Tujuh

82 9 2
                                    

"Kau tidak apa apa?".

"Hahaha kita jatuh lagi" Dua anak itu malah tertawa ria. Mereka sudah terbiasa jatuh di gang seperti ini.

Tiba tiba Donghyuk melihat sesuatu yang aneh.

"Hyung, i itu apa?".

Jinan melirik ke belakang. Jinan tidak menemukan apa apa selain mobil berwarna hitam. Tapi kenapa Donghyuk sangat ketakutan?.

"Hyuk itu kan cuma mobil".

Donghyuk hanya mencengkeram kuat baju Jinan. Jinan yang tak mengerti mendekap tubuh Donghyuk seraya menenangkan. Dan setelah Jinan memperhatikan mobil itu.

Ohhh..... Jinan mengerti.

Itu adalah mobil Bobby. Dan pasti kalian masih mengingat kan apa yang Bobby lakukan tadi pagi?. Kenapa mobil itu malah mengikuti mereka?.

Jinan berusaha sekuat mungkin membangunkan sepedanya. Dia membonceng Donghyuk lalu mengayuh sepedanya sekuat mungkin.

Tapi apa daya, memang sekuat apa sih sepeda karatan ini agar bisa menghindar dari mobil Bobby?. Mobil itu berhasil menyalip mereka.

Dan dengan kurang ajarnya si pemilik mobil melemparkan botol yang masih berisi minuman ke arah Jinan dan Donghyuk.

"Aarghh sakit" Donghyuk yang terkena lemparan botol soda yang masih penuh itu hanya bisa meringis kesakitan. Sedangkan Jinan yang bajunya basah tidak dapat lagi menahan emosinya.

"Hei dasar bajingan! kau tidak punya hati" Jinan balas dendam melemparkan sebuah batu besar ke kaca mobil Bobby.

Prang! Kaca mobil bagian belakang itu retak. Jinan tersenyum puas.

"Hyungg dia nanti turun" Donghyuk menggenggam lengan Jinan sambil gemetaran.

"Duduk disana Hyuk" Jinan menunjuk sebuah ruko yang tengah tutup, posisinya memang agak jauh. Tapi setidaknya Donghyuk bisa 'sembunyi' dari Bobby.

Bobby turun dari mobilnya lalu membanting pintu mobil dengan kasar. Dia menghampiri Jinan yang tengah tertawa tawa jahat.

"Heh tengil, dasar sok jagoan kau berani beraninya merusak kaca mobilku" Bobby menarik kerah baju Jinan. Jinan tersenyum meremehkan.

"Aku tak akan melakukan itu kalau kau tidak semena mena pada kami bodoh".

Bobby mendelik kesal."Cih aku hanya melemparkan soda ke baju seragammu, kau tinggal mencucinya, lihat kaca mobilku pecah bisakah kau menggantinya anak miskin kau kan-".

"CUKUPPPP!".

Seketika Bobby dan Jinan menghentikan perdebatannya. Mereka menengok ke sumber suara. Dan ternyata itu Donghyuk.

"Hyung ayo kita pulang kita harus kerja" Donghyuk menarik tangan Jinan dia berusaha menjauhkan Jinan dari kekasihnya itu.

"Kau tidak usah ikut campur" Bobby mendorong tubuh Donghyuk yang menghalangi pandangannya. Perlakuan Bobby otomatis membuat Donghyuk terjatuh.

"Argh sakit" Donghyuk berusaha bangkit dari tempat ia terjatuh.

"Donghyuk, hei kau benar benar keterlaluan" Jinan meninju wajah Bobby hingga menimbulkan bekas kemerahan.

Chanwoo yang sedari tadi diam dan tidak ingin ikut campur pun akhirnya terpaksa turun tangan. Ia menarik tangan Bobby. Daripada pertengkaran ini terus berlanjut kan?.

"Hyung ayo pulang, kita tinggalin mereka".

"Lihatlah kalian berdua" Bobby menunjuk wajah kedua bocah polos itu. Dia masih tersulut emosi.

Dibalik kaca mobil, Donghyuk bisa memperhatikan ekspresi dari wanita yang amat dia benci. Ya, disana Jisoo tersenyum penuh kemenangan.

Mobil Bobby pun semakin lama semakin tak terlihat. Donghyuk dan Jinan hanya bisa terdiam diri untuk menenangkan suasana hati mereka.

"Hyung".

"Hmm?"

"Ayo kita ke Cafe, tapi kita bersih bersih dulu, aku gamau Paman Hanbin sama Yunhyeong Hyung curiga" Donghyuk menatap baju seragam nya yang sudah sangat kotor.

Jinan menghela nafas berat "Kita pulang dengan keadaan apa adanya aja, udah ayo sini naik".

"T-tapi hyung".

"Ayo naik Kim Donghyuk".

Donghyuk hanya bisa mengangguk sambil memegang pundak Jinan.

***

Sesampainya di Cafe mereka melihat Hanbin sedang berkumpul bersama Yunhyeong dan juga seorang perempuan. Hmm mereka belum pernah melihat perempuan itu, mungkin dia rekan kerja Yunhyeong atau rekan bisnis Hanbin?.

"Selamat siang Paman, Hyung, Nuna" Jinan tersenyum ramah kepada tiga orang yang tengah berkumpul di salah satu bangku pengunjung.

"Siang juga, loh ini baru jam 11 kenapa kalian sudah pulang?" Hanbin mengerutkan keningnya melihat kedua anak yang terlihat kucel sepulang sekolah itu.

"Dan kenapa baju kalian kotor?" Yunhyeong panik ketika melihat 'calon anaknya' tengah menunduk sambil memainkan kancing baju.

"Eum Hanbin Yunhyeong biarkan mereka tenang, izinkan aku berbicara dengan mereka ya?" Wanita yang tidak pernah mereka lihat itu tiba tiba menyambar.

"Baiklah kalau kau ingin bicara dengan mereka" ucap Yunhyeong sambil tersenyum pada wanita itu.

"Maaf hyung kalau boleh kami tau siapa nuna ini?" Tanya Donghyuk yang entah ditujukan pada Hanbin atau Yunhyeong.

"Maaf hyung kalau boleh kami tau siapa nuna ini?" Tanya Donghyuk yang entah ditujukan pada Hanbin atau Yunhyeong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Buat yang gatau itu Luna F(X)

"Ah mian saya lupa memperkenalkan diri, perkenalkan saya Luna partner kerja dokter Yunhyeong. Saya psikolog yang kebetulan bekerja di rumah sakit yang sama dengan dokter Yunhyeong, semoga kita bisa berteman dengan baik ya" Luna menyunggingkan senyum ramahnya. Entah kenapa senyuman itu mengingatkan Jinan dan Donghyuk akan sosok ibu.

"Nan, Hyuk bawa dokter Luna ke kamar kalian, beliau ingin bicara" Ujar Hanbin pada kedua sahabat itu.

"Ayo Nuna kami antar ke kamar" Jinan jalan di depan sambil mengarahkan kamar pada Luna.

***

Mereka pun sampai di kamar. Pandangan Luna sedari tadi fokus pada Donghyuk yang seakan menutup nutupi alat kelaminnya. Belum lagi bekas luka dan noda yang terdapat di baju seragam. Untuk menghindari trauma psikis, Luna akhirnya membawa mereka untuk berbicara.

"Jinan dan Donghyuk, Nuna boleh tanya kalian sekarang sudah kelas berapa?" Ucap Luna dengan nada penuh kasih sayang.

"Aku kelas 12 Nun satu taun lagi aku lulus, Donghyuk masih kelas 11" Jinan mewakili sang adik yang masih menunduk.

"Ah begitu, pasti kalian sudah punya kekasih dong kalian kan tampan" Luna tertawa seraya mencairkan suasana.

Seketika Donghyuk bergetar ketika mendengar kata kekasih. Ya, apakah pantas orang seperti Bobby ia sebut kekasih?.




























































MAAF PENDEK SIBUK SEKOLAH, TBC YA VOMMENT NYA JUGA!

Real Love (BobDong Story) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang