"mau pesen apa cepet, jangan yang susah-susah tapi, gue shift sendiri hari ini" andrea bersiap untuk mengetik pada mesin kasirnya."pelayan kok ngatur" kata sunwoo sambil meneliti menu yang dipajang di atas.
air masih menetes-netes dari rambut hitam gondrongnya.
"whoppernya satu, sama —mmm" sunwoo melihat-lihat menunya lagi, "lo jual teh anget ga?"
andrea mengerutkan bibirnya, "lo kira ampera sat"
sunwoo ikut mengerutkan bibirnya, "nge gas banget anjir —yaudah milo tapi jangan pake es"
"empat puluh empat ribu"
sunwoo memberikan uang 50 ribu, "enam ribunya gue sedekahin ke lo"
"bangsat"
cewek itu masuk ke dalam dapur sebentar lalu kembali dengan membawa handuk, "keringin badan lo, gue males ngepel"
sunwoo mengeringkan rambutnya, lalu ia melihat cewek itu masih mematung menatapnya,
"apa liat-liat lo?"
"siapa yang liatin anjir, cepet duduk sana, gue malu kalo diliatin kerja" andrea mengibas-ngibas tangannya mengusir sunwoo, "nanti makanannya gue anter"
andrea mengantarkan makanannya ke meja sunwoo,
lengkap dengan teh hangat.
"ini makanannya sudah datang, silahkan" kata cewek itu sambil tersenyum seram.
"makasih bi"
"anjing"
andrea duduk di hadapan sunwoo,
"ngapain lo duduk sini, gue jadi gak nafsu makan"
"anjir azazil lo, emang bener-bener" andrea kembali berdiri.
sunwoo tertawa, "hehe canda canda" cowok itu menarik-narik pelan baju andrea agar duduk kembali.
"makasih ya" kata sunwoo setelah menyeruput teh hangat itu.
"berarti yang kemaren itu side job lo?" lanjut sunwoo sembari membuka bungkus whoppernya.
"diem bangsat, lo bahas yang kemaren lagi gue vasektomi"
sunwoo tersenyum, "maaf deh" cowok itu pura-pura meritsleting dan mengunci mulutnya dan memberikan kunci imajinasinya itu kepada andrea.
"lo udah kerja di sini sejak kapan?"
"hm, semester lalu?"
"setiap pulang sekolah langsung ke sini?"
cewek itu mengangguk.
"hebat juga lo"
"iya lah, emang elo"
sunwoo menyedot milo-nya, "emang orang tua lo udah gak kerja?"
andrea menatap keluar kaca.
"gue tinggal sama nenek"
"oh, ortu lo pada kemana?" sunwoo menggigit whoppernya, "kerja di luar kota?"
sunwoo emang gak peka.
"lo cerewet banget ah, ortu gue udah di alam baka bangsat"
"anjing" sunwoo terkejut, "eh m -maksud gue inalilahi"
andrea menghela napas lalu membenamkan wajahnya di atas meja.
sunwoo merasa bersalah, "anjir dre, maafin gue, harusnya gue gak banyak bacot"
sunwoo menggigit bibir bawahnya, cowok itu enggak tahu harus ngomong apa.
ya tuhan ni mulut kontol banget.
"eh betewe sunwoo" andrea tiba-tiba menegakan badannya dan kembali sumringah, "liat nih gue punya apa"