ino.

Naruto menurunkan Ino perlahan, ia membiarkan tangan kanan Ino tetap berada di lehernya agar gadis itu bisa berpegangan padanya.

Naruto membuka pintu klinik dan menemukan Anko-sensei, Dokter muda yang ditugaskan menjaga klinik sekolah.

Senyum ramah yang sebelumnya terukir di wajah dokter cantik itu langsung lenyap, berganti menjadi wajah khawatir saat melihat gadis yang bersama Naruto dalam keadaan tidak baik.

"Sensei tolong bantu teman saya, dia jatuh saat tadi olahraga." Anko mengangguk mengerti dengan penjelasan singkat Naruto, ia lantas mengambil alih Ino dan memintanya berbaring di atas ranjang klinik.

"Coba saya liat lukanya."Ucap Anko.

Ino mengangkat perlahan celana olahraganya. Anko menghela nafas saat melihat luka Ino, ia bersyukur ternyata lukanya tidak besar, hanya luka kecil di paha dan sedikit memar di lutut.

Anko mengambil kotak P3K di meja dan dengan segera mengobati luka Ino agar tak terjadi infeksi.

"Sudah merasa baikan? " Ino mengangguk sebagai jawaban.

"Yamanaka-san istirahat dulu disini sama saya, Namikaze-kun balik lagi ke kelas aja, sebentar lagi pergantian pelajaran kan?"

Naruto mengangguk, ia menghampiri Ino terlebih dahulu."Aku duluan ke kelas yah."

Ino menahan lengan Naruto "aku ikut kelas juga aja." Ucapnya.

Naruto sontak memalingkan wajah pada Anko-sensei. Anko sendiri hanya sedikit memiringkan kepalanya, seolah berkata, Ya itu terserah kalian

Naruto kembali menatap Ino"udah disini aja dulu, nanti aku kasih tau Kurenai-sensei kalau kamu ga bisa ikut ujian karna sakit."

Ino terdiam saat mendengar kata ujian, ia sontak melepas genggamannya pada lengan Naruto dan kembali berbaring.

Naruto dibuat tersenyum dengan sikap menggemaskan Ino, ia tau apa yang dipikirkan gadis itu saat ini. Ia pasti senang saat mengetahui tidak usah mengikuti ujian mingguan Matematika dari Kurenai-sensei.

"Ya udah aku duluan yah." Ino kembali mengangguk sebagai jawaban.

"Udah sana, tenang. Saya pasti jagain kok pacar kamu disini. "Goda Anko

"Ka.. Kami ga pacaran Sensei!" Sahut Naruto gelagapan sedang Ino malah menyembunyikan wajah memerahnya di balik selimut ranjang klinik.



Naruto-Harem Love lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang