Hari ini hari Senin. Para siswa dipulangkan pukul 3 sore. Ini dikarenakan di hari Senin selalu ada pelajaran tambahan. Memang melelahkan, namun ada juga murid yang senang.
Donghyuk berjalan menyusuri lorong sekolahnya. Dia tidak bisa langsung pulang dan beristirahat. Sepulang sekolah ia harus lanjut bekerja di Caffe milik paman Hanbin.
"Melelahkan" Gumamnya sambil meneguk air dari botol yang selalu ia bawa untuk bekal sekolah.
Diluar sedang hujan deras. Suasana hati Donghyuk sangat waswas. Sedari tadi ia menengok ke kanan kiri berharap seseorang tidak melihatnya.
"Sudah pukul 3, paman Hanbin pasti sudah menungguku. Caffe juga pasti ramai. Huft aku ga boleh kecewain paman Hanbin, aku harus datang tepat waktu" Donghyuk melirik jam yang tertempel di dinding sekolahnya.
Donghyuk berjalan sembunyi sembunyi. Kepalanya masih menoleh kesana kemari. Dalam hati ia berharap derap langkahnya tidak terdengar oleh siapapun.
"Huft, syukurlah dia tidak melihatku" Donghyuk melanjutkan langkahnya menuju gerbang sekolah. Namun baru saja beberapa langkah, tiba tiba suara berat yang tak asing di telinganya terdengar memanggil namanya.
"Donghyukkie"
Langkah Donghyuk terhenti. Percuma ia berlari sekencang apapun sang pemilik suara pasti akan mengejarnya. Ah sial, hari ini fisik Donghyuk begitu lelah. Belum lagi ia harus lanjut bekerja, dan mengapa orang itu hadir tanpa diminta?.
"Eungg Bobby hyung, ada apa" Donghyuk sebenarnya sudah tahu apa yang akan Bobby lakukan padanya. Namun ia tak ingin terlihat payah di depan Bobby.
Bobby menghampiri Donghyuk lalu mengusap ngusap rambutnya. Tubuh Donghyuk bergetar. Ia sangat ketakutan.
"Kemarilah sayang" Bobby membisikkan kalimat itu tepat di telinga Donghyuk. Tangannya sudah mencengkeram lengan Donghyuk dengan begitu kuat.
"Hyung aku mohon hyung, untuk kali ini jangan, aku mohon untuk kali ini saja, aku harus bekerja hyung aku sudah terlambat, aku tidak mau mengecewakan paman Hanbin, hyung aku mohon" Mata Donghyuk berkaca kaca, ia berusaha melepaskan cengkeraman Bobby, namun justru cengkeraman Bobby semakin menguat membuat Donghyuk kesakitan.
"Aku sudah bosan mendengar alasanmu, aku kekasihmu, aku tidak mau mendengar penolakan" Bobby membentak Donghyuk hingga telinga Donghyuk terasa sakit saking kerasnya suara Bobby.
"Hyungg aku mohon, jangan lakukan itu hyung, hiks aku harus bekerja" Donghyuk menangis sesenggukan, namun itu tidak membuat Bobby merasa iba. Justru ia semakin menarik Donghyuk ke dalam dekapnya.
"Jangan menangis! Dasar cengeng, lemah sekali kau, cepat ikut aku" Donghyuk semakin mengeraskan suara tangisnya. Bobby membekap mulut Donghyuk. Dia membawa Donghyuk ke tempat yang sepi.
Bobby membuka pintu perpustakaan lalu mendorong Donghyuk hingga tubuh Donghyuk tersungkur ke lantai.Donghyuk yang sudah lemah dan tak berdaya hanya bisa pasrah atas perlakuan Bobby.
"Hyung aku mohon, jangan hyungg" Donghyuk masih memohon. Namun Bobby malah menindih tubuhnya.
"Hahaha, jangan harap kau bisa lepas dariku" Bobby tertawa jahat, tangannya membuka kancing seragam Donghyuk. Ia membuka baju seragam Donghyuk lalu melemparnya. Donghyuk berusaha berontak, tapi sepertinya keberuntungan sedang tak berpihak pada Donghyuk.
Bobby menarik dagu Donghyuk dan tanpa basa basi ia langsung melumat bibir Donghyuk. Ia tak memberi ampun pada sang empu yang tengah memukul mukul dadanya.
"Mphhh hyunghh" Donghyuk hanya bisa mendesah ringan atas perlakuan Bobby.
Lumatan Bobby kini semakin kasar. Ia menggigit bibir bawah Donghyuk hingga berdarah. Donghyuk kembali menangis. Ini sangat sakit.

KAMU SEDANG MEMBACA
Real Love (BobDong Story)
FanfictionKarena ff Bobdong (Bobby Donghyuk) dikit, sebagai shipper Bobdong garis keras harus inisiatif bikin. "Kalau kamu mencintaiku, seharusnya kamu tidak melakukan ini padaku - Donghyuk" "Aku melakukan ini karena aku mencintaimu, Dongiku - Bobby" ⚠️ GAY...