18 || stop call me Little brother

1K 133 4
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak.

.
.
.
.

"Tidurlah. Ini sudah sangat larut. Tak baik untuk kesehatanmu dan anak kita." Yan Wushi menutupi tubuh Shen Qiao dengan selimut sebatas dada. Semenjak mengandung, Shen Qiao lebih sering tidur miring dengan bantal kecil untuk mengganjal perutnya.

Tangan Yan Wushi beralih memijat betis Shen Qiao. Yan Wushi bisa merasakan, jari-jari kaki Shen Qiao terasa membengkak akibat kehamilan.

Kadang-kadang, Yan Wushi sering merasa bingung. Orang lain hamil, nafsu makan mereka meningkat, tubuhnya akan lebih semok dan terlihat montok. Lalu, mengapa istrinya berbeda? Nafsu makannya memang pilih-pilih dari awal kehamilan, tapi tubuhnya tidak semok sama sekali. Malah, terkesan kurus dimata Yan Wushi.

Melihat Shen Qiao sudah terlelap. Yan Wushi beranjak mematikan lilin. Dia melangkah keluar dari kamar. Menutup pintu dengan sangat pelan, takut membangunkan istrinya. saat ini, perasaannya tengah kalut. Melihat senyuman Shen Qiao tadi sore membuat pikirannya terasa kacau.

Yan Wushi berjalan menuju gazebo. Tempat yang dia sukai. Kebetulan berpapasan dengan Yu Shengyan yang lewat disana.

"Guru. Anda tidak istirahat?"

"Hm. Malam ini bulannya sangat terang." Yan Wushi menatap kearah langit malam, pria itu tersenyum seraya berkata, "pemandangan seindah ini... sayang jika dilewatkan."

"Yu Shengyan, ambilkan gurumu ini arak yang ada di pohon magnolia."

"Baik, guru."

Sembari menunggu Yu Shengyan kembali. Yan Wushi memanfaatkan waktu luangnya dengan bermain catur sendirian. Mungkin ini tidak pantas di sebut bermain, karena lawan mainnya saja tidak ada. Yan Wushi hanya bermain melawan dirinya sendiri, menggunakan bidak catur yang berbeda warna tetapi saling membutuhkan, seperti Yin dan Yang.

Yan Wushi telihat kebingungan setelah memainkan catur selama 2 menit. Ia bingung dengan dirinya sendiri. Saat ini, ia terlihat seperti orang bodoh. Catur yang ia mainkan terasa sangat membosankan.

Asyik bergelut dengan pikirannya, Yan Wushi bahkan tidak sadar jika Yu Shengyan sudah tiba dengan satu kendi arak.

"Guru. Ini arak yang Anda minta." Yan Wushi mengangguk. Tanpa menuangkan ke cangkir lebih dulu, Yan Wushi memilih meneguknya secara langsung dari kendinya.

Glup ... Glup... Glup

"Arak memang yang paling nikmat disaat seperti ini." Yan Wushi terdiam sebentar, lalu menatap Yu Shengyan yang terlihat agak kikuk.

"Ayo duduk, temani gurumu ini bermain catur."

"Baik, guru."

Langkah pertama. Bidak catur putih berada tepat di depan bidak catur milik Yu Shengyan.

"Bagaimana hasil dari pencairan yang kau lakukan?"

"Menjawab guru. Untuk saat ini, belum ada pergerakan dari orang-orang beimu. Dunia persilatan saat ini sedang tenang."

Yan Wushi merasa aneh. Mengapa bisa? Apakah orang-orang Beimu sedang merencanakan sesuatu?

Langkah kedua. Yan Wushi menggeser bidak catur ke samping.

"Tidak biasanya Kunye  bertindak seperti ini."

"Mungkin, ini ada hubungannya dengan Nyonya Mulia, guru."

Alis Yan Wushi terangkat sebelah.

"Maksudmu, mereka mengincar Shen Qiao?"

"Kemungkinan besar begitu. Saya pernah mendengar mereka membicarakan tentang cincin."

I'M YOURS || YanShen |BL (DROPPED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang