18 - End of the day

93 19 0
                                    

Jalanan kota terlihat ramai orang berlalu lalang dan kendaraan yang mulai memadati jalanan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jalanan kota terlihat ramai orang berlalu lalang dan kendaraan yang mulai memadati jalanan. Suasana sehabis hujan memang menyenangkan. Udara yang sejuk, angin yang berhembus tak terlalu kencang. beberapa orang berjalan membaca cup berisi kopi mupun teh, beberapa ada yang tertawa saling menatap dan beberapa ada yang berjalan atau duduk sendirian menghabiskan waktu.

Seperti Lia saat ini. Gadis itu duduk sendiri menatap orang-orang yang berlalu lalang di hadapannya. 

Tepat hari ini Juna akan berangkat ke Canada bersama Winata. Dan besok Caesar dan Jinan akan menyusul.

Tak ada salam perpisahan yang terjadi antara Juna dan Lia. Semenjak pertemuan mereka tiga hari yang lalu, Juna seakan ditelan bumi pun begitu juga dengan Lia. 

Gadis itu tak pergi ke cafe untuk bekerja, hanya pergi kekampus lalu segera pulang. Begitu juga dengan Juna. Bahkan pemuda itu tak keluar dari kamarnya semenjak pertemuan mereka tiga hari yang lalu. 

Lia menghela napasnya mengeratkan jaket yang membalut tubuhnya dan semakin menurunkan kupluk jaketnya sampai menutupi setengah wajahnya. 

Gadis itu tersenyum miris. Patah hati ternyata rasanya bisa sesakit ini. Lia beberapa kali hampir saja menelpon Juna saat ia merasa sudah tak sanggup merasakan sesak didadanya.

Tapi lagi-lagi ia teringat bagaimana Juna langsung meninggalkannya saat pertemuan terakhir mereka. Seolah semakin menegaskan, bahwa Juna bukan siapa-siapa dalam hidupnya pun sebaliknya. 

Berbeda dengan Lia yang menghabiskan waktu dengan duduk ditengah keramaian. 

Juna saat ini duduk bersender melihat jalanan diluar dari jendela kaca mobilnya. Ia sudah berada di perjalanan menuju bandara. 

"Gue tanya sekali lagi, lo beneran mau ikut gue balik ke Canada?" - Winata yang duduk disampingnya bertanya tanpa menoleh, pemuda itupun asik melihat jalanan luar 

Juna mengangguk samar. "Gue beneran." 

Mark yang sedang menyetir sedikit mengintip dari kaca spion melihat ke arah Juna yang hari ini terlihat sangat sendu. Sedangkan Haidar yang berada disamping Mark melirik kecil kebelakang. 

Mereka tahu bahwa tiga hari yang lalu Juna bertemu dengan Lia. Mereka sengaja mengikuti Juna yang sedang berjalan-jalan dan tak sengaja bertemu dengan Lia. 

Mereka semua tahu bagaimana Juna menahan mati-matian langkahnya agar tak berbalik dan memeluk Lia. Mereka semua juga jelas tahu, bagaimana mata Juna memerah berair menahan tangis saat ia meninggalkan Lia sendiri dalam keadaan rapuh. 

Juna telah kehilangan orang tersayangnya lagi. 

"Gue jahat banget ya.." - Juna berucap pelan tapi dapat didengar oleh tiga pemuda lain yang bersamanya didalam mobil

Mereka membiarkan Juna melepaskan segala keluh kesah yang di pendamnya beberapa hari belakangan.

"Gue jahat banget ninggalin Lia sendiri malem-malem di taman dalam keadaan nangis. Dalam keadaan dia belum pulih betul dari sakitnya. Apa gue masih pantes buat minta maaf?" - Juna 

Cold As Ice | Huang Renjun✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang