Anak Pembawa Sial

3.9K 381 61
                                    

Salam buat semua, Vote n comment juga yahh jangan baca doang😭😭

Selamat membaca,

Setinggi apapun bencimu, jangan lupa jika dia adalah darah dagingmu. Penyesalan itu bukan jauh tapi jika dirimu melangkah sekali lagi penyesalan itu akan berdatangan dengan cepat untukmu.

 Penyesalan itu bukan jauh tapi jika dirimu melangkah sekali lagi penyesalan itu akan berdatangan dengan cepat untukmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi hari ini, tak terasa embun begitu banyak bertebaran ke sana dan ke sini terbang dengan bebasnya.

Suasana yang terlalu nyaman untuk tidur tapi tidak untuk Lano. Setelah selesai solat subuh, dirinya langsung saja pergi ke dapur buat memasak makanan sarapan untuk orang rumah.

Seperti lupa, bahwa perutnya juga belum terisi dari semalam. Seusai saja dirinya memasak dan menghidangkan makanan itu di meja makan, dengan langkah buru-buru dirinya berlari ke kamar buat bersiap-siap ke sekolah

"Semoga kalian suka masakan Lano. Lano sayang kalian." Batin Lano tetap melangkah ke arah kamarnya

Ceklek

Saat dirinya memasuki kamarnya itu, terasa hangat dan pelindung baginya. Hanya kamar dan alam yang tau bagaimana perasaannya saat ini. Sakit ya sakit, bagaimanapun dirinya masih keluarga mereka. Kadang Lano berfikir mengapa mereka melakukan semua ini sehingga dirinya sendiri tidak mendapatkan perhatian dari mereka. Mengapa takdir tuhan begitu menyakitkan bagi Lano?

"Lano, ganteng banget sih elo. Udah ganteng, pintar lagi cuma saja ga pernah di sayang ortu hahaha kasian hidup lo Lano, Lano" gumam Lano sambil menatap kaca yang ada di kamarnya itu

Tidak sengaja dirinya melihat beberapa kertas warna warni terjatuh dari tempat sepatutnya

"Jangan terjatuh nanti mereka tau segalanya, tunjukkan jika Lano anak yang kuat. Kadang apa yang kita miliki tidak akan selamanya ada ditangan kita hmm" gumam Lano sambil menempelkan kertas kertas itu di balik kaca besar di hadapannya itu

"Semangat Lano, tiada lagi orang yang akan kuatkan elo selain diri sendiri, semua telah pergi, lo harus berhasil mendapatkan kasih sayang mereka." Kata Lano sambil mengambil tas sekolahnya dan kunci motor sportnya

Bagaimana dirinya mendapatkan motor itu? Lano selalu di bilang anak berandalan. Karena selalu balap, selalu tawuran, banyak lagi sih tapi itu semua hanya pengalihan agar semua orang menatapnya kuat bukan rapuh!

Sesaat dirinya melangkahkan kaki keluar kamar, disaat bertepatan Lutfi, sang abang keduanya keluar

"Morning bang Lutfi, Lano ke sekolah dulu bye!" sapa Lano dengan senyum manisnya lalu beranjak dari sana

"Cihh mengapa tidak dia saja yang mati?! Kenapa harus bang Vendra! Anak pembawa sial!!" Gumam Lutfi menatap nyalang diri Lano yang mulai menghilang dari pandangannya

"Jika saja, kamu ga meminta itu ini saat itu, hal ini ga bakal terjadi. Dan kamu masih disayang sama mama papa tapi.. ah sudah lah ngapain juga gue mikirin anak pembawa sial itu" batin Lutfi

Tanpa disadarinya, Lino berada tepat di sampingnya sambil menatapnya

"Abang ngapain di depan kamarnya Lano?" Tanya Lino menampilkan senyumnya

"Abang mau bangunin Lano ya?? Tapi Lano pasti udah pergi ke sekolah bahkan untuk sara.." ucapan Lino terhenti kala ucapan Lutfi memotongnya

"Mau dia mati juga abang ga peduli, abang disini karna ingin menunggu kamu buat sarapan bersama, tapi kamu malah duluan keluar" kata Lutfi lalu mengajak adeknya itu buat sarapan di ruang makan pagi ini

"Yok sarapan, pasti mama dan papa udah nunggu kita" kata Lutfi dan hanya diberi anggukan oleh Lino

"Maafin gue Lano, gue kira bang Lutfi udah mulai membuka hatinya buat elo" batin Lino sambil berjalan mengikuti abang keduanya itu dari belakang

(***)

Saat ini, Lano sudah berada di sekolah. Dan begitu juga yang lain membuatkan kelas sudah terisi ramai siswa siswi. Jam pelajaran pertama dimulai dengan mata pelajaran sejarah dan itu adalah subjek favorit Lano.

"Lano, lo gapapa? Udah sarapan belom? Kok wajah lo pucat? Mereka ngehukum lo lagi ya?" Tanya sahabatnya, Keffan beruntun sehingga Lano sukar untuk membalasnya

"Kef, lo cita-cita mau jadi rapper ya? Pertanyaan lo banyak banget pusing pala gue mau jawab yang mana satu. Tanya tu satu-satu dong" kata Lano menatap datar ke arah Keffan yang kini menampilkan raut cangegasan nya itu

"Okey okey jadi lo gapapa wajah lo pucat kayak orang mau mati Lano" Tanya Keffan membuatkan Lano hanya terkekeh

"Gue gapapa, ini bukan pucat hanya saja kulit gue emang terlalu putih ga kayak lo, gosong!!" Kata Lano membuatkan beberapa temannya tergelak mendengar ucapan Lano

"Kurang ajar ni anak, kulit gue putih gini, cerah lagi lo bilang gosong wahh mata lo harus diperiksa ni!!" Kata Keffan kesal

"Stop joking!! Lo ga dihukum sama mereka kan?" Tanya sahabatnya lagi, Erwin

"Enggak lah yakali mereka mau ngehukum anak imut, ganteng, pintar kayak gue. Mana tega mereka" kata Lano membuatkan ketiga sahabatnya itu hanya mampu tersenyum miris menatap Lano

Done!! Vote n comment juga bye!!

Twin Erlano Erlino||•Complete•||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang