Luna langsung mengerti. Ia mengusap pundak Donghyuk. Ia memilih untuk mengalihkan sementara pembicaraan mereka.
"Hey, kaki kalian luka, sini nuna obati" Ucap Luna sambil tersenyum.
"Ah, tadi kami hanya jatuh dari sepeda Nun, nanti luka kami juga hilang" Jinan tersenyum sambil melirik sahabatnya yang masih terdiam.
"Kalau tidak diobati nanti infeksi sayang, ayo sini" Luna meneteskan alkohol ke selembar kapas lalu menempelkan pada lutut Jinan yang luka, Jinan merasa sentuhan Luna sangat lembut, sama seperti sentuhan seorang ibu.
"Hiks Eomma Inan kangen eomma" Tak terasa, air mata menetes membasahi pipi namja mungil itu.
"Hyung, yang sabar yaa" Donghyuk memeluk tubuh Jinan seraya menenangkan. Luna tersenyum melihat kehangatan dua sahabat itu.
"Jinan boleh kok manggil nuna eomma" Luna ikut bergabung ke pelukan mereka.
Jinan mengerutkan keningnya, eomma? itu sungguh mengagetkan.
"Bagaimana bisa aku memanggilmu eomma, sedangkan nuna masih muda dan cantik?".
Luna tertawa mendengar ucapan Jinan "Apakah aku terlihat muda? benarkah? Usiaku saja 3 tahun lebih tua dari Hanbin, dan dimatamu aku ini masih terlihat muda?".
Jinan dan Donghyuk terhenyak kaget, rupanya mereka mengira bahwa Luna adalah seorang psikolog yang baru lulus dari kuliahnya. Tapi ternyata usianya lebih tua dari Hanbin.
"Baik e-eomma" Jinan tergagap pelan.
"Iya sayang, eum kembali ke pembahasan awal ya, Donghyuk? Bolehkah kamu bercerita tentang kisah cintamu? ada apa kau dengan kekasihmu akhir akhir ini?" Luna memegang kedua pundak Donghyuk. Tubuh Donghyuk gemetar, ia tak tahu harus berbuat apa.
"Hey? ceritalah sayang, nuna janji semua akan baik baik saja" Luna mengusap usap pipi lembut Donghyuk. Bibir Donghyuk bergetar, ia berusaha menceritakan semuanya.
"A-aku eumm akhir akhir ini, s-sering mendapat perlakuan tak menyenangkan darinya nun, mungkin bisa dibilang itu dia membully ku".
Luna terkejut mendengar ucapan Donghyuk. Setega itukah seorang kekasih memperlakukan kekasihnya sendiri?.
"Lalu? kenapa semua bisa terjadi? karena tidak mungkin dia melakukan itu semua kalau tidak ada sebab akibatnya".
"Eum, i-iya nun, ada kejadian yang membuat dia seperti itu" Donghyuk berbicara sambil memainkan jari seraya menghilangkan rasa gugupnya.
Luna menganggukkan kepalanya "Tolong ceritakan kronologinya".
"Eungg"
***
"Aghh, Jinan sialan kaca mobil gua pecah kan" wajah Bobby memerah, dia kini tak dapat lagi menahan emosinya.
"Lagian lu kaya bocah pake lempar lempar botol segala" Chanwoo memanyunkan bibirnya ke depan seraya mengejek Bobby. .
"Heh, gua cuma lempar botol tapi dia lempar kaca mobil gua, parah kan?" Bobby menghela nafas menahan emosinya.
"Yaudah sih lu kan anak orang kaya, emak lu juga punya blackcard, tinggal gesek aja keluar tuh uang ganti dah kaca mobil lu" rupanya Chanwoo tidak mau ambil pusing perihal kaca mobil Bobby.
"Bukan masalah itu ya, tapi ini masalah harga diri gua, si Jinan itu brengsek, dia"
"Bob, udah ya jangan marah marah terus, yuk sini minum lemon tea dulu. Ini minuman dingin semoga bisa dinginin pikiran kamu" Jisoo tiba tiba datang sambil membawa kantung kresek berisi 3 cup lemon tea.

KAMU SEDANG MEMBACA
Real Love (BobDong Story)
FanficKarena ff Bobdong (Bobby Donghyuk) dikit, sebagai shipper Bobdong garis keras harus inisiatif bikin. "Kalau kamu mencintaiku, seharusnya kamu tidak melakukan ini padaku - Donghyuk" "Aku melakukan ini karena aku mencintaimu, Dongiku - Bobby" ⚠️ GAY...