Hari ini, adalah hari kedua setelah berakhirnya Ujian Nasional. Ya. Tidak terasa saja. Ujian berjalan lancar sejauh ini, hanya ada beberapa soal yang tidak bisa kujawab, terutama pada pelajaran B. Inggris. tak apa. Aku bisa berserah diri pada Tuhan setelah semua ini berakhir, berdoa agar mendapatkan hasil yang bagus.
Adam. Orang itu, belum kutemui. Aku pernah mencarinya pada saat upacara. Tapi ia seperti hilang. Entah ke mana. Aku bahkan belum sempat meminta maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi di rumahku tempo hari. Oh dan sapu tangan biru miliknya juga, masih berada padaku. Sudah kucuci dan kuberi pengharum. Berjaga-jaga dengan membawanya setiap kali pergi ke sekolah. Siapa tahu bertemu. Hari ini pun.
"Kamu yakin gak bareng aku aja Sen?" tanya Anna padaku di perjalanan menuju depan sekolah.
"Enggak usah Nna. Aku bisa jaga diri, naik angkot," tolakku.
"Em, yaudah deh. Tapi besok janji ya, pulang sekolah kita main! Temenin aku belanja hehe,"
"Haha iya janji!" tanggapku terkekeh.
"Good, yaudah kalo gitu aku duluan nih gapapa?"
Aku mengacungkan jempolku sebagai jawaban. Anna tertawa kecil lalu melambaikan tangannya tanda perpisahan.
Ya begitulah. Aku berjalan pelan menuju halte depan sekolahan. Niatnya untuk menunggu angkot di sana. Eh. Aku malah bertemu dengan orang-orang yang selalu menghina dan menjahiliku. Ingat 'kan?
"Eh si miskin, pasti mau naik angkot ya? Iuhh jauh-jauh deh, takut ketularan miskin. Hahaha!!!" nyinyirnya dengan suara yang cukup lantang. Aku diam. Sudah terbiasa mengabaikan mereka.
"Btw, lo ngapain kemarin-kemarin deketin Adam hah??! Gak level lo sama dia. Sadar diri napa sih, orang miskin kek lo tuh gak berhak buat hanya sekedar ngobrol sama modelan Adam!!"
Emosiku sedikit terusik. Bagaimana tidak? Dia bicara seperti itu dengan ludah yang muncrat-muncrat dan mendorong-dorong kepalaku dengan telunjuknya.
"Lo denger gua gak sih? Oh atau sekarang lo jadi tuli ya? Hahaha, cocok sih. Sekeluarga semuanya aneh! Udah miskin! Sombong! Sok cantik, cuih.."
Ya Tuhan. Bolehkah aku marah dan melawan saat ini? Sekali saja. Aku tidak tahan lagi, mereka semakin kurang ajar. Mana membawa-bawa keluargaku. Tak sudi banget rambutku kena ludahnya. Kutatap mereka dengan mata nyalang penuh amarah.
"Ahahaha!! Ngapa lu mau marah hah!!?"
"Kalo iya kenapa?! Kalian pikir selama saya diam, kalian bisa terus seenaknya seperti ini? Kalian pikir saya terima perlakuan buruk kalian yang bodoh ini?" ucapku menekan setiap kata yang kukeluarkan dari mulutku ini. Masih tetap dengan ekspresi datar dan menusuk.
"Hah, gak sopan lo!"
Hampir saja dia mau menjambak rambutku, tapi karena orang-orang semakin banyak yang memperhatikan kami. Dia tidak jadi melakukan hal tersebut.
"Kenapa gak jadi? Mau ngejambak? Atau mukul? Ayok! Coba aja! Saya gak takut! Saya punya hukum untuk melaporkan perilaku kalian. Saksinya juga banyak," terlampau santai aku mengatakan ini. Wajah mereka sudah memerah entah menahan emosi atau malu.
"Anjing! urusan kita belum selesai ya miskin!!" bisiknya. Aku balas saja dia. Sudah terlanjur juga.
"Bilang apa? Coba ulangi," titahku, dan dia malah menurut saja.
"Miskin gatau diri! Urusan kita belum selese ya tuli!"
"Good. Anjing memang akan menuruti perintah tuannya." Jawabku dengan mengangguk-anggukkan kepala. Cukup puas melihat reaksi mereka yang terkejut.
"Damn it!!" umpatnya sebelum mereka semua beranjak pergi meninggalkan halte itu.
Dalam hatiku bersyukur dan berterima kasih kepada diriku sendiri. Karena akhirnya, aku bisa puas membalas perkataan mereka. Memang tidak seberapa, namun setidaknya aku selamat saat ini. Untuk ke depannya aku tak tahulah.
Aku refleks berbalik badan ketika mendengar suara orang bertepuk tangan sesaat setelah kusaksikan orang yang selalu menghinaku itu pergi.
"Hebattt! Nah gitu ya Yua, pertahankan! Hehe," ucapnyamemberikanku kedua jempolnya, membuatku menyunggingkan senyum padanya. Pada Adam.
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
Yuanfen (✓)
Ficção Adolescente(short story) Yuanfen = hubungan yang ditentukan oleh nasib dan takdir. Tentang Sena dan Adam yang dipertemukan takdir lewat tugas drama pada saat masa sekolah. - Yuanfen (COMPLETED) ©RSMWRN 2021 -