팔 • Promise

122 36 297
                                    

Black background recommended
___________


NISHIMURA'S TERRITORY
11:00 PM

pemuda itu bangun dengan tangan diikat pada rantai yang digantung.

Sudut bibirnya mengeluarkan darah. Berusaha menggerakkan badannya saja, dan ia merasakan sakit yang luar biasa. Taehyun mendesah pelan karena kesakitan.

Ruangan gelap itu dipenuhi suara keramaian dari luar. Taehyun, pemuda itu menyeret pelan kakinya kearah jendela, melihat orang-orang sedang berpesta.

"Kau sudah bangun?"

Dia melihat seseorang berjalan dari bawah penerangan di ujung ruangan, dengan tubuh proposional, rambut panjang merah delima dikuncir kuda, membawa tongkat bisbol yang diseret.

Gadis itu berjalan kearahnya, mengenakan tank top hitam, tersenyum kepadanya.

"Kenapa kau menculikku kesini?"

Perempuan itu tersenyum, "kami mengundangmu ke pesta tentu saja."

Taehyun tertawa kecil, "lepaskan aku."

Sebuah pukulan cukup keras dengan tongkat bisbol diarahkan padanya, Taehyun mengeluarkan darah dari mulutnya.

"Lebih baik lepaskan sekarang, sebelum tuanku kesini!" Taehyun mengecamnya, melihat dengan binar harapan teman-temannya akan menjemputnya.

"Sialan." Perempuan itu kembali memukulnya dengan tongkat, "Jangan berani-berani mengancamku, mafia sialan."

Taehyun terjatuh, pergelangan tangannya memerah. Dia meringis sedikit karena tidak mampu melakukan apa-apa, membatin tuan muda agar segera menjemputnya.
















"Kau anak buah istimewanya, kan?"

Riki tertawa, menepuk pundak laki-laki berambut blonde didepannya, "tentu saja, kau tau bagaimana aku memanggilnya?"

Hueningkai melihat ke samping, Soobin dan Yeonjun berbaur diantara keramaian para anggota gangster, mengangguk kearahnya.

"Ketuanya akan segera masuk." Lirih seorang perempuan dari airpod.

Riki mengangkat satu kakinya ke kursi, "kau tau aku memanggilnya apa?" Hueningkai tersenyum, "apa?"

Tangannya mengarah ke panggung atau podium yang berada di depan bangunan yang belum jadi, "Tuan Hwang."

"Selamat datang teman-temanku semua!"

Soobin dan Yeonjun berhenti di tengah kerumunan, melihat pria itu berjalan dengan sedikit mabuk sambil membawa sampanye.

"Malam ini kita meriahkan kemenangan kita!"

"Ketua kalian, telah membawa kemenangan langsung kepada kalian!"

Hueningkai yang duduk disebelah Riki, terheran melihatnya sedikit kesal.

"Kau baik-baik saja?"

"Dia selalu begitu, padahal kerjaannya hanya didalam markas," Lirih Riki, mendecak kasar.

"Kau baru saja membawa seseorang dari luar?" Hueningkai berusaha memulai.

"Iya, aku membawa seorang kaki tangan mafia, dia melihatku di bank, kalau saja dia tidak ada disitu, isi bunker sudah ada disini."

Riki mengusap pundak Hueningkai, berdiri. "Kenapa kau bisa tidak tau? Kau tidak ikut rapat? Aku juga baru melihatmu."

Hueningkai berusaha mengelak, "aku juga keluar kemarin." Riki mengangguk pelan, pergi menuju gedung lama.

The Mafia Betrayal • TXTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang