Raka merasa sesak. Jiwanya seakan ditarik paksa dan melintasi dimensi waktu. Begitu ia membuka mata, suasana tampak berbeda. Ia berada di kamar lusuh yang bukan miliknya.
Brak!
Pintu tiba-tiba terbuka. Seorang wanita berseragam maid masuk dengan tampang galak.
"Cepat bangun dasar sampah!"
Raka terperanjat, menatap bingung keadaan di sekelilingnya. Lebih lagi, seorang wanita yang tiba-tiba masuk dengan marah.
"Yang Mulia Putra Mahkota memanggilmu. Cepat bersiap!!"
Setelahnya, maid itu keluar dengan membanting pintu.
Brakkk
"Ada apa ini? Kenapa semua aneh sekali?" Raka mengernyit.
Begitu dia bangun, tubuhnya terasa sakit. Terlebih area punggung yang sebelumnya tak ia hiraukan.
Berjalan pelan menuju sisi ruangan. Raka menatap cermin yang memantulkan bayangannya.
Rambut pirang keemasan. Mata panda dengan rahang tegas. Tampak mengerikan.
"Sh*t! Wajah siapa ini!!"
Raka menarik baju lusuhnya ke atas. Menatap cermin yang menampakkan punggungnya.
"Apa-apaan ini!! Kenapa punggungku terluka seperti ini. Sebenarnya apa yang terjadi?!!"
Raka menggeram pelan. Harusnya ia telah mati. Tapi kenapa keadaannya tampak menyedihkan seperti ini.
***
Setelah bersiap, walau ia tak melakukan apapun selain mencuci muka dan mengganti atasannya, Raka melintasi lorong yang sepi.
Di depan pria itu, ada seorang prajurit yang menuntun jalannya. Cukup jauh hingga ia berhenti di depan pintu besar yang mewah.
"Masuklah!" prajurit itu menyingkir. Sedangkan yang bertugas di depan pintu besar segera mengumumkan kedatangannya.
"Pangeran ke-2, Nares Pradinata telah di sini Yang Mulia," ucap penjaga.
"Suruh dia masuk!" Suara dari dalam terdengar dan seketika pintu dibuka.
Raka menatap heran pria di depannya. Senyum ramah yang terkesan misterius menyambut kedatangannya.
*kurang lebih kayak gini visual putra mahkota
Pria itu mendekati Raka, "Duduklah"
Keduanya duduk berhadapan. Terpisah meja kecil khas kerajaan dengan ornamen unik.
"Maafkan ibunda, saudaraku. Kau pasti terkejut" Pria itu-Putra Mahkota menatap Raka iba.
"Ibunda sungguh keterlaluan kali ini. Bagaimana bisa mencambukmu 100 kali dalam semalam. Oh ya, kau tak apa bukan?"
Inikah sebabnya punggungnya sakit? Orang gila macam apa itu!!!
"Tak apa," Raka menatap datar lawan bicaranya. Walau sebenarnya, luka itu terasa perih dan mengganggu.
Lebih aneh lagi pria ini. Apa-apaan senyumannya itu
Raka merasa harus waspada. Orang ini, kentara sekali menutupi kelicikannya.
"Itu kabar bagus. Tapi ku dengar, kau akan diasingkan. Bagaimana menurutmu?"
Ekspresi Putra Mahkota berganti datar. Menatap lurus Raka yang terlihat berbeda.
"Kurasa permainan ini akan semakin seru." Putra Mahkota tersenyum samar.
Sh*t!! Diasingkan katanya? Siapa? Aku?!! Dunia apa yang kumasuki sekarang?!
Raka terus mengumpat dalam hati. Sesekali memperhatikan orang asing di depannya yang semakin mencurigakan.
TBC
Terimakasih sudah mampir..
Akhirnya bisa update juga. Semoga tidak mengecewakan
See you next update
CyaaaSiskanaek
KAMU SEDANG MEMBACA
Dijebak Protagonis
FantasyRaka Dewangga tertabrak saat menyeberang jalan. Tubuhnya terpental jauh hingga beberapa meter. Di akhir kesadarannya, Raka melihat seseorang sedang memandangnya dengan senyum menenangkan. "Tidurlah," ucap orang asing itu dan setelahnya Raka benar-be...