T U J U H B E L A S : "Dikunjungi Dua Sahabat"

1.3K 129 3
                                    

***
Dua hari kemudian..

Thalia sedang duduk di salah satu meja kantin bersama kedua teman setianya. Dihadapannya tersaji semangkuk bakso. Jika kedua temannya mulai bersemangat menyantap bakso paling enak di sekolah mereka itu, tidak dengan Thalia. Gadis itu hanya mengaduk aduk makanan didepannya tanpa berselera. Tatapan matanya pun terlihat kosong menatap ke arah mangkuk makanan miliknya tersebut.

Gladis yang memperhatikan Thalia tak tahan untuk menegur sahabatnya itu. Thalia cukup aneh. Sejak kemarin gadis itu lebih banyak diam.

"Lia! Kok gak dimakan sih?" Suara Ghina terdengar. Cukup untuk membuat Thalia gelagapan.

"Ha? Di makan kok." Jawab Thalia gelagapan.

Neysha yang duduk disebelah Gladis dan berhadapan dengan Thalia pun menghentikan aktivitas makannya. Sama dengan Gladis, Neysha juga merasa temannya itu cukup aneh hari ini.

"Thalia. Lo kenapa sih? Gue perhatiin dari tadi murung terus kayaknya?" Tanya Neysha yang segera disetujui oleh Gladis.

Thalia menatap kedua sahabatnya ragu. Memang ada yang mengganggu hati dan pikirannya. Tapi dia terlalu malu untuk membaginya pada kedua temannya itu. Jadi dengan penuh kemisteriusan Thalia pun menjawab, "Enggak kok. Gue biasa aja. Gak murung."

Neysha dan Gladis berpandangan. Keduanya sama sama tidak percaya pada apa yang dikatakan Thalia barusan. Terlihat jelas sekali bahwa sepertinya teman mereka itu sedang memiliki beban yang mengganggu pikiran dan mungkin hatinya.

"Udah yuk makan aja." Melihat reaksi kedua temannya yang seolah tak percaya pada apa yang dia katakan, Thalia pun buru-buru mengubah topik. Sebelum Neysha dan Gladis makin curiga dan mengorek informasi lebih banyak tentang apa yang sedang Thalia pikirkan.

Neysha dan Gladis pun hanya menghela napas. Mereka tidak bisa mendesak Thalia lebih jauh lagi. Jadi mereka pun mengikuti instruksi Thalia untuk melanjutkan melahap habis makanan mereka sebelum jam istirahat selesai.

Thalia sendiri mencoba fokus pada makanannya. Disingkirkannya pikiran tentang seseorang yang dua hari ini telah berhasil menyingkirkan binar ceria diwajahnya. Kini dia mengambil sebotol saos pedas lalu mulai menuangkannya ke dalam bakso miliknya. Tapi ketika kedua matanya tak sengaja menatap dua orang yang saling berangkulan melewati mejanya, Thalia menjadi terpaku menatap ke arah dua manusia itu.

Mereka adalah Yoga dan Reza yang berjalan bersama lalu duduk disalah satu meja yang kosong dengan membawa makanan mereka masing-masing. Biasanya ada satu orang lagi yang seharusnya hadir diantara dua orang itu. Orang yang terus dipikirkan Thalia. Tapi hari ini Thalia tidak melihatnya. Hal itulah yang membuat gadis itu tertegun kebingungan menatap Yoga dan Reza, sampai dia tidak sadar telah menuangkan saos sambal begitu banyak ke dalam baksonya.

Gladis setengah memekik melihat apa yang dilakukan Thalia. Dia segera menghentikan Thalia dengan mengambil saos dari tangan gadis itu. "Lia! Lo kenapa sih astaga?!" Jerit Gladis tak habis pikir, apa yang sedang terjadi pada Thalia. Dia makin tidak percaya kalau Thalia sedang baik baik saja.

Thalia yang sadar pun terkejut melihat saos begitu banyak bercampur dengan baksonya. Dia agak meringis menatapnya, berpikir tak akan bisa menghabiskannya karena dia tidak terlalu bisa makan pedas. Bisa diare jika dia tetap nekat memakannya.

"Lo liatain apa sih ya? Sampe gak sadar gitu nuangin saos banyak banget?" Neysha menimpali. Kini dia menatap ke arah belakangnya, berusaha menemukan objek apa yang sebenarnya Thalia lihat sampai gadis itu linglung seperti itu.

"Enggak kok. Tadi gue bengong aja.." kilah Thalia. Masih berusaha menyembuyikan alasan bahwa pikirannya sebenarnya sedang dipenuhi oleh sosok bernama Dewa. Dan karena tidak melihat kehadiran Dewa diantara dua sahabatnya dimeja sebrang, membuat gadis itu bertanya-tanya ke mana gerangan pemuda itu. Dan jika dipikirkan lagi, Thalia memang tidak melihatnya sejak kemarin. Benarkah dugaan dia kalau Dewa absen sejak kemarin? Jika iya, kenapa? Apa alasannya? Sungguh Thalia sangat penasaran.

DEWAJUNA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang