1.

39 5 1
                                    

Hiruk pikuk jalanan kota pada hari kamis di bulan Agustus tahun 2017 cukup padat dan banyak orang berlomba-lomba mencapai tujuannya secepat mungkin. Lain halnya denganku. Aku memilih mengayuh sepedaku menuju sekolah karena malas berdesak-desakan naik angkot atau bus. Tujuanku hanya satu, menuju sekolah. Ah rasanya capek sekali, 3 minggu terakhir tubuh dan otakku terlalu kuforsir untuk tetap produktif. Tak apalah, hari ini, hari terakhir scene tugas akhir sebelum UN dimulai. Drama. Ya, aku memainkan peran si tokoh utama itu, aku tak tahu bagaimana ceritanya aku terpilih. Percuma menolak, aku hanya bisa pasrah menerima skrip naskah drama yang harus kuhafalkan pada saat itu.

Sebentar lagi aku sampai, tinggal belok kiri dan masuk gerbang kedua guna memarkirkan sepedaku di sana.

"Ah, akhirnya sampai juga." Gumamku merapikan barang bawaanku.

"Woy miskin! Jam segini baru dateng lo. Ayok cepetan udah ditungguin yang lain di lapangan!" Lantang seorang gadis yang entah lah siapa, dia selalu saja memanggilku si miskin. Aku sih tak hiraukan saja. Malas meladeni orang sepertinya, aku bergegas menuju tempat shooting beberapa scene terakhir pada hari ini.

Oh iya, aku lupa memperkenalkan diri. Salam kenal semuanya. Namaku Sena Yuanita. Aku seorang pelajar sekolah menengah atas yang sebentar lagi akan melaksanakan Ujian Nasional. Aku selalu disebut si miskin oleh beberapa orang. Memang diriku berasal dari keluarga biasa-biasa. Tapi tahu apa mereka sampai hati memanggilku seperti itu. Ah sudahlah lupakan. Doakan aku ya, agar aku bisa cepat lulus. Di sini aku hanya ingin membagi ceritaku, maaf jika tidak menarik. Aku harap kalian suka. Selamat menikmati...

Tbc

Hallo warga dunia orange! ^^
Aku kembali membawa cerita baru, hanya cerita pendek saja sih. Aku kepikiran bikin cerita ini, terinspirasi dari sebuah mimpi saat aku tidur kemarin malam haha
Semoga suka ya, jangan lupa feedback-nya!
Makasih buat yang udah mampir, see you ♡

Yuanfen (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang