Dua

100 14 2
                                    

"Satu satunya cara untuk melindungi kamu adalah kamu harus pergi dari Bobby, kau harus pergi jauh darinya" Jinan berkata sambil menepuk pundak sahabat nya seraya menguatkan

"Tidak semudah itu"

"Kenapa?"

"K karena"

"Karena apa? Karena selama ini Bobby membiayai sekolahmu? Hyuk, sudah paman bilang, Paman akan memindahkan sekolahmu ke sekolah Jinan, agar kamu punya teman, dan kamu juga bisa jauh dari Bobby, sudahlah kamu tidak usah merasa kalau Paman keberatan membiayai kamu, kamu sudah paman anggap sebagai anak sendiri" Hanbin menatap Donghyuk lekat layaknya menatap anak sendiri. Memang selama ini Hanbin selalu menawarkan, tapi Donghyuk selalu menolaknya.

"Paman Hanbin benar hyuk, jujur saja Hyung tidak tega melihatmu, saat pulang sekolah pasti kau selalu seperti ini" Jinan hampir menangis melihat kondisi sahabatnya. Namja mungil ini memang sangat emosional.

"Tidak semudah yang kalian bayangkan, Bobby itu pintar, pindah sekolah bukan jalan terbaik, dia bisa saja ikut pindah ke sekolah Jinan Hyung kalau aku pindah sekolah, semua sosmed ku sudah di hack, dia bisa melacak keberadaanku dimana saja" Donghyuk berkata sambil susah payah menahan tangisnya. Jinan menarik Donghyuk ke dalam dekapnya.

Hanbin menggelengkan kepalanya, sungguh ia tak bisa membayangkan bagaimana jika ia berada di posisi anak ini "Nanti kita cari jalan keluar yaa"

Ketiganya tenggelam dibalik suasana haru. Tanpa sadar, kini mereka saling menguatkan Donghyuk.







Tin.. Tin!

"Pak, buka gerbangnya" Bobby berteriak memanggil tukang kebunnya. Klakson mobilnya sedari tadi ia tekan, tapi belum juga ada respon.

"Pakk! Bapak dimana? Cepet buka gerbangnya" Bobby tersulut emosi. Suaranya mengeras.

"Berisik! Heh, lu bukan anak kecil hyung, buka sendiri gerbangnya bisa kan? manja amat" Namja yang merasa telinganya sakit karena teriakkan Bobby itu hanya bisa memutar bola matanya, menatap Bobby dengan tatapan kesal.

"Lu gamau bukain gerbangnya gitu?" Bobby membalas tatapan namja bernama Chanwoo itu dengan tatapan yang tak kalah sinis.

"Dih, ngapa jadi nyuruh nyuruh gua lu? ini kan rumah lu buka aja sendiri gerbang lu" Chanwoo memutar bola matanya malas.

Bobby mengacak acak rambut Chanwoo merasa kesal atas ucapan 'anak buahnya' itu. "Besok besok ga usah minta makan lu".

"Ooh gitu ya? yaudah gua juga gamau bantuin lu lagi, turun sana, buka gerbangnya gua laper anjir" Chanwoo mendorong tubuh Bobby hingga pintu mobilnya terbuka. Bobby terjatuh dari mobil dan itu membuat Chanwoo terbahak bahak.

"Brengsek, gua tandain lu" Bobby menghentak hentakkan kakinya lalu membuka gerbang rumahnya sambil mengumpat tidak jelas.

Bobby masuk kembali ke dalam mobil. Melihat Chanwoo yang tengah asyik menatap layar hp nya.

"Nah gitu kek, mau markirin mobil doang ribet bener" Chanwoo tertawa jahat, Bobby ingin menyentil telinga Chanwoo saat ini juga.

"Dah cepet turun lu" Bobby memarkirkan mobilnya di garasi.

"Yang mau nginep di mobil lu siapa?" Chanwoo berlari turun dari mobil Bobby. Ia langsung masuk ke rumah Bobby.

"Sumpah, nih anak kagak sopan bangsad" Bobby ingin memaki Chanwoo dengan kata kata mutiaranya.

Saat di dalam rumah, Bobby menyuruh Chanwoo masuk ke kamarnya. Walau Bobby tahu besok kamarnya akan seperti kapal pecah karena diacak acak oleh Chanwoo.

Real Love (BobDong Story) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang