Fiona bangun pagi lebih awal dari biasanya, hari ini dia berniat untuk jalan-jalan santai di area komplek perumahannya. Dia sudah siap dengan pakaian olahraganya.
Fiona berjalan santai sambil menghirup udara segar karena pagi masih terbilang sedikit polusi udaranya.
"Oy tetangga!"
Suara yang Fiona sangat kenali. Siapa lagi kalau bukan Jeffrey si tetangga yang merangkap jadi sahabat.
"Kenapa?"
"Nggak papa, manggil doang."
"Kamu biasa jalan pagi kalo lagi weekend?"
Jeffrey mengangguk. "Biar sehat."
"Lo ngapain juga jalan-jalan begini? Lo nggak boleh capek, Na."
"Aku cuma jalan sebentar kok buat ngirup udara segar."
"Ngirup udara segar juga bisa dari balkon kamar lo."
"Ya intinya aku mau jalan pagi buat ngirup udara segar!"
Jeffrey menghela napas dalam. Fiona batu banget kalau di kasih tahu, untuk Jeffrey sayang.
"Kalo capek bilang ke gue."
Fiona mengernyitkan kedua alisnya. "Buat apa?"
"Buat gue gendong lah!"
"Dih, enggak ah! Aku berat."
"Berat dari mananya, Fiona? Badan lo kurus begini."
"Nggak, nggak. Aku nggak mau."
"Nurut, Ona..."
"Nggak. Aku sehat, Jeff."
"Ya lo sehat, tapi gue nggak mau lo kecapekan."
"Terserah kamu deh, Jeff. Kamu batu banget dibilangin." Fiona berjalan dengan agak sedikit cepat dan meninggalkan Jeffret di belakang.
Jeffrey terkekeh melihat tingkah laku Fiona saat sedang ngambek.
"Lucu banget sih..."
Jeffrey segera menyusul Fiona yang sudah jauh dari pandangannya. Saat sudah di dekat Fiona, dia segera merangkul bahu kecil milik Fiona.
"Jauhin tangan kamu, Jeff. Tangan kamu berat."
"Nggak mau."
Fiona menghela napas dalam. Jeffrey yang memperhatikan itu terkekeh gemas melihatnya. "Mau mampir makan bubur itu dulu nggak?" Jeffrey menunjuk tukang bubur yang berjualan di dekat taman.
"Boleh." Mendengar persetujuan dari Fiona, Jeffrey segera menarik tangan Fiona untuk menuju ke salah satu stan yang berada di dekat taman.
"Bang, bubur 2. Yang satunya jangan pake kacang."
"Sip, Mas Jeff." Tukang bubur itu mengacungkan jempolnya ke arah Jeffrey.
Fiona mengernyitkan alisnya melihat kedekatan tukang bubur itu dengan Jeffrey. Saat tukang bubur itu sibuk dengan kegiatannya barulah Fiona bertanya pada Jeffrey.
"Kamu kenal dengan tukang bubur itu?"
Jeffrey mengangguk kecil. "Gue sering nongki disini."
Fiona mengangguk paham. Nggak lama bubur pesanan mereka berdua jadi. Tukang bubur itu meletakkan buburnya di hadapan mereka.
"Pacarnya Mas?" Tanya tukang bubur itu.
Jeffrey tersenyum kecil. "Bukan Bang."
"Oalah, dikira pacarnya Mas. Habisnya kalian kayak orang pacaran."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bushed
FanfictionTentang kehidupan Fiona Adhyastha dan penderitaannya ┈┈┈┈┈┈┈❆❆❆