Chapter 23: The Dead Dream

20 7 4
                                    

"Kau mengenalnya?!" Rob memegang kedua pundak Miki erat. "Katakan padaku, dimana dia?? Dimana dia tinggal??"

"Aduh!" Miki meringis saat kedua tangan Rob mengguncang bahunya. "Tenanglah, Tuan. Kenapa kau ini?"

"Kau mengenalnya, kan??" Sepasang mata Rob mendadak basah. Ia memandang Miki dengan penuh harap. "Katakan padaku bahwa kau kenal dengan Misaki Rai ...."

"Well, aku tidak bisa menjamin bahwa username MR yang sering berdiskusi denganku ini memang Misaki Rai." Miki kembali melihat layar ponselnya. "Tapi, semua puisi yang pernah dipublikasikannya di forum ini memang adalah puisi yang sama dengan yang ada di buku, hanya saja ia memublikasikannya dalam bahasa Inggris."

"Kau sering berdiskusi dengannya??" Rob membulatkan mata.

"Yeah, tapi kami memang tak pernah memberitahu nama lengkap, hanya inisial dan yang kutahu, dia berasal dari Jepang." Miki melihat Rob lagi, kali ini menggeleng samar. "Dan aku juga tidak tahu di mana persisnya ia tinggal."

"Argh ...." Rob kembali menjatuhkan punggungnya di sofa. "Kumohon, sedikit petunjuk saja, aku hanya ingin menemukannya."

Miki memandangi Rob dengan heran saat Rob mulai menyeka air matanya. Miki tak mengerti ada apa antara sosok Misaki Rai dengan lelaki di hadapannya ini yang ia kenali sebagai aktor populer. Dan sejujurnya, Miki tak merasa perlu untuk mencari tahu sebab itu bukan urusannya.

Namun Miki memikirkan satu hal, MR, teman diskusinya itu sudah lebih dari seminggu tak aktif di forum diskusi bahkan tak lagi membalas pesannya.

"Apa kau mengenalnya?" tanya Miki akhirnya. "Kau kenal Misaki Rai?"

"Yeah," Rob mendengus kecil seraya menyingkirkan air matanya sekali lagi. "Dia kekasihku."

Miki seketika menahan tawanya.

"Kenapa? Kau tidak percaya padaku?" Rob menatapnya sinis.

"Tidak." Miki menggeleng tanpa takut. "Bagaimana dia bisa jadi kekasihmu jika kau bahkan tak tahu di mana tempat tinggalnya? Seperti Prince Charming yang kehilangan Cinderella saja."

Tangan Rob mengepal, berusaha menahan kesal setelah mendengar kata-kata Miki yang sebenarnya masuk akal meski anak itu tak tahu cerita lengkapnya.

"Ryota-kun," panggil Baz, membuat Miki langsung menoleh.

"Apa?" sahutnya datar.

"Apa memang tak ada lagi hal tentang Misaki Rai yang kau ketahui?" tanya Baz sambil mengerling ke arah Rob. "Temanku itu ... sangat membutuhkannya sekarang. Aku mohon, jika kau tahu hal lain lagi tentangnya, beritahulah."

Miki terdiam sejenak. Ia lalu kembali melihat ponselnya.

"Seperti yang kukatakan, aku tak bisa menjamin bahwa teman diskusiku yang memiliki username MR ini memang Misaki Rai, tapi aku rasa kemungkinan besarnya memang dia karena puisi ini." Miki mengangkat bahu. "Yaa ... meski bisa saja, ini hanya kebetulan."

"Kenapa kau tak mencoba tanya temanmu itu apakah namanya memang Misaki Rai atau tidak?" lanjut Baz.

"Masalahnya, dia sudah lebih dari seminggu tidak online." Miki mengingat-ingat. "Eh, kurasa ada hal lain lagi yang berhubungan dengan MR."

Miki keluar dari forum diskusi itu lalu mengakses situs web lain di ponselnya, situs web yang juga selalu menjadi tempatnya biasa membaca.

"Dia punya komunitas bernama Himawarinoie-"

Kening Rob berkerut mendengar kata itu.

Himawarinoie.

Ia pernah mendengarnya, Rai pernah bercerita tetapi Rob sepertinya tak bisa mengingat banyak karena mungkin saat itu ia sibuk memperhatikan Rai dan bukan apa yang diucapkannya.

Dear, Drug Dealer (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang