30

617 92 2
                                    

sunwoo mengebut di jalan menggunakan motornya.

anjing gue bego banget.

ia sudah tau siapa lugia itu sebenarnya.

motor yang bergerak hampir 125km/jam itu melesat melintasi kota menuju tempat di mana cewek itu biasanya berada.














































"oh, udah resign dia"























"hah?"

"iya, baru aja kemaren"

"tau gak sekarang kerja di mana?"

cowok di hadapan sunwoo mengangkat bahu,

"eh tapi, kayaknya dia tinggal di thamrin kalo gak salah"

mata sunwoo kembali berbinar, "gedung yang mana?"

"bentar, kayaknya dia pernah ngasih"

cowok di balik kasir itu masuk ke dalam dapur lalu kembali lagi dengan membawa sebuah buku kecil, ia membulak balik halamannya.

"nih" ia memberikan secarik kertas yang terselip di dalam buku tersebut, "alamatnya"

sunwoo dengan cepat mengambil kertas tersebut,

"ANJIR, MAKASIH BANGET " cowok itu memasukan barang berharga tersebut kedalam saku, "kalau bisa gue udah nyium lo"




















cowok itu kembali melesat dengan motornya,

apartemen thamrin gedung timur no. 356.

sunwoo mengingat-ingat tulisan yang ada di kertas tersebut.

anjir kok gue gak ngeh ya?

nanti pas ketemu gue ngomong apaan?

"maaf ya, gue baru sadar"

"lo seharusnya langsung bilang ke gue"

"kok lo main rahasia-rahasiaan?"

anjing.

kalau dipikir-pikir gue kok seheboh ini si?

pake langsung ke rumahnya

kan bisa di sekolah

atau gue chat aja.












pikiran sunwoo melayang-layang selama ia berkendara.

saat ia tahu siapa orang dibalik nama lugia tersebut,

rasanya campur aduk.

ia ingin marah, tapi juga merasa lega.
























sunwoo memarkirkan motornya di tempat parkir.

setelah itu, ia berlarian tak karuan mencari-cari letak gedung apartemen tersebut,

matanya kelalapan, hidungnya meler.

hari sudah gelap, membuatnya lebih kesulitan.

ia mengahampiri seseorang yang tengah berjalan,

"hah— mbak  —hah" nafasnya masih terputus-putus.

mbak di depannya itu terlihat was-was melihat sunwoo seperti orang sange.

"mbak, tau —uhuk uhuk"

"tau apa?"

sunwoo menarik napas dalam-dalam mencoba menenangkan diri, "ini mbak, gedung timur yang mana?"

"oh"

mbak tersebut menunjuk ke arah timur,

ya iyalah di timur, sunwoo aja yang gak hapal arah mata angin.

"oh, makasih mbak, maaf ganggu"





























"iya dek kalau bukan penghuni sini gak boleh masuk, kalau mau harus dijemput dulu sama temen adek buat naik lift"

satpam rese.

"iya ini udah saya coba telepon tapi gak angkat" sunwoo mengotak-ngatik hpnya.

ia sudah berada di dalam gedung, tapi satpam di hadapannya itu tak juga mengizinkannya naik ke lift.

"adeknya dateng lain kali aja"

"LAIN KALI NDASM —eh hehe maksudnya iya pak"

sunwoo berjalan keluar gedung, ia sangat frustasi, padahal usahanya sudah hampir terbayarkan.































sunwoo berjalan pelan menyusuri ruko-ruko yang berjejer di halaman gedung-gedung apartemen,

ia mengelap ingusnya yang meler.

cowok itu ingin cepat-cepat bertemu dengan lugia.
























hampir saja sunwoo menangis.






























tapi kali ini keberuntungan memihaknya,








































mata sunwoo tiba-tiba menangkap keberadaan seorang cewek yang ia cari-cari.

a side | kim sunwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang