Chapter 25: Aishiteru

25 6 1
                                    

Hari telah menjelang siang saat Rob bertamu ke rumah Rai untuk menemui kedua orang tua gadis itu. Di tangannya, ia membawa satu kertas yang bertuliskan kata-kata panjang dalam bahasa Jepang yang ditulis dengan versi alfabet. Kata-kata itu adalah permohonan Rob untuk membawa Rai kembali ke Inggris agar Rai menyelesaikan pendidikannya dan tentu saja, tentang niat Rob untuk menikahinya.

Kertas itu tak lain ditulis oleh Miki atas permintaan Rob. Miki menerjemahkan kata-kata Rob dan mencatatnya di kertas agar Rob bisa membacakannya di hadapan orang tua Rai. Tentu Miki juga mengajari Rob pengucapan dan intonasinya, sebab meski telah ditulis dalam versi alfabet dan bukan kanji, Rob tetap butuh bantuan agar ia bisa membacanya dengan benar.

Selama membaca kertasnya, kedua orang tua Rai menyimak dengan saksama sambil memandangi pemuda itu serius. Sementara Rai yang duduk di dekat mereka terus tersenyum, tak mengira bahwa Rob akan bersungguh-sungguh bicara pada orang tuanya dalam bahasa yang sama sekali tak pernah dipelajarinya.

Rob menunduk dalam-dalam setelah ia selesai dan beberapa saat kemudian kembali duduk tegak. Jantungnya berdebar tak karuan menantikan reaksi ayah dan ibu Rai.

Selama beberapa saat, tak ada yang bersuara hingga akhirnya ayah Rai berdeham, lalu memandang istrinya dan berbisik. Ia lalu beralih pada putrinya yang juga sejak tadi tak bersuara.

"Apa kami bisa mempercayaimu kali ini?" tanya ayahnya. "Juga mempercayainya?"

"Kami berdua telah membicarakan ini, Ayah." Rai sedikit menundukkan wajahnya. "Seperti yang telah dikatakan Rob, kami telah melalui cukup banyak hal dan saling mengenal selama aku berada di Inggris. Kini, dia mengutarakan niat baiknya dan memohon restu kalian, yang bisa kukatakan hanyalah aku memohon kepercayaan kalian sekali lagi."

"Lalu setelah dia membawamu ke Inggris, apa kau tak akan kembali lagi ke Jepang?" tanya ibunya.

"Tentu aku akan kembali, Ibu." Rai tersenyum. "Kami berdua akan kembali."

Sepasang orang tua itu berpandangan. Ayah Rai menghela napas panjang dan kembali melihat Rob sekilas sebelum akhirnya bicara lagi pada Rai, "jika benar bahwa kalian memang akan kembali ke Jepang, maka kembalilah sesering mungkin."

Rai mengangguk.

"Dan kalian harus menikah di Jepang," lanjut ayahnya disusul oleh anggukan dan senyum dari sang ibu.

Rai memandang kedua orang tuanya dengan mata berbinar. "Jadi ... Ayah dan Ibu merestui kami, kan??"

Keduanya mengangguk. Rai melihat Rob sambil tersenyum lebar. Rob mengangkat alisnya, meminta penjelasan atas apa yang baru saja ia bicarakan dengan orang tuanya.

"They said yes!" Rai berseru tertahan

Senyum Rob langsung terkembang dan ia menunduk dalam-dalam sekali lagi di hadapan kedua orang tua Rai.

"Arigatou gozaimasu!" ucap Rob.

Ayah Rai tersenyum lalu mengulurkan tangannya untuk memberi tepukan lembut di pundak Rob, pemuda asing yang akan menjadi menantunya.

Dengan mengenakan kimono santai yang dilapisi lagi oleh hanten—pakaian atas yang tebal untuk musim dingin—Rai berjalan di sisi Rob sambil berbincang ringan, menuju sebuah danau kecil yang tak jauh dari rumahnya.

"Tadi itu menakutkan, tapi aku lega akhirnya mereka menerimaku." Rob mengetatkan mantel biru gelap yang dipakainya. "Dan mereka meminta kita agar menikah di Jepang? Itu justru sudah menjadi niatku sejak awal."

"Sungguh?" Rai mengerutkan dahi.

"Yeah, kita bisa menghindari banyak sekali media, kan?"

"Uh-um." Rai mengangguk setuju. Sebelumnya ia telah membuat Rob bersumpah agar jangan membiarkan semua media itu mendapat kesempatan untuk mengekspos kehidupan pribadi mereka. Memang mungkin akan sulit, tapi sama sekali tidak mustahil. "Ngomong-ngomong, bagaimana keadaan Miki?"

Dear, Drug Dealer (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang