D U A P U L U H : "Nekat"

1.3K 139 4
                                    

***

Seorang pemuda memakai hoodie putih lengkap dengan topi hitam dikepalanya berjalan mengendap endap dibalik tembok. Sorot matanya tajam dan penuh keseriusan menatap keadaan sekitar yang lumayan sepi. Dia berusaha tidak terlihat meski gerakannya malah menarik perhatian karena cukup mencurigakan.

Pemuda itu adalah Dewa. Berjalan malam malam seperti maling yang takut ketahuan, dilorong rumah sakit yang panjang. Dewa tengah melancarkan misi melarikan dirinya dari rumah sakit yang seolah menjadi penjara baginya beberapa waktu terakhir ini. Pikiran tentang Reza dan penyesalannya karena tidak mendampingi sahabatnya itu saat Reza kehilangan ayahnya, mendorong Dewa untuk melakukan aksi nekat seperti yang dia lakukan saat ini.

Dewa sekali lagi mengintip keadaan lorong koridor yang panjang namun sepi di depannya. Ketika dia yakin keadaan cukup bagus untuk dia segera melarikan diri, pemuda itu berdiri dengan tegap sembari merapikan topi yang cukup menyembunyikan wajahnya. Padahal sejatinya wajahnya juga tidak akan dikenali sejak dia memakai masker. Tapi lebih baik sedia payung sebelum hujan. Dewa tidak ingin rencananya ini gagal hanya karena hal remeh temeh yang akan membuatnya menyesal.

Dewa mulai berjalan cepat. Dia cukup yakin tidak akan berpapasan dengan orang orang yang mengenalnya. Apalagi bang Junanya. Abangnya itu tengah mendirikan sholat isya' di Musholla. Biasanya Juna sholat di ruangan Dewa sejak pemuda itu sama sekali tidak ingin meninggalkan adiknya. Tapi karena Dewa sedang ngambek padanya sejak tadi siang, Juna tidak diperkenankan masuk ke dalam ruangan itu dan pada akhirnya tidak punya pilihan lain untuk Sholat selain di Musholla rumah sakit.

Dewa memang memilih waktu untuk melarikan diri saat abangnya pergi sholat. Karena hanya pada saat-saat seperti inilah bang Junanya pergi meninggalkan depan ruang rawat Dewa, -tempatnya seharian ini menunggui Dewa- untuk sementara. Jadi ketika bang Junanya tak lagi terlihat, Dewa segera menjalankan aksinya.

Dewa terus berjalan menyusuri koridor. Dia sesekali menurunkan topinya agar wajahnya semakin sempurna tertutupi. Tetapi tiba-tiba seseorang suster yang dikenalnya muncul secara tidak terduga dari arah belokan depan. Membuat Dewa terkesiap dan terserang bingung untuk sesaat. Beruntung pemuda itu lekas-lekas membalikkan tubuh dan berjalan kembali menyusuri jalanan yang baru saja dia lalui.

Sial sial. Dewa tidak menduga bahwa dia nyaris berpapasan dengan suster Siska yang biasa merawatnya. Seandainya Dewa tidak menyadari bahwa suster Siskalah yang berjalan di depan sana, mungkin penyamarannya akan ketahuan. Karena Dewa yakin suster itu sudah cukup mengenali Dewa bahkan meski hanya melihat postur tubuh Dewa saja.

Dewa pun terus berjalan lalu berbelok dibelokan tempatnya mengendap-endap tadi. Dewa berdiri di sana sambil berpura-pura berbicara dengan seseorang ditelepon. Saat dirinya yakin Suster Siska sudah melewati tempat persembunyiannya, Dewa baru bisa bernapas lega. Dan tak ingin membuang waktu lagi, Dewa segera berjalan kembali, menyusuri koridor seperti yang dia lakukan tadi. Kali ini langkahnya lebih cepat. Dia harus segera sampai keluar sebelum dia kembali berpapasan dengan seseorang yang dikenalnya.

Sepertinya keberuntungan sedang berpihak padanya. Dewa sampai didepan rumah sakit selang beberapa menit kemudian. Yah meski dia harus bernapas kepayahan. Tapi Dewa tidak terlalu memperdulikannya.

Dewa segera menghentikan sebuah taksi lalu masuk ke dalamnya. Dia sempat mengambil uang didompet abangnya yang tertinggal di saku jas Juna. Jas itu Juna tinggalkan di ruangan Dewa. Sehingga Dewa tidak perlu susah payah untuk mengambilnya.

Dewa segera menyebutkan alamat rumah Reza pada pak sopir karena memang rumah sahabat itunyalah yang menjadi tujuan utamanya. Dewa mengeluarkan ponselnya saat taxi mulai berjalan. Ternyata abangnya tidak membawa ponsel miliknya pulang. Melainkan menyembunyikannya di laci nakas dekat dengan brankar Dewa. Berada dibawah tumpukan komik. Sepertinya sengaja disembunyikan di sana.

DEWAJUNA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang