2.

33 4 1
                                    

"Terima kasih sudah bertahan,"

"Oke!! Cut!!"

Akhirnya scene terakhir sudah selesai. Rampung sudah, tinggal bagian editor saja yang bekerja agar suasana drama ini menjadi lebih berwarna di layar nanti.

"Woahh, akhirnya selese juga ya Sen," Ucap temanku. Anna.
"Iya haha syukurlah, cukup menguras tenaga, otak, dan emosi" Setujuku.

"Tapi beneran deh acting kamu bagus banget loh, selama take, gak pernah tuh salah-salah" Pujinya.

"Ahahaha pernah salah kok, dua kali" Ralatku.

"Eh iya, tapi kan itu pas kamu lagi sakit Sena Yuanita, meskipun lagi sakit, kamu tetep profesional loh hebatttt" kagumnya memberiku tepuk tangan. Aku sedikit tersanjung, dalam hati bersyukur atas kerja kerasku.

"Ahaha terima kasih Anna, kamu juga udah kerja bagus sebagai crew project tugas kita ini,"

"Hehe, aku gak bantu banyak sih. Aduh aku makin penasaran deh sama hasilnya, kira-kira jadinya kapan ya?"
"Gatau deh, tapi seingetku, sebelum UN bakalan tayang kan, aduh aku malu, soalnya bakalan ditonton banyak orang" Sahutku menutupi wajahku dengan skrip naskah yang kupegang.

"Ahahaha sans aja lah, acting kamu bagus kok, aku yakin drama kita bakalan dapet nilai paling bagus, tokoh utamanya aja chemistry-nya dapet banget. Heran deh, padahal kamu sama dia enggak akrab,"

Aku mengangguk menyetujui ucapan Anna. Memang aku dan dia bukan hanya sekedar tidak akrab. Namun tidak saling kenal (?) kami tidak pernah sekedar mengobrol atau berkenalan. Hanya pure untuk shooting saja. Di luar itu, tidak ada. Bahkan namanya saja aku tidak tahu. Aku hanya sering mendengar ia dipanggil dengan sebutan Adam.


Tbc

Yuanfen (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang