23 - Mom

118 22 0
                                    

Juna sudah rapi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Juna sudah rapi. Ya gak rapi-rapi amat. Hanya memakai kaos oblong putih dilapisi dengan kemeja kebesaran yang dibelikan oleh ayahnya dipadukan celana jeans dan sneakers putih favoritnya.

Ditangan kanannya sudah ada sebuket bunga lily yang dibelinya tadi pagi.

"Mau mana lu bawa-bawa bunga?" - Haidar

Haidar yang baru saja keluar dari kamar dengan baju kaos dan celana pendek menatap Juna curiga. Sedang yang ditatap hanya menatap malas Haidar.

"Ke bunda." - Juna

"Sendirian? Ikut dong gue." - Haidar

"Gak ada gak ada. Besok aja kalo mau bareng anak-anak." - Juna

"Ya kenapa gak sekalian ajasi?!" - Haidar

"Gue ini baru pertama kali ya mau ke bunda, selama ini gue belum dateng." - Juna

Haidar menggeleng mendengar itu. "Emang durhaka banget lo."

Juna hanya memutar bola mata malas. Ia mengambil kunci mobil dan langsung pamit pada Haidar.

"Gue pergi, Dar!" - Juna

"Hati-hati lo!" - Haidar

Juna hanya merespon dengan lambaian tangan kemudian keluar dari rumah.

Dengan hati-hati Juna meletakkan bunga lily itu dikursi penumpang sampingnya. Ia memakai seatbelt lalu menghidupkan mesin mobil dan segera jalan.

Selama diperjalanan Juna kembali mengumpulkan keberanian. Pasalnya selama ini ia tak pernah merasa sanggup jika harus datang ke makam bundanya, ia tak sanggup melihat gundukan tanah dengan nisan bernama bundanya.

Sudah 10 tahun Juna tak pernah datang sekalipun ke makam sang bunda. Dan di sore ini pukul 16.00 Juna memberanikan diri untuk datang.

Jalanan terlihat lengang. Tak begitu banyak kendaraan yang berlalu lalang, mengingat hampir seharian ini Canada hujan dan baru saja reda. Mungkin orang-orang menikmati waktu sisa sore menjelang malam ini dirumah masing-masing.

Setelah 15 menit dalam perjalanan Juna akhirnya sampai. Sekali lagi, ia mengumpulkan keberanian untuk datang ke makam sang bunda.

Dengan perlahan Juna mengambil sebuket bunga lily disampingnya dan keluar dari mobil. Ia merapikan kemejanya kemudian dengan perlahan mulai melangkah memasuki pemakaman yang terasa sangat sunyi ini.

Cold As Ice | Huang Renjun✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang