육 • Blanket's kick

147 38 201
                                    

Black background recommended
_____________



"Pembunuh!"

Anak laki-laki itu berdiri membelakangi seseorang didepannya, terkejut bukan main saat ia berbalik dengan darah di seragam dan tangannya.

Suara bising dari detektor asap dan hidran air yang menyala, membuat badannya basah kuyup. Kakinya hanya mampu untuk bergerak mundur dengan perlahan.

Dia mendekat ke arah anak laki-laki itu, membuatnya berteriak untuk menjauh darinya. Meskipun begitu, dia semakin cepat berjalan kearahnya. "Aku sangatlah berdosa!" Dia tertawa kecil, membuat anak itu menjerit ketakutan.

Dia berhenti, lalu memperlihatkan giginya, perlahan, tertawa seperti psychopath.

"Kau telat!"

"Dan kau tau? Tidak ada yang aman lagi di dunia ini."

Dia berhenti tertawa, menatap anak laki-laki itu serius sebelum pergi, "Bodoh."












Beomgyu terbangun dari mimpi buruknya yang kesekian kalinya.

Ia mengusap surainya keatas sembari raganya masih berbaring nyaman di atas ranjang, menghela napas panjang sambil menutupi badannya dengan selimut.

Kantung matanya sedikit hitam karena akhir-akhir ini Beomgyu menghabiskan waktu dengan daddynya, minum bersamanya dikantor.

Ia melihat kearah cermin, mengangkat dagunya keatas sedikit, dan memiringkan kepalanya. Beomgyu mengingat momen saat gadis setengah gila yang berani menyekiknya kemarin, ia mengusap lehernya pelan, tersenyum sedikit.

Berjalan ke wardrobe, Beomgyu memakai bathrobe sebelum seseorang masuk kedalam kamarnya.

"Hari ini kau bertemu dengan consigliere?" Tanpa mengetuk, Yeonjun yang berbicara kencang dengan lancangnya masuk.

Beomgyu mendecak sebal, "aku baru bangun ... dan setidaknya kau ketuk pintu terlebih dulu, hyung."

Setelah mengambil shower, ia mengikuti Yeonjun, duduk di ruang kantornya, mencoba menganalisa suasana ruangan. Taehyun beranjak dari kursi, menarik pandangan black familia.

"Ada kabar baik dan buruk, mana yang kau ingin dengar lebih dulu, tuan muda?"

Beomgyu mengangkat alisnya, "Baik?"

"Aku menemukan informasi kalau emas itu memanglah milik negara secara ilegal, semua uang yang ada di bunker bank itu kotor dan bukan milik keluarga Shin."

"And the bad news?"

"Kurasa salah satu penjaga keluarga Shin mengenaliku, dan juga, jumlah emas yang dibawa ke persembunyian Shin, hanya kurang dari separuh, dari yang ada pada bunker bank itu."

Beomgyu menumpu satu kakinya keatas, memainkan gelasnya, berfikir sesuatu.

"Itu kabar yang baik, hmm.. Berarti--"

"Kita fokus pada bunker didalam bank."

"Kau tidak perlu takut, karena aku akan melindungi mu." Taehyun mengangguk, percaya pada sahabatnya.

Pemuda bermarga Huening itu angkat bicara, "kita membutuhkan seseorang yang memiliki koneksi kuat, untuk memindahkan isi bunker dengan aman, bukan begitu?"

Tuan muda memejamkan matanya sambil mengangguk, melirik ke seseorang yang duduk di depan bar anggur.

"Tenang, aku juga bepikir kau tidak akan bisa berhasil tanpaku." Soobin mengerucutkan bibirnya saat berbicara.

"Aku tau, karena itu aku membutuhkanmu," Balas Beomgyu, datar. "Karena aku mempercayaimu."

Begitu janji lima black familia dibuat, rasa saling percaya di antara mereka yang harus mereka jaga akan semakin erat.

Begitu pula bagi seorang blanket's kick, seseorang dari dalam selimut, yang akan keluar untuk mengkhianati dari dalam.

Soobin tertawa kecil, "Aku sudah menerima permintaan Tuan Kim, aku akan menjadi penasihatmu, tuan muda."

Beomgyu mengangguk senyum, mengangkat gelasnya.

♣♣♣

Taehyun kembali ke mansion nya setelah menginap cukup lama di mansion Tuan Kim. Setelah ia mulai merasa aman, dengan cepat ia memarkirkan Mercedes-Benz nya di depan mansion.

Pagi-pagi buta ia kembali. Matanya mengerjap pelan karena masih mengantuk, menutup mulutnya-- menguap lalu merebahkan dirinya diatas ranjang.

Taehyun, pemuda kaya raya itu menikmati pemandangan dinding transparan di kamarnya yang menembus ke ruangan penyimpanan uang.

Dia bisa melihat tumpukan uang dan emas sambil berjalan ke mimpinya.
















"Wakey mr.make money sir." Seseorang dengan suara menggelitik, menggugah Taehyun dari tidurnya.

"Boleh aku ambil satu emasmu ini?"

Taehyun membuka matanya perlahan, melihat seorang gadis-- berambut merah delima panjang, wajah serius namun tersirat sedikit kelembutan dengan suara kecil-- disebelahnya, mengarahkan pistol ke dagu Taehyun.

"Kau siapa?!"

Taehyun meraba pistol di bawah bantalnya.

Berusaha menarik tangan perempuan itu sehingga dia terjatuh tepat di bawah nya. Mengarahkan pistol tepat di dagu membuat gadis itu susah bergerak.

"Kau dari keluarga Shin?"

Gadis itu tertawa kecil, "masa bodoh Keluarga Shin, aku lebih berkuasa dari kalian."

"Ikut aku sekarang, dan bantu aku."

Pemuda itu berhenti menahan tangannya, sang gadis bangun dari ranjang Taehyun dan tersenyum, menaut dagu Taehyun dengan telunjuknya.

"Ikut aku sekarang atau--"

"Atau apa?"

Seseorang di belakang Taehyun memberinya suntik tidur, dan mendorongnya, hampir saja gadis itu ikut terjatuh, dia terkejut.

"Kenapa kau melakukannya? dasar bodoh, dia baru saja mau menerima tawaranku, kau bodoh."

Gadis itu beranjak dari ranjang, merangkul tangan di pundak anak laki-laki disebelahnya.

"Bawa dia ke mobil, Riki."

Taehyun diikat, tertidur di kursi belakang mobil jeep. Gadis itu melihat kebelakang sebentar, melirihkan senyuman kecil.

"You're mine now, sir."











Tbc

The mafia betrayal

The Mafia Betrayal • TXTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang