Bukti dan Kesakitan Abadi

2.5K 223 52
                                    

Assalamualaikum semua, vote n comment juga ya.

Selamat membaca,

Jika ribuan orang punya fikiran buruk tentangmu, membicarakan semua aibmu, kemudian ingin mencelakaimu. Allah tetap akan sayang padamu.

Bahkan jika semua orang menjauhimu tanpa alasan, kemudian menghasut seluruh dunia untuk ikut membencimu. Allah akan tetap di sampingmu.

Kekecewaan hadir dari rasa pengharapan. Kerana itu kita kena selalu ajari hati agar bersederhana sahaja. Setidaknya bila jawapan tidak memihak kepada kita, kita masih boleh bersangka baik pada Tuhan. Pastinya apa yang ditakdirkan olehNya kepada kita adalah baik-baik belaka.

Kini mereka yang sedang berada di ruang keluarga masih saja terdiam, bahkan mereka langsung tiada nafsu buat makan padahal para maid lain sudah menawarkan buat memasak makan malam buat mereka semula

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kini mereka yang sedang berada di ruang keluarga masih saja terdiam, bahkan mereka langsung tiada nafsu buat makan padahal para maid lain sudah menawarkan buat memasak makan malam buat mereka semula. Namun semuanya di tolak keras oleh ketua keluarga itu.

Semua terdiam masih memikir apa yang akan terjadi setelah ini? Apa mereka terlalu keras dan kejam pada si bungsu? Apa mereka melakukan kesalahan sehingga anak itu terbawa emosi? Semua itu ada di otak mereka kecuali Lino yang menatap mereka dengan tajam bak seperti pedang yang bila bila masa saja bisa menghunus pedang itu di jantung orang di hadapannya saat ini.

"Apa kalian bahagia sekarang?" Kata Lino membuka suaranya dengan nada sinisnya sambil menatap kedua orang tuanya dan abangnya itu

"Ingat pa, ma, bang, tiap orang punya titik lelahnya masing-masing. Lano juga manusia dia punya titik lelahnya tersendiri buat mencari kasih sayang kalian. Tapi apa yang kalian beri ke dia? Kalian ngasih luka mulu ke tubuhnya. Batinnya tertekan apa kalian tau? Apa dia berontak? Tidak dia bahkan tetap tersenyum, memasakkan makanan buat kita tanpa banyak kata-kata." tambah Lino lagi

"Apa kalian tahu selama di mansion ini, Lano selalu ditindas oleh para maid? Nggak kalian ga tau. Pa, Ma, Bang aku iri liat orang-orang yang bisa akrab dengan Lano sedangkan aku kembarannya? Melihat ku, mengobrol dengan ku saja gak pernah. Karna kalian yang udah membina tembok besar antara aku dan kembaran ku." Kata Lino dengan mata yang berkaca-kaca hatinya sakit saat melihat orang-orang selalu saja bisa akrab dan tau segala masalah kembarannya itu tapi alih-alih dirinya yang sebagai kembaran ga tau apa apa tentang adeknya itu

"Ma, Pa jangan lupa anak kalian ga cuma Lino, bang Lutfi, dan bang Vendra tapi Lano, Lano juga anak kalian. Jangan sampai kalian menyesali perbuatan kalian Lano anak baik saat sedari kecil kalian udah acuh ke dia. Dia sakit, dia tahan dia nyembuhin dirinya sendiri. Tapi liat jika aku atau abang Lutfi yang sakit? Kalian buru-buru buat bawa ke RS. Aku iri liat keluarga orang lain yang malah sayang banget ke adek aku tapi keluarganya sendiri menciptakan kehancuran buat dirinya sendiri."

"Bahkan jika kalian ditanyakan apa saja yang dilakukan Lano sehari-hari? Kalian ga akan bisa jawab karna kalian ga tau dan ga pernah ambil tau tentang dirinya. Cukup!! Cukup!! Kalian udah keterlaluan apa setelah Lino memberikan sesuatu pada kalian, Kalian bisa mengubah diri kalian buat sayang ke Lano?" Tanya Lino pada mereka

"Dia pembunuh, dia bunuh abang kamu" kata Louis

"Papa keras kepala. Papa bertanggungjawab buat menjaga keharmonisan keluarga tapi papa menciptakan kebencian di antara keluarga pa." Kata Lino lalu mengambil sesuatu di saku celananya

"Ini pa sebagian bukti yang sudah aku kumpul selama beberapa tahun, Lano ga salah. Kita salah. Bukan dia yang membunuh. Iya memang saat itu Lano rewel, dia minta macam-macam tapi ingat ga itu karna kalian yang ninggalin dia ke mall. Dari dulu kalian seperti ga suka sama Lano iya kan? Untuk pembunuhnya itu... Kalian liat saja sendiri di flashdisk ini." Kata Lino sambil tersenyum tipis

"Dimana kamu dapat semua ini Lino?" Tanya Lutfi menatap layar laptop yang ada di hadapannya itu

Fyi: di ruang keluarga mereka ada tersedia 2 buah laptop. Functionnya? Lahh mana saya tau, tanyakan saja pada rumput yang bergoyang.

"Ya di cari, di selidik, aku bukan seperti kalian yang bodoh dan ego tinggi. Memilih mendengar ucapan orang tapi tidak dengan menyelidiki. Memang aku jujur aku salah saat dulu telah menuduh adek ku sendiri tapi Lino ingin tebus semua dengan berbaikan dengan Lano kembali namun kalian malah memperburukkan keadaan. Lino sayang adek ma, pa, Lino ga mau kehilangan untuk kedua kalinya. Itu sakit aku ga mau kehilangan adek aku lagi ma cukup abang aja. Jangan sampe abang ambil adek dari kita. Adek selalu teriak ke langit saat hujan turun "BANG KAPAN JEMPUT ADEK MALANG MU INI, ADEKMU INI CAPE!!" gitu hati abang mana ga sakit!! Bilang!! Aku sama dia serahim keluarnya juga di hari yang sama. Tapi dia bahkan ingin meninggalkan aku di dunia kejam ini karna kalian!!" Kata Lino sambil mengeluarkan air matanya

Mendengar itu Louis dan isterinya terdiam dan mata mereka merah menahan sesuatu yang akan keluar dari kelopak mata mereka. Sesegera mungkin mereka berdiri dan meninggalkan ruangan itu buat ke kamar mereka

Di kamar Louis dan isterinya. (Mohon maaf aku lupa nama istrinya)

"Mas apa selama ini kita salah?" Tanya Isterinya dengan air mata yang bercucuran keluar dari kelopak matanya itu

"Apa Lano bisa maafin kita?" Tanyanya lagi

"Entahlah, mengapa aku sebodoh ini menyakiti anak kandung sendiri. Disini kalian ga salah aku, ketua keluarga yang salah karna kebodohan aku semua ini jadi. Bahkan aku ga tau Lano bakal maafin kita atau tidak. Setelah semua yang aku lakuin ke dia bahkan tadi dia sempat marah dan emosi membuatkan aku berfikir untuk mendapatkan hatinya kembali itu susah. Dia udah cape." Kata Louis dengan senyum getirnya

Tok..tok..tok..

Lalu pintu itu terbuka dengan kerasnya,

"Maa!! Pa!! Pintu kamar adek ga bisa di buka!! Lino khawatir!!" Kata Lino dengan air mata yang masih mengalir di pipinya. Entah mengapa hatinya gusar saat mengingat adeknya itu, dirinya takut akan terjadi sesuatu pada Lano

Mendengar itu mereka langsung buru-buru berlari ke kamar Lano,

Done ya semua.. maaf gaje tapi mohon di vote juga donggg..
Untuk besok aku liat dulu kalau bisa up ntar aku langsung double.. tapi g janji ya

Next chapter..

"Lano sayang kamu ngapain masih berdiri di sana? sini ayo duduk disamping Lino, kita makan bareng."

"Maaf, tapi saya buru-buru buat ke sekolah."

"Tapi ini masih pagi loh, belum ada siapa-siapa di sekolah."

"Sama kayak hati saya, dari kecil kosong tanpa kasih sayang orang tua. Udah lah saya pergi. Assalamualaikum."

"Lino pamit ke sekolah juga ma!! pa!!"

"Ini bekal buat kamu dan Lano, kasih ke dia ya"

"Okey ma"

"Uang saku Lano, mungkin lupa buat minta."

"Kan emang dari dulu papa ga kasih, lupa ya? Yaudah lah Lino mau kejar Lano dulu!!"

Twin Erlano Erlino||•Complete•||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang