Bab 6 : Insiden di setiap perjalanan ibu kota Dongkang.
Kereta sudah memasuki jalan resmi hutan bambu saat Yan Wushi membawa Shen Qiao yang tertidur dalam gendongannya. Matahari masuk ke pedalaman hutan bambu yang cukup tinggi dan banyak. Memberikan cahaya redup sebagai pelita di dalam hutan. Cahaya itu bersinar terang bagai cahaya bulan di malam hari. Akibat batang bambu yang tinggi dan menutupi seluruh kawasan, membuat cahaya matahari hanya bisa masuk dari celah-celah saja. Tanah berdebu, jalan penuh bebatuan, sisi kiri dan kanan tertutup batang-batang bambu seperti tirai kelambu memanjakan sejauh mata memandang. Tidak ada hal lain.
Hari itu masih mendekati siang. Tetapi di kedalaman hutan, cahaya sangat minim, hingga terasa seperti malam hari. Di sebelahnya, Shen Qiao yang tertidur sedang berbaring dengan posisi setengah duduk. Kelelahan. Melakukan hubungan intim di tempat terbuka walau masih dihalangi batang-batang bambu, masih bisa membuatnya sedikit malu.
Yan Wushi masih setia memandang keluar dari balik tirai. Matanya tidak pernah lepas dari seluruh pohon-pohon bambu yang berdiri tegak, seolah itu adalah objek yang sangat langka dan lebih menarik dari apapun. Pergerakan dari pria di sampingnya membuatnya mengalihkan perhatian.
Yan Wushi masih diam memandang Shen Qiao yang berusaha untuk duduk dengan benar. Tangan pria yang lebih muda menekan pinggang bagian belakang. Merasa sakit.
Yan Wushi tidak akan bertanya apapun karena sejatinya, dia memang pria yang tidak perlu bertanya jika matanya melihat apa yang sudah memberinya jawaban. Pertanyaan seputar 'apakah sakit?' tidak perlu terucap saat mata melihat betapa Shen Qiao merintih. Dia tidak perlu lagi bertanya pertanyaan klise seperti 'kau sudah bangun?' saat melihat Shen Qiao yang sudah membuka mata sejak bangun dari tidurnya beberapa menit yang lalu. Biasanya, ketika berhadapan dengan musuh, Yan Wushi hanya mengucap kata pembuka seperti 'kau belum mati?' sebagai basa basi sebelum berkelahi.
Satu tarikan kuat dari Yan Wushi mampu membuat Shen Qiao terkejut. Dia berada dipangkuan Yan Wushi, pinggangnya terasa rileks saat jari-jari tangan Yan Wushi dengan lihai memijat pinggang bagian belakang. Seandainya Yan Wushi bukan suaminya, dia pasti akan merekomendasikan Yan Wushi untuk bekerja sebagai tukang pijat jalanan. Sayang seribu sayang, Yan Wushi adalah tipe pria yang suka ikut campur. Meski hanya duduk bermain catur, dia sudah menjadi kaya, menjadi ketua sekte terkenal di dunia persilatan, sekte bulan jernih, sekte yang cukup populer dengan satu markas besar utamanya yang menjadi markas sekaligus tempat yang di tinggali Shen Qiao saat mengandung dulu.
Cukup mengucapkan nama 'Yan Wushi' maka seluruh manusia akan bungkam. Ada yang lari ketakutan, ada yang berbicara diam-diam, bahkan ada yang bersujud hormat. Dia itu terkenal. Pertama, karena dia pandai memprovokasi orang. Kedua, senang mencari masalah dengan orang itu. Ketiga, dia sering berkata-kata sangat kasar bahkan terhadap seorang anak kecil.
Masih dengan posisi dipangku, Yan Wushi melihat kalau Shen Qiao agak nyaman. Dia menyipitkan mata, tapi senyuman menggoda itu tidak luput dari bibirnya.
"Ah Qiao. Jika kau merasakan sakit, cukup sebut namaku, akan kupijat tubuhmu yang pegal. Mau tidak?" Jangan tanya bagaimana malunya Shen Qiao sekarang. Duduk berhadapan, dengan posisi yang terbilang erotis, serta percakapan tak senonoh dari Yan Wushi membuat wajahnya yang ayu memerah. Telinganya bagai tomat yang sudah matang. Dia menunduk. Tidak mau menjawab.
"Hahahaha. Kau malu? Ah Qiao oh Ah Qiao. Kita pernah berhubungan seks, dan kau masih malu? Bukankah simbiosis mutualisme itu perlu di antara kita? Aku akan memijatmu, dan kau akan membalas budiku dengan tubuhmu. Bukankah kita sama-sama untung?" Kalimat itu tidak beralasan. Shen Qiao tahu itu hanyalah akal busuk Yan Wushi. Semakin dia menjawab, maka semakin Yan Wushi gencar menggoda dirinya. Tetapi jika dia tidak menjawab, maka ocehan Yan Wushi semakin banyak. Lantas, dia harus apa?
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M YOURS || YanShen |BL (DROPPED)
FantasyYan Wushi, pria yang suka berkata sarkas dan kasar. Bertemu dengan Shen Qiao, mantan ketua sekte gunung Xuandu yang tidak pernah mempunyai dendam bagaimanapun orang-orang menyakitinya. Yan Wushi berniat membuat Shen Qiao memiliki perasaan benci dan...