H a p p y R e a d i n g
⋆ ˚。⋆୨୧˚ ˚୨୧⋆。˚ ⋆Untuk sementara Raka dapat bernapas lega. Keadaan cukup aman karena mereka tengah bersembunyi di kediaman Jacob.
Mereka berhasil keluar dari wilayah musuh dengan menyelinap melewati sisi tembok yang tersembunyi diantara semak-semak dan pepohonan pemukiman warga. Dengan peralatan yang telah dipersiapkan Jacob-seutas tali yang terjulur hingga dasar-tentu mempermudah pergerakan mereka.
Saat ini Raka dan Joo tengah berdiskusi. Sedangkan Jacob tampak tak peduli. Pria itu memilih keluar, menimba air yang telah habis.
"Setelah ini, kita harus kembali ke benteng. Kau ada rencana, Joo?" Raka menatap Joo, memangku dagu dengan sebelah tangan sambil berpikir.
Joo berdeham, "Hamba rasa kita harus mengirim kabar terlebih dahulu, Pangeran. Akan sangat berguna jika kita mengirim bala bantuan."
Terpekur sejenak, Raka memikirkan berbagai kemungkinan. Apakah keadaan yang terdesak ini cukup untuk menunggu bala bantuan?
Yah, mungkin bisa dicoba
"Kau yang urus, Joo. Pastikan surat yang dikirim aman dan rahasia!"
Tak lama, Jacob masuk. Perhatian keduanya teralih ke pria itu.
"Bagaimana guru bisa tahu keberadaan kami?" Raka bertanya, mengingat banyak hal yang harus dibahas bersama gurunya.
Jacob diam sejenak, "Ternyata itu memang kau." Setelahnya, pria itu mengambil sebilah pedang panjang.
Dilemparkannya pedang itu ke Raka, "Untukmu! Gunakanlah sebaik mungkin."
Joo menatap keduanya bingung, belum lagi Raka yang masih mengamati pedang itu dan gurunya bergantian.
Mengambil pedang, Raka menarik sarung yang menutupi mata pedang.
"Guru yakin ini untukku?""Kau muridku," Jacob menatap Raka yang terlibat senang- "Setelah ini, kita pergi. Kau pasti harus kembali ke benteng, bukan?"
Raka mengangguk, diikuti Joo yang mulai bersiap mengirim pesan.
***
Beberapa kilo dari kediaman Jacob, Vander tengah bersiap bersama pasukannya. Mereka bersembunyi di atap tembok tinggi perbatasan wilayah musuh.
Memberi isyarat, Vander memberi perintah untuk bergegas masuk. Beberapa dari sisi kanan, sedangkan yang lain dari arah kiri.
Vander hampir terjun, melompati tembok yang mengelilingi wilayah musuh. Tetapi, seekor burung merpati terbang rendah mengelilinginya.
Di salah satu kaki burung itu, terdapat pita-simbol pesan yang dimiliki Joo-berikut dengan gulungan kertas di lehernya.
Kami akan segera kembali ke benteng. Urus semua keperluan perang. Persiapkan pasukanmu!!
-Joo
Segera, Vander melemparkan tanda. Pasukannya yang melihat bergegas kembali ke titik temu. Rencana baru harus segera dibentuk.
***
Tanpa beristirahat, Raka bersama Joo dan Jacob berkuda melintasi tanah tandus. Raka mengumpat beberapa kali, karena tubuhnya hampir terjatuh. Meskipun malu, ia memilih duduk dibelakang Joo yang lebih menguasai berkuda.
Raka lupa. Di zaman ini berkuda adalah hal biasa. Lebih parahnya lagi, ia tak mungkin menguasainya dalam waktu singkat. Beberapa kali percobaan ia lakukan, menyisakan sakit di beberapa bagian tubuhnya karena terjatuh.
Hampir mendekati hutan, seekor burung merpati terbang mendekat. Joo menarik tali kekang dan seketika kuda berhenti. Balasan dari Vander telah tiba di tangannya.
Joo menjelaskan isi surat itu secara singkat, "Mereka ada di dekat wilayah musuh, Pangeran. Akankah kita kembali?"
Raka menatap sang guru. Pria itu menggeleng. Berpikir sejenak dan memperhatikan sekeliling, "Perintahkan mereka untuk ke sini. Akan sangat berbahaya jika posisi kita dekat musuh."
Tbc
Nah, gak nunggu lama kan?
yang ini updatenya cepat :")
Semoga aja konsisten ya 🤧Thx untuk dukungan kalian selama ini 💕💕💕
Thx juga bagi yang sudah mampir dan meninggalkan voment 💕💕💕Sehat selalu kalian semuaaa...
See u next update
CyaaaSiskanaek
KAMU SEDANG MEMBACA
Dijebak Protagonis
FantasíaRaka Dewangga tertabrak saat menyeberang jalan. Tubuhnya terpental jauh hingga beberapa meter. Di akhir kesadarannya, Raka melihat seseorang sedang memandangnya dengan senyum menenangkan. "Tidurlah," ucap orang asing itu dan setelahnya Raka benar-be...