Seperti biasa, Fiona berangkat sekolah di pagi buta. Dan, kembarannya itu, mungkin masih berada dibawah selimut tebalnya. Kadang Fiona iri dengan Fiola, kenapa Fiola selalu mendapatkan apa yang dia ingin dengan mudah? Sedangkan dia harus berjuang mati-matian untuk mendapatkan apa yang dia inginkan.
Sebenarnya apa salah Fiona dengan keluarganya sampai-sampai dia selalu diperlakukan nggak adil seperti ini? Entahlah, Fiona juga nggak paham. Fiona hanya anak yang selalu orang tuanya anggap sebagai pembawa sial.
Fiona tau, kalau Fiola bakal mengalami sesuatu jika berdekatan dengan dirinya. Tapi, itu bukan salah Fiona, itu semua karena kecerobohan yang dilakukan oleh Fiola sendiri. Tetapi, Fiola bilang bahwa itu semua karena Fiona. Is she crazy? Of course. Fiola gila karena Fiona. Gila kenapa? Gila karena dia selalu kalah dengan apa yang dimiliki oleh Fiona. Fiona memiliki otak yang cerdas, dia juga menjadi anak emas sekolah. Fiola selalu dibanding-banding dengan Fiona selama di sekolah, Fiola nggak suka itu.
Dengan cara inilah, Fiola dapat membalas dendam pada saudara kembarnya itu. Fiona selalu sabar dengan apa yang dilakuan Fiola terhadap dirinya, Fiona nggak mampu untuk melawan Fiola sedikit pun. Karena, jika ada badan Fiola yang lecet meskipun itu sedikit saja, maka, jangan harap tubuh Fiona baik-baik saja. Dia bakal dipukul, dicubit, atau bahkan dicambuk oleh ayah ataupun ibunya.
Gimana dengan Arkana? Arkana nggak mengetahui semua itu, yang dia tahu hanyalah Fiona selalu diasingkan oleh keluarganya. Arkana terlalu sibuk dengan pekerjaannya sampai-sampai dia jarang pulang kerumahnya.
Fiona memilih berjalan kaki hari ini. Makanya dia sengaja bangun awal agar cepat sampai ke sekolahnya. Tapi, dia merasa ada yang mengikutinya dari belakang. Fiona memegang erat-erat tas bagian depannya, sesekali Fiona melirik ke arah belakang. Tiba-tiba motor melaju didekatnya, dan tubuh Fiona ada yang tarik ke samping.
"Lo kalo bunuh diri jangan disini." ujar orang tersebut.
Fiona menatap lekat pria itu. "Kamu siapa? Dan, apa kamu yang ngikuti aku tadi?"
"Ck, iya."
Fiona menyilangkan tangannya di bagian depan tubuhnya. "Mau apa kamu?"
Orang itu mengangkat sebelah alisnya. "Gue? Gue cuma mau kenalan aja sama lo."
Orang itu mengulurkan tangannya ke hadapan Fiona. "Gue, Jeffrey. Lo?"
"Aku, Fiona. Kamu kok bisa ada disini? Aku nggak pernah liat kamu sebelumnya."
"Gue baru pindah kemaren. Gue pindah disebelah rumah lo."
"Oh, jadi kamu baru pindahan?"
Jeffrey menganggukkan kepalanya. "Iya."
"Kamu.. sekolah di SMA Matahari juga?" Fiona bertanya.
"Iya, lo juga kan? Bareng aja kita."
Fiona tersenyum. "Ayo, nanti kita terlambat." Fiona menarik tangan Jeffrey. Jeffrey tersenyum melihat tangannya digenggam oleh Fiona.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bushed
FanfictionTentang kehidupan Fiona Adhyastha dan penderitaannya ┈┈┈┈┈┈┈❆❆❆